26

2.5K 144 16
                                    

Pagi itu di kediaman keluarga Choi Soobin dan Choi Yeonjun. Berjalan tenang seperti biasanya.

Seperti biasa Yeonjun yang sudah berada di dapur untuk membuatkan sarapan untuk anak dan suaminya.

Saat semua makanan sudah Yeonjun susun rapi di meja makan, bertepatan dengan datangnya Soojun serta Soobin yang turun dari kamar, dan langsung saja mereka makan sarapan yang telah di siapkan Yeonjun.

Seperti biasa saat kegiatan makan sedang berlangsung, tidak ada yang bersuara sama sekali. Semuanya sibuk dengan makanan yang ada di hadapan masing masing.

"Ibu, aku pulang cepat nanti, Sekolah mengadakan rapat, jadi Ssaem bilang untuk orang tua menjemput lebih cepat dari waktu biasanya" Soojun, yang pertama membuka suara setelah makanan nya habis.

Yeonjun mengangguk mengerti, namun ucapannya di potong Soobin.

"Baiklah, kalau begitu biar ayah yang menjemput mu, jangan membantah ku hyung, kau sedang hamil, aku tidak mau kau kenapa napa" Ucap Soobin cepat saat Yeonjun ingin protes.

"Tapi aku masih bisa, aku tidak kesakitan seperti mengandung Soojun Soobin"

"Tetap saja Hyung, Soojun biar aku saja yang menjemput"

"Baiklah, tapi makan siang mu biar aku yang mengantar nanti, jangan melarang ku!" Tegas Yeonjun.

"Heyy, itu sama saja kau keluar rumah" protes Soobin lagi.

"Jadi kau melarang ku untuk tidak berpergian kemana mana dan tetap di rumah? Itu membosankan Soobin". Sambung Yeonjun.

"Hyung dengar, aku hany–"

"Soobin ayolah, hanya mengantar makan siang mu" bujuk Yeonjun, dan jangan lupakan bibir yang sengaja di manyunkan itu.

Ucapan Soobin di potong Yeonjun begitu saja, Dia tau kelemahan suaminya itu jika ia sudah berlaku seperti ini, merajuk kepada Soobin. Soobin tidak pernah tidak luluh. Dan lihat?-

"Baiklah, tapi dengan Mark, deal? Kalau tidak terima Mark saja yang menjemput makan siang ku, kau Tidak udah ikut"

-Dia menyetujui nya, walaupun dengan sedikit ancaman, setidaknya Soobin mengizinkan bukan?.

"Huh dasar pak tua, baiklah"

"Bahkan kau lebih tua dariku setahun Hyung, tidak berkaca" jawab Soobin.

Berterima kasihlah kepada Soojun yang dengan cepat menengahi acara pertengkaran kecil yang di sebabkan oleh ayah dan ibunya.

"Ini masih pagi, jangan ribut, ibu kenapa sekarang jadi cerewet? Seperti aunti Beomgyu"

Soobin kelepasan tertawa jika saja tidak di pelototi oleh Yeonjun terlebih dahulu.

"Aihh sudah sudah, sekarang kau siap siap berangkat sekolah, dan kau Soobin, jangan mengebut seperti kemarin, anakku ketakutan kau tau?"

"Ibu aku tidak ketakutan, itu menyenangkan" protes Soojun lelah, menurutnya Yeonjun lama lama sangat cerewet.

"Menyenangkan kepala mu, itu bahaya Soojun, kalau kalian kecelakaan bagaimana? Demi Tuhan aku tidak mau hidup sendiri lagi, cukup aku kehilangan kedua orang tua ku, aku tidak ingin ikut kehilangan kalian berdua" di akhir katanya, suara Yeonjun mengecil.

Soobin yang melihat itu langsung berdiri dan berjalan mendekati kursi Yeonjun, memeluknya serta menenangkan Yeonjun yang seperti sudah akan menangis.

"Hyung sudah, baiklah aku tidak akan melakukannya lagi, aku melakukannya juga bukan tanpa alasan, aku minta maaf, Hyung aku mencintaimu" Soobin mengecup singkat pucuk kepala Yeonjun dan kembali memeluknya "Aku dan Soojun di sini bersama mu, kita tidak meninggalkan mu Hyung" lanjutnya.

Its Hurt But I Love You (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang