"Setiap orang pasti memiliki masa lalu, namun ada beberapa orang yang terganggu oleh kehidupan masa lalunya hingga masa sekarang."
🌻🌻
Pantulan cahaya matahari menyilaukan mata perempuan berparas cantik yang sedang terlelap tidur. Karena terganggu dengan cahaya yang menusuk matanya, dia membuka mata walau terasa berat.
"Elana!" Panggilan seseorang dari luar membuat matanya melebar.
Perempuan itu langsung menuruni tempat tidurnya dan berlari menghampiri orang yang memanggilnya. Tampak jelas seorang perempuan yang sedang memasak.
"Meira?"
"Iya... ini gue, kenapa? Emang dasar kebluk! Gila kali lo yak jam segini baru bangun. Tuh lihat sekarang udah jam sembilan pagi, padahal lo tidur dari kemaren sore. Makanya kata gue juga jangan porsir badan lo secara berlebihan," omel Meira.
Elana tampak kebingungan, "Lo dari kapan di sini?"
"Dari kemaren sore. Kemaren Junna minta gue ke sini buat nemenin lo, dia juga yang gendong lo dari parkiran mobil sampai ke sini. Makanya jadi orang tuh jangan kebluk. Oh iya, Junna juga ganti kunci apart lo, katanya pass yang dulu terlalu gampang diakses sama orang lain. Passnya jadi 140297"
"Di mana dia sekarang?"
Tangan Meira yang sedang mengiris wortel terhenti akibat pertanyaan Elana. "Huh! Kalau gak ada aja dicari, kalau ada disia-siain. Dia udah pulang lah dari kemarin sore."
Tunggu! Sebenarnya ada apa ini? Apa maksud perkataan Meira? Junna pulang sejak kemarin sore, lalu yang semalam siapa? Bukankah lelaki itu... menciumnya?
"Mei, gue tanya sekali lagi, lo kapan datang ke sini?"
"Kemaren sore, El, astagaa! Kenapa sih emangnya?" Meira sampai gemas sendiri melihat tingkah Elana seperti orang linglung.
Elana memegangi bibirnya. Rasanya tidak mungkin jika itu mimpi, Elana merasakan dengan sangat nyata bahwa lelaki itu menciumnya.
"Mei, apa semalam ada sesuatu yang terjadi?" Elana bertanya sekali lagi untuk memastikan bahwa apa yang terjadi semalam merupakan sebuah mimpi yang hanya menjadi bunga tidur.
"Enggak kok. Emang ada apa?" Meira membalikkan pertanyaan kepada Elana.
Elana menggeleng cepat agar lawan bicaranya tidak curiga. Dia membalikkan badan dan kembali ke kamar tanpa peduli Meira memanggilnya berulang kali. Elana menyiapkan diri untuk pergi pemotretan siang ini, sengaja dia meminta kepada Kia agar jadwalnya hari ini dipadatkan sampai sore.
Hampir satu jam berlalu, Elana sudah rapih dengan setelan blezer berwarna hitam dan rok pendek yang hanya menutupi setengah paha berwarna senada dengan blezernya. Dan memakai kaos biru muda polos sebagai baju dalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
Fiksi PenggemarWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...