#capter 20

47 10 0
                                    

Didepan kamar pintu chika terlihat ia sedang memeluk revan dengan sesegukan sambil mengucapkan kata maaf berulang kali.

"Apa apaan sih" Revan tersadar dan mendorong chika agar sedikit jauh darinya

"Kenapa tiba-tiba minta maaf hah? " Ucapnya lagi dengan nada seperti biasa...jutek.

"Gara-gara aku hiks... Masa depan kamu hancur hiks.... "

Revan yang mendengar itu heran sampai keningnya berkerut

"Alm ibu diana nyuruh razel nikah sama aku tapi kamu yang telah hiks... Ngorbanin masa depan kamu hiks... Untuk nikah sama aku hiks... " Tambahnya lagi

Sekarang revan malah mengangguk tanda mengerti

"Bagus kalau kamu tau bay the way siapa yang bilang? "

"Riana yang bilang saat aku hiks... Pergi kesana"

Chika tidak lagi menangis cuma sesegukan saja sambil menghapus air matanya.

"Apa? " Teriak revan shock

"Kenapa ngak bilang hah? "

"Aku tu cuma nganterin irsyad saja"

"Aish...lain kali jangan pergi tanpa seijin ku mengerti"

"Iya maaf" Ucap chika menunduk

"Ya sudah siapkan  teh untukku seperti biasa, bawa kekamarku"

"Baik"

"Tumben nurut" Ucap revan memandang chika dengan ujung matanya penuh selidik

"Yaallah lu tong salah mulu aku"

Revan sedikit terkejut mendengar penuturan chika yang tidak nangis lagi tapi sekarang bicaranya sangat bar-bar

"Eh maap biasanya dikampung aku tu sering buly kamu dengan panggilan itu mungkin ini wujud asli kamu jadi ngak suka lagi sama panggilan itu yak"chika tersenyum lebar ngak jelas

Revan terlihat lumayan shock dengan penuturan chika lagi bahkan ia juga cukup terpaku dengan senyuman chika yang lebar memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuat ia berkali lipat manisnya.

Menyadari itu revan menggeleng agar sadar.

" Ngak... Aku ngak boleh ngelanggar "
Batin revan

"Eh van tadi kamu mau nyuruh apa? "
Tanya chika lembut

"Buatin aku teh dan bawa ke kamar "

"Ok" Senyum chika sumringah

"Dasar" Heran revan dengan sikap chika yang tidak lagi memberontak

.

.

.

Dikamar revan sedang membaca sebuah buku ilmiah.

Tok tok tok

"Masuk" Sahut revan

Chika masuk sambil membawa segelas teh yang dimintai revan tadi lalu meletakkannya dimeja.

"Upik abu"panggil revan meletakkan bukunya dimeja lalu melihat chika ingin keluar dari kamarnya

Chika tidak mengubris dia terus berjalan keluar.

" Kau tidak punya telinga ya? "

"Eh manggil aku ya revan" Chika pura-pura tidak tau

"Iya kau"

Mendengar itu chika balik lagi sambil berkata"aku punya nama"

"Aish... Chika Amara kesini sebentar" Revan menahan geramnya

A Unique MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang