33. Love or Obsession?

109 19 4
                                    

"Jika tidak boleh memaksa suatu kebersamaan adalah cara dari mencintai, maka biarkan aku memilih cara lain; terobsesi denganmu. Dengan itu kita akan bersama apapun resikonya."

Junna Aditya Wisha Pradana

—Junna Aditya Wisha Pradana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻

"May I?" Pertanyaan itu Junna lontarkan pada perempuan yang tengah duduk seraya memandang kumpulan awan di jendela pesawat. Perempuan itu menoleh, kemudian menaikkan satu alisnya, tampak bingung maksud dari pertanyaan Junna. "Holding your hand."

"You don't need permission, Sir." Elana, perempuan yang tengah duduk di samping Junna lebih dahulu menggenggam tangan lelaki itu. Entah inisiatifnya muncul begitu saja, rasanya seperti... menemukan sebuah kehangatan yang tersalurkan dari sebuah genggaman tangan.

Sepanjang perjalanan keduanya menuju Australia dengan tujuan menemui keluarga Junna, terkhususnya Ayah Junna untuk meminta restu dari hubungan mereka yang akan melangkah ke jenjang yang lebih serius. Dalam hitungan hari acara pertunangan keduanya akan diselenggarakan, meski tidak dengan acara yang megah, hanya mengundang para saudara dari kedua belah pihak dan beberapa teman dekat serta kerabat.

Memang semua terkesan mendadak, namun berkat Inna-tante dari Junna dibantu beberapa karyawan semua tampak berjalan lancar. Untuk restu, dari awal Junna tidak peduli mengenai restu keluarganya bahkan Ayahnya sudah membebaskan Junna untuk memilih dan lebih fokus bersama keluarga barunya di Australia, namun desakan Inna dan juga Lee untuk sekedar memberitahu Ayahnya membuat Junna dan Elana harus mendadak terbang ke Australia pagi ini.

"Tell me about your family," ujar Elana secara tiba-tiba.

Junna tersenyum, melakukan kebiasaan lama; memutar cincin berlian pemberiannya di jari manis milik Elana. Keyakinannya selama ini membuahkan hasil, bukan? Memang tidak hasil yang signifikan tetapi secara perlahan dia yakin bahwa Elana akan kembali seperti dahulu.

"Satu bulan sebelum aku kembali ke Indonesia, Papa menikah lagi. Aku marah, El, aku seperti anak remaja yang nggak terima Papa nikah lagi dan hidup bahagia bersama perempuan selain Mama, sampai sekarang nggak ada yang bisa gantiin sosok Mama buat aku. Tapi Papa nggak mendengar bahkan sejak awal nggak ada diskusi tentang hal itu, aku tau satu minggu sebelum pesta pernikahan Papa, aku marah dan nggak didengar sama beliau sampai akhirnya mereka membentuk keluarga baru dan perempuan itu hamil, lalu aku kembali ke Indonesia,"

"Oleh karena itu aku menganggap bahwa restu Papa nggak penting dalam hubungan kita. Papa juga memberikan kepercayaan dan membebaskan aku untuk melakukan apapun, asalkan aku tetap bekerja di Wisha Pradia Corp. Hubungan kita saat ini hanya sebatas pekerjaan, aku dan Papa udah nggak pernah lagi berkomunikasi intens layaknya seorang Ayah dan anak laki-lakinya." Junna menjelaskan panjang lebar, sedangkan perempuan itu setia menyimak semua penjelasannya.

SECRETUM OF ELANA || JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang