"Ketika sedang membutuhkan rasa aman, tenang, dan bahagia. Yang dibutuhkan hanyalah satu pelukan hangat dari orang yang tepat."
🌻🌻
Mata perempuan itu berbinar ketika sang lelaki memasukan cincin berlian, hal yang sama dilakukan pula oleh si perempuan terhadap lelaki tadi. Sepasang kekasih itu menyematkan dua buah cincin di jari manis mereka masing-masing, pancaran kebahagiaan tidak lepas dari raut wajah mereka.
Tepuk tangan meriah dari tamu undangan ketika sang laki-laki mendaratkan bibirnya di kening perempuan itu. Acara inti pun selesai, kini giliran tamu undangan memberikan selamat kepada dua sejoli yang baru saja melangsungkan pertunangan.
"Oy, Ahre! Gila lo ya, 3 tahun gak ketemu dan sekalinya ketemu tiba-tiba lo udah tunangan," seru Farhan, selaku teman SMA kedua sejoli itu, "sama Fisya lagi. Gak nyangka banget gue sumpah." Dia memberi tonjokan pelan ke bahu lelaki yang bernama Ahre.
Baik Fisya maupun Ahre tersenyum menanggapi temannya. Bisa dibilang Farhan merupakan salah satu teman tongkrongan semasa SMA. Tidak hanya Farhan, hampir satu angkatan di SMA diundang oleh Ahre dan Fisya. Acara pertunangannya dibuat sangat meriah sekaligus mewah.
"Makasih udah dateng, Han. Fiko sama Tora mana?" ujar Ahre.
"Biasa tuh bocah dua. Nyari makanan." Farhan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan dua temannya. "Tuh dia!" Dia menunjuk dua lelaki yang tengah berjalah ke arahnya.
"What's up, Bro," sapa Tora diiringi dengan jabat tangan antara dirinya dan Ahre.
Fiko melakukan hal yang sama seperti Tora sebelumnya, karena tangannya memegang beberapa kue akhirnya dia memasukan semua kue tersebut ke dalam mulutnya sebelum menjabat tangan Ahre.
"Sewlawmats awtwas pewrtunwangwan lwo." Fiko berkata tidak jelas lantaran mulutnya penuh makanan.
"Kunyah dulu, Fik, malu-maluin lo anjir! Dari SMA sampe sekarang gak pernah berubah," ejek Tora.
Susah payah Fiko menelan makanan dalam mulutnya, dia pun tersenyum lebar. "Anjir! Gini ye kondangan di tempat orang kaya, kagak ade tuh yang namanya jengkol." Aksen betawi terdengar jelas dari pelafalan yang dilontarkan lelaki itu. "Gue kira lo masih sama Elana, Re," celetuknya tanpa beban dan tanpa memperhatikan raut wajah kedua pasangan itu.
Sontak saja Tora langsung menyikut perut buncit milik Fiko dan mengisyaratkan agar lelaki itu diam.
"Re, aku mau nyambut teman-teman yang lain dulu yaa. Duluan semua." Fisya pamit kepada teman-teman Ahre, lalu pergi begitu saja. Sejujurnya dia tidak ingin membahas mengenai masa lalu. Terlebih lagi di hari kebahagiaannya.
Fisya mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang, setelah cukup lama mengitari tampat yang lumayan besar ditambah tamu undangan menyapa dan sesekali mengajaknya ngobrol, akhirnya seseorang yang dicari ketemu.
"Meira!" pekik Fisya girang, lalu menghampiri orang itu dan sudah berancang memeluknya. Namun orang itu langsung memberi isyarat untuk tidak memeluknya, hal itu tentu saja mengubah raut wajahnya menjadi sendu seketika. "Gue seneng banget lo datang," serunya tetap berusaha tampak ceria.
"Lo bahagia?"
Fisya mengangguk cepat disertai senyuman lebarnya. "Sangat!" jawabnya antusias.
Orang itu adalah Meira. Dia menyunggingkan senyumannya, menampakkan seringaian menyeramkan kepada sahabatnya yang sedang berbahagia---ralat, kepada mantan sahabatnya itu. Semenjak melihat adegan ciuman beberapa tahun silam, Meira sudah memutuskan hubungan persahabatannya bersama perempuan tidak tahu diri macam Fisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETUM OF ELANA || Jaehyun
FanficWarning 17+ Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini. 🌻🌻 "Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...