"Belajarlah memiliki sebelum kehilangan yang menjelaskan." -Unknown
🌻🌻
Junna kembali termenung di balkon apartement-nya, melihat langit sudah mulai berwarna orange diakibatkan oleh matahari yang perlahan tenggelam. Siang tergantikan malam, begitupula manusia yang bisa tergantikan kapan saja oleh manusia lainnya.
Junna memegang sebuah figura kecil di mana ketiga orang tertawa bahagia. Sudah genap 5 tahun semenjak kepergian Mamanya, Junna tahu umurnya saat ini sedikit tidak pantas untuk menangisi yang sudah pergi, tapi... entah kenapa sakitnya masih sama seperti 5 tahun lalu---saat dia pertama kali ditinggal oleh Mamanya.
"Ma... Junna ada cerita." Lelaki itu bermonolog sendiri. "Waktu sebelum kita pindah ke Aussie, Mama pernah ketemu Elana kan? Saat itu Mama bilang dia mirip banget sifatnya sama Mama, apalagi pas kalian ketawa. Nggak tau memang mirip atau Mama yang sengaja ingin dimiripin sama dia, hehe. Tapi sekarang Junna menyadari kalau kalian berdua benar-benar mirip. Kalian sama, sama-sama pergi ninggalin Junna sendiri."
"Aku pikir dengan kembalinya ke Indonesia, bisa melihat sebagian diri Mama dalam diri Elana tapi ternyata aku salah. Baik Mama maupun Elana sama-sama hilang, aku belum melihat tawa ataupun senyuman kalian sejak 5 tahun lalu. Ma, apa aku harus menunggu sebentar lagi atau menyerah?"
Terlalu asik berbicara sama langit sampai tidak sadar ponselnya berbunyi berulang kali. Ada tiga telpon masuk namun sengaja diabaikan, dan untuk kesekian kalinya ponsel Junna berbunyi.
Ahre.
Satu nama yang membuat Junna enggan untuk mengangkat. Dia tahu bahwa pertemanannya dengan seorang Fahre Fatim Mulya bukan hanya sekedar teman yang kenal satu atau dua hari, mereka tumbuh bersama sejak kecil. Tetapi ketika mendengar bahwa teman baiknya itu gagal menjaga Elana--perempuan yang dia cintai, mengingat itu amarahnya langsung tidak terkendali.
Dengan berat hati Junna menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Jun, lo balik ke Indo? Kapan? Kok gak bilang gue sih?" cecar lelaki itu dari sebrang telpon, dapat dibayangkan raut wajahnya seperti apa sekarang.
"Beberapa hari lalu," jawab Junna malas.
"Lo main atau menetap?"
"Menetap."
"Terus kuliah lo di Aussie gimana? Jangan bilang lo pindah ke Universitas punya bokap lo?"
"Iya. Lo di mana sekarang?"
"Jogja lah, kenapa? Lo mau ke sini?" ledek lelaki itu, dilanjutkan oleh kekehan geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
Fiksi PenggemarWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...