17

1.6K 147 5
                                    

2 bulan kemudian...

"Hyung aku berangkat ya, jangan menunggu ku lagi jika aku pulang telat, sudah berapa kali ku katakan. Kau tidur saja jika sudah merasa mengatuk! Jangan sampai aku melihatmu lagi tertidur di sofa karena menunggu ku pulang lagi. Kau mengerti rubah gendut?" Ucap Soobin panjang lebar.

Yeonjun yang merasa kesal di panggil seperti itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya imut.

"Aku hanya menunggu suami ku pulang. Salah? Dan aku bukan rubah gendut. Berhenti memanggilku seperti itu!"

"Tidak salah. Tapi kau harus memperhatikan dirimu juga. Kau memang gendut Hyung!"

"Aishh bocah ini, ya sudah sana berangkat. Hati hati!"

"Eum! Aku pergi" ucap Soobin dan mengecup kening dan bibir tebal Yeonjun sekilas.

Setelahnya Soobin masuk ke dalam mobil dan melajukannya menuju kantor.

Seperti biasa, Yeonjun akan masuk ke dalam rumah saat mobil suaminya itu tak terlihat lagi dari pandangan nya.

Saat di rasa Soobin sudah pergi, Yeonjun tersenyum tipis seraya mengusap perutnya yang masih datar.

"Ibu lupa memberi tahu ayah mu tentang keberadaan mu lagi sayang. Aishh padahal ibu mu ini belum tua. Kenapa jadi pelupa seperti ini" monolog Yeonjun pelan.

Sebenarnya Yeonjun sudah ingin memberi tahu Soobin kalau dirinya kini tengah mengandung anak dari pemuda Choi tersebut. Sudah jalan tiga minggu. Tapi lagi lagi Yeonjun lupa mengatakannya. Mungkin nanti malam saja.

Saat Yeonjun ingin berbalik masuk ke dalam mansion, seseorang dengan pakaian serba hitamnya berdiri di depannya.

Yeonjun ingin berteriak, namun orang itu langsung membekap mulutnya dengan sapu tangan.

Dan yang Yeonjun tahu setelahnya. Semua gelap.





•••


Tok tok tok..

"Masuk" ucap Soobin mempersilahkan sekretaris nya yang tak lain ialah Mark lee untuk masuk kedalam ruangan nya.

"Ada apa?" Tanya Soobin lagi. Terlihat Mark membawa beberapa tumpukan dokumen dan menaruhnya di hadapan presdir muda tersebut.

"Ini ada beberapa Dokumen lagi yang harus anda tanda tangani tuan" ucap Mark.

"Ada lagi setelah ini?"

"Tidak. Ini yang terakhir tuan"

Terdengar helaan nafas pelan dari Soobin. Ia menatap sekeliling dan mulai menanda tangani dokumen yang di bawa oleh Mark tadi.

"Jika hanya ada kita berdua jangan terlalu formal Hyung, kenapa kau bebal sekali? Sangat mirip dengan Yeonjun Hyung!".

Mark terkekeh kecil "Aku hanya sedang menjalankan tugasku dengan baik. Siapa tau aku mendapat kenaikan gaji atau naik pangkat mungkin?" Canda Mark.

"Omong kosong. Aku sudah menawarkan padamu untuk menjadi kepala divisi di sini. Tapi kau malah tidak mau dan memilih menjadi sekretaris ku" sanggah Soobin.

Its Hurt But I Love You (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang