Jika saya tidak bisa menjadi alasan untuk seseorang menerima lamaran saya, maka berlian yang akan menjadi alasan lamaran saya diterima.
-Junna
🌻🌻
Elana berlari di tengah hutan yang dipenuhi kabut, ini sudah menjadi usaha untuk kabur yang ke lima kalinya. Berkali-kali dia tertangkap dan disiksa kembali baik fisik maupun psikisnya.
Dengan sekuat tenaga walau kakinya tertusuk duri ataupun menginjak beberapa ranting kecil yang mengakibatkan telapaknya terluka. Meskipun tubuhnya dipenuhi luka, kemaluannya perih akibat digilir berkali-kali bahkan tidak terhitung, dan kepalanya pening, dia tetap berusaha kabur tanpa ingin menyerah.
DOR
Suara tembakkan membuat Elana terkejut dan jatuh ke semak belukar. Yang bisa dilakukan hanyalah menangis tanpa henti seraya meminta pertolongan.
Hongkong. Di negara inilah para penculik itu membawa Elana.
"Hello manis, mau ke mana, hm? Nggak capek lari terus?" Sang penembak itu mendekati Elana, walaupun peluru itu tidak mengenai tubuh ringkih Elana tetapi kekuatannya melemah berganti dengan rasa takut yang amat sangat.
Penembak bertopeng itu dengan mudahnya mengangkat tubuh Elana kemudian dibawanya menggunakan mobil Jeep. "Kau akan terima hukumannya," desisnya diselingi suara tawa yang begitu mengerikan.
Seketika mobilnya terhenti, sang penembak sengaja memberhentikan mobilnya sebelum sampai di tujuan. Hal pertama yang dilakukan adalah menarik rambut Elana.
"Gara-gara jalang kayak lo, gue habis digebukin sama atasan gue. Anjing! Lo harus rasain hukumannya!" Orang itu membuka pintu pada bagian penumpang, di mana itu adalah tempat Elana. Setelah pintu itu terbuka lebar, dia menendang Elana hingga jatuh ke luar mobil.
Tidak hanya sampai sana, orang itu segera keluar dari mobilnya dan kembali menarik rambut Elana hingga tubuhnya terseret. Rintihan dan tangisan membuat lelaki itu muak, alhasil dia kembali menampar wajah Elana sebanyak 2 kali.
"Diem! Jangan nangis, lo cukup mendesah dan sebut nama gue—Rey." Lelaki itu seperti orang kesetanan, dia mengangkat long dress putih lusuh yang dikenakan Elana lalu menyetubuhinya secara kasar.
Dari sisi Elana, entah sekedar halusinasi atau nyata, netranya menangkap seseorang yang sedang mengayunkan pistolnya kepada lelaki yang sedang memperkosanya saat ini. Orang itu mengisyaratkan untuk diam, dan Elana berdoa dalam hati, semoga saja orang itu benar-benar malaikat penolongnya.
DOR
Peluru berhasil mengenai kepala lelaki yang bernama Rey. Tentunya Elana syok, darah menyiprat pada wajahnya, seketika dia teringat bagaimana kedua orang tuanya dibunuh dengan sadis oleh para sekelompok bajingan. Bagaimana dada Ayahnya di belah lalu organ dalamnya diambil untuk dijual. Bagaimana Ibunya meninggal dengan kondisi mengenaskan. Dan terakhir, adik kecilnya yang berjalan ke arahnya seketika ditembak tanpa aba-aba.
Elana melihat semuanya, ketika darah itu mengenai wajahnya, kepala Elana mendadak pening hingga akhirnya dia pingsan.
Suara monitor detak jantung, bau obat-obatan, hidung dimasukan selang oksigen, jarum infus menempel di tangannya. Elana sudah hapal betul keberadaannya saat ini di mana.
"Luke..." panggilnya membuat yang ada di ruangan memusatkan atensinya pada Elana.
For Your Information, pagi ini Elana sudah berada di kamar inapnya bukan lagi di IGD.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
FanficWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...