"Setiap orang memiliki duka rahasia yang tidak diketahui dunia; dan sering kali kami menyebutnya orang dingin padahal dia hanya sedih." -Henry Wadsworth Longfellow
🌻🌻
Awalnya Luke ingin mengecek pembayaran dari sang klien, namun dia mendadak syok ketika melihat saldo dalam rekeningnya, mengapa bisa digit dan angkanya bertambah 3 kali lipat?
"Hell, gue nggak pelihara babi ngepet, tapi kenapa saldonya bisa segini? Apa pecundang itu ngasih gue bonus? Atau salah transfer?" Berbagai pertanyaan timbul di kepala Luke. Tetapi yang dikhawatirkan ini semua hanya taktik polisi yang sedang mengincarnya karena penyeludupan senjata 4 hari lalu di daerah Maluku Utara.
Ditengah kebingungannya, Luke mendengar pintu ruangannya dibuka secara kasar dan mendapati Elana datang dengan wajah datarnya. "Calm down, Babe, what's up, is anything wrong??"
"Saya muak melihat bunga matahari." Perempuan itu mencerca lalu menghempaskan tubuhnya di sofa panjang sembari memijat kepalanya sedikit pusing akibat alkohol yang dikonsumsinya semalam. "Cari siapapun yang ngirim bunga matahari di luar apartment saya bahkan di dalam mobil saya. Saya pikir ada yang nggak beres dengan bajingan itu."
"Lo bukannya suka bunga matahari?"
Elana mendelik tajam. "Hanya gadis lemah itu yabg menyukai bunga matahari, saya tidak."
Luke menghampiri dan duduk di samping Elana kemudian merangkulnya. "Bukannya lo sama dia masih satu kesatuan? Lo adalah dia, dan dia adalah lo. Stop bertingkah seperti iblis yang kejam. Lo nggak bisa membunuh dia, karena dia adalah diri lo sendiri. Calm down, relax, Babe."
"Shit, I hate you, Luke. Kamu ngebela orang lemah." Elana menyikut tulang rusuk lelaki di sebelahnya sehingga terdengar ringisan dari bibir Luke.
"Gue nggak ngebela orang lemah, El, it's all about you. Kita lagi membicarakan diri lo, bukan orang lain." Luke mencium bau alkohol dari tubuh Elana. "Btw, lo minum? Kapan?" Dia kembali mengendus aroma di sekitarnya, indra penciumannya memang tajam sehingga dapat menangkap aroma alkohol dari Elana, walaupun sudah tersamarkan oleh parfume.
"Are you crazy, Luke? Saya menelpon kamu semalam, dan kamu langsung datang, bahkan sebelum pulang kamu memasak sup untuk saya." Penjelasan Elana membuat lelaki itu bingung. Semalaman Luke berada di club bersama rekan bisnisnya.
Otak Luke kembali memutar ingatannya, siapa tahu dia juga lupa-ah tidak. Rasanya tidak masuk akal jika lupa, karena kejadiannya baru semalam. Luke khawatir kalau ada penyusup yang memasuki kamar Elana dan bertindak melecehkan perempuan itu, Luke tidak ingin gegabah. Dia harus cari tahu dulu siapa yang datang ke tempat Elana semalam, tanpa memberitahu kalau bukan dia yang datang apartment perempuan itu.
Jika Elana tahu bukan Luke yang semalam menemaninya, sudah dapat dipastikan perempuan itu akan panik dan ingatan kelam kembali menghantuinya.
"Wait, El, gue harus telpon klien." Luke berlagak melihat jam tangannya sebagai tanda bahwa dia sedang memeriksa jadwalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
FanfictionWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...