Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◾◾◾◾ ⬇️⬇️⬇️
Tak begitu sulit untuk menemukan keberada Lim, sehari setelah kabar itu meluas marco mendapatkan informasi Lim. Yang lebih mengejutkannya lagi adalah lim tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya. Sebelumnya marco terlebih dahulu pergi ke tempat lim bekerja namun pihak disana mengatakan lim tak masuk kerja dengan alasan sakit. Tak mau membuang waktu marco langsung bergegas menuju apartemen lim.
Saat tiba di area apartemen lim, marco tak lantas turun langsung. Sesaat ia mengamati apartement itu, hatinya teriris pilu megetahui putra kesayangannya tinggal di tempat itu. Marco sangat menyayangi lim, ia sangat menyesal dulu sempat tak mengakui lim sebagai putranya. Namun saat pertama kali ia melihat baby lim, hatinya langsung menghangat ia jatuh hati melihat wajah tanpa dosa itu. Dan saat itu marco berjanji akan menyayangi lim dan memberikan apapun untuk kesayangannya itu. Namun takdir berkata lain, lim mengetahui rahasia terbesarnya.
Dan lihatlah sekarang, putra kesayangannya harus menderita atas perbuatannya dimasa lalu.
"tuan apakah kita tidak akan keluar?" tanya supir marco yang melihat tuannya itu hanya diam saja menatap keluar jendela.
"apakah putraku akan memaafkanku felix?" macro balik bertanya kepada supirnya itu.
Felix sesaat melirik tuannya itu dari kaca spion depan, ia tahu jika tuannya saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"saya mengenal tuan muda lim dari kecil tuan, dia anak yang baik dan saya yakin tuan muda akan memaafkan anda" jawab felix memberikan dukungan kepada majikannya itu.
"terimakasih felix..." sahut marco dengan tersenyum getir.
dengan menghela nafas panjang marcopun membuka pintu mobil dengan perlahan, ini memang sudah menjadi kebiasaanya membuka pintu dengan tangannya sendiri. Marco melarang semua supirnya untuk membukan pintu untuk dirinya ataupun keluarganya. Itu adalah pekerjaan mudah tanpa perlu bantuan orang lain.
