"Rasa sakit sebenarnya tidak dapat disembunyikan oleh apapun"
🌻🌻
Suara tembakkan begitu nyaring membuat seorang gadis terbangun dari tidurnya. Pada saat membuka mata, sekelilingnya tampak gelap sehingga tidak dapat melihat apapun di sekitarnya. Dengan menggunakan insting, gadis itu turun dari tempat tidurnya serta mengulurkan kedua tangannya ke depan sebagai guna meraba benda di sekelilingnya.
Setelah beberapa menit berusaha mencari ponselnya di tengah kegelapan dan hanya mengandalkan cahaya rembulan yang memantul di kaca jendela, akhirnya gadis itu berhasil mendapatkan benda ponselnya. Segera dia menyalakan senter dari ponsel dan mengecek keadaan sekitar.
Gadis itu memberanikan diri keluar kamar untuk membangunkan kedua orang tuanya, baru saja dia menuruni 7 anak tangga, tungkainya melemas menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya.
"Papa." Gadis itu berujar lirih melihat sang Ayah yang sudah tergeletak bersimbah darah ditambah Mamanya sedang diperkosa oleh 4 orang asing yang menggunakan pakaian serba hitam dan topeng. "Mama," lirihnya.
Mamanya melihat gadis itu kemudian memberi isyarat menggunakan tangannya untuk pergi menjauh dari situasinya saat ini, gadis itu paham dan segera membalikkan badan berniat untuk lari dan menelpon polisi sebelum keempat orang bejat itu menyadarinya.
Pada saat dia membalikkan badan, sebuah pistol menodong kepalanya."Mau ke mana cantik?"
Gadis itu dapat melihat senyuman bengis dari balik topeng orang yang sedang menodongkan pistol ke arahnya. Kakinya melangkah mundur menuruni anak tangga, nahasnya pada saat itu pula kakinya tidak menapak dengan benar alhasil dia terhuyung ke belakang.
Anehnya... gadis itu tidak merasakan sakit melainkan dia merasa sedang jatuh ke dalam jurang yang sangat-sangat gelap bahkan pria asing yang menodongkan pistol sudah sangat jauh dari penglihatannya.
Tubuh gadis itu tidak bisa digerakan, air mata menetes dari pelupuk matanya, dia berharap bahwa semua yang dilihat barusan hanyalah mimpi buruk dan saat ini dia akan kembali pada kenyataan serta melupakan mimpi buruk itu.
Gadis itu masih berada dalam posisi sama yang berbeda hanyalah suhunya semakin dingin, dia melirik sekelilingnya hanya ada warna hitam dengan satu titik cahaya di hadapannya, namun cahaya itu terlihat sangat jauh. Apakah dia jatuh dalam kegelapan? Dia membenci warna hitam, dengan artian dia membenci kegelapan yang memiliki makna; kesedihan, kesengsaraan dan kepedihan.
Semakin dalam gadis itu terjatuh, dia mulai mendengar suara teriakkan dari Mamanya, rintihan Papanya, bahkan... tangisan adiknya.
Semakin dalam gadis itu terjatuh suara bayi menangis mendominasi pendengarannya. Lalu tubuhnya terus saja jatuh semakin dalam tetapi sekarang berbeda, kegelapan itu berganti menjadi warna abu-abu.
Dia mendengar sesuatu yang membuat perasaannya tenang."El, it's okey, I'm here. Bangun ya? Aku akan temani kamu setiap hari bahkan selamanya..."
Gadis itu memejamkan matanya, berharap semua ini akan berakhir. Kegelapan ini akan berakhir.
Hingga sampai di mana gadis itu menimpa raga seseorang, ternyata semua ini bukan mimpi, akan tetapi kenyataan pahit yang sedang dia jalani hingga saat ini. Kegelapan tiada akhir, harapannya pun sia-sia, seketika dia merasa konyol berharap pada sebuah takdir yang sudah jelas tidak bisa dia kembalikan.
Suara monitor detak jantung mengusik pendengarannya, kelopak matanya membuka secara perlahan. Cahaya lampu menyilaukannya, didengarnya suara lelaki menyebut namanya berulang kali. Suara penuh simpati yang membuatnya muak. Dia benci dipandang lemah dan melihat orang lain bersimpati kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
FanfictionWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...