"Hal yang paling jauh dari kita adalah waktu, yang paling dekat adalah kematian, yang paling berat adalah amanah."
-Dian Nafi🌻🌻
⚠️Disclaimer : mengandung unsur kekerasan dan pelecehan. Harap bijak dalam membaca.⚠️
Bugh
Suara pukulan kencang mendominasi keheningan pada koridor IGD. Semua orang yang ada di sana; Junna, Meira, Inna, dan Tara selaku tangan kanan Luke tersentak lantaran Lee yang baru datang melayangkan pukulannya kepada Luke.
"Kamu tidak bisa dipercaya, Luke!" desis Lee tajam.
"Maaf, Paman Lee," lirih Luke.
Inna tidak ingin suasana menjadi keruh ditambah mereka sedang berada di rumah sakit, alhasil dia menarik Lee dan berupaya menenangkan pria itu. "Mas, tenang, Operasi Elana berjalan lancar, dokter sudah menangani, sekarang hanya tinggal tunggu sadar," ujarnya sembari menahan tangan Lee, namun tidak diperdulikan oleh lelaki itu.
Atensi Lee masih berpusat pada Luke, menatap tajam ke arah lelaki yang tersungkur lemas di lantai. Kamu sendiri tau kondisi Elana seperti apa, dulu kamu sudah berjanji pada saya untuk menjaganya, lalu sekarang? Kamu ingkar..."
Junna terdiam, yang seharusnya salah di sini adalah dirinya. Dia yang tidak memastikan Elana sampai dengan selamat, dia pula yang tidak mempercayai ucapan Luke sebelumnya, dan tunggu... sedekat apa hubungan Elana dengan Luke hingga lelaki itu bisa tahu semua masa lalu Elana?
Pertanyaan yang selalu ditanyakan dalam diri Junna namun enggan untuk disampaikan, membiarkan rasa penasaran terus menyelimutinya entah sampai kapan. Tetapi itu bukan prioritasnya sekarang, karena Elana lebih utama, tak peduli apapun yang terjadi di masa lalu, karena masa depan lebih penting untuk disiapkan dari sekarang.
"Permisi, saya Junna, di sini saya yang sepenuhnya salah, Pak, bukan Luke," tukas Junna seraya membantu Luke berdiri. "Saya yang tidak memastikan Elana sampai unitnya dengan selamat, saya hanya mengantarnya hingga depan gedung, dan saya tidak langsung pergi saat Luke menyuruh saya menemui El—"
Bugh. Lee menepis tangan Inna dan memukul Junna sebanyak tiga kali. Lebih parah dari Luke.
"Lee sudah, hentikan! Jangan memperkeruh suasana!" sentak Inna, kembali menarik tubuh Lee.
"Junna!" Meira syok, dia segera membantu Junna untuk berdiri.
Suasananya kini berubah menjadi emosional, awalnya penuh amarah kini bergantikan dengan kesedihan dalam diri Lee. "Gadis kecil yang malang," lirih Lee.
Terlepas dari semua kesalahan Junna maupun Luke, Lee menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Elana hari ini. Dia lalai, bahkan ketika sudah bersumpah pada hari pemakaman kedua orang tua Elana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
FanfictionWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...