Capter 32

14 8 3
                                    

 Revan kini berada dalam mobil yang dikendarai Toni, ia duduk termenung mengenang kepergian istrinya, merenungi betapa bejatnya orang yang membunuh Chika padahal ia gadis yang ceria, ramah dan suka menolong orang yang membutuhkannya. Revan sadar bahwa sebaik apapun manusia pasti akan ada yang tidak menyukainya.

"BOSS!!" Teriak Toni membuyarkan lamunan Revan.

"Iya kenapa?" Sahut Revan seolah jiwanya hanya kembali setengah.

"Astaga boss! saya panggil daritadi dan nanya kita akan kemana lagi?" Kesal Toni.

"Ini masih jam kerja Toniiii." Ucap Revan dengan nada peringatan

"Baiklah! Bagaimana boss? sekarang kemana saya harus mengantarkan boss?" Tanya Tono yang langsung mengubah gaya bicara formal.    

"Aku tiba-tiba ingin pergi ketempat ayah mertua, soalnya dulu aku hanya pernah ketemu sekali pas ijab kabul saja, trus dia pamitan pulang." Terang Revan.

"Boss ngak coba cari tau kenapa ayah mertua ngak pernah pulang kerumah?" 

"Enggak, aku cuma tau beliau di kampung xxx sama anak ketiganya, aku dulu mikir malas ngurusin keluarga Chika karena kalo ngak ada rahasia pasti  dicerita. Tapi selama aku disanaa aku jarang mendengar pembahasan tentang ayah mertua." 

"yaudah boss skarang saya akan atur penerbangan kesana, dan perasaan daritadi kita ngomong informal boss ahaha." Balas Toni diakhiri tawa garing.

 Revan hanya melihat Toni dengan tatapan jengah membuatnya langsung fokus menyetir, akan tetapi setidaknya sahabat sekaligus bossnya itu masih mau terbuka padanya dan berbicaranya layaknya sahabat saat berdua saja.

*****

Bandara xxx......

Setelah melakukan penerbangan dari kotanya, Revan dan Toni telah berada didalam mobil yang disewanya, sekarang memasuki area pelosok, sekitarnya banyak sekali pohon rimbun dan perumahan disana tidak terlalu banyak.

"Boss yakin daerah sini?" Tanya Toni ragu.

"Aku yakin, seingatku mak yanti bilang tempatnya disini." Jawab Revan yakin.

"Lalu rumahnya dimana?" 

"Kamu ikuti aja mapsnya, banyak tanya Toni, fokus nye.." nasehat revan terputus 

Bham...

Bruk....

"OI LO NABRAK SIAPA TONI?" Teriak Revan panik sampai tidak sadar memakai kata lo.

"Sepertinya binatang boss." Balas Toni cepat dengan ekspresi polos.

"Bapakmu binatang itu anak orang." Revan sangat panik dan turun menghampiri orang yang ditabrak.

"Kamu ngak papa? ada yang terluka?" Tanya Revan memeriksa orang itu yang ternyata seorang gadis.

"Aku tidak apa-apa hanya shock saja." balasnya.

Revan tidak bisa melihat wajaah gadis tersebut karena tertutup rambutnya dan begitu terkejutnya ia saat gadis itu menengadah melihat kearahnya, mereka langsung dengan spontan memanggil nama lawan bicaranya.

" Syaantii."

"Revaan."

*****

Revan dan Toni telah berada di rumah yang ditempati Syanti, ia hanya berniat mengantar wanita itu karena rasa bersalahnya namun ia dan Toni terpaksa mampir disebabkan ajakan Syanti yang tidak bisa ditolak.

"Kamu tinggal sendiri?" tanya Revan saat melihat rumah itu begitu rapi.

"Ia aku tinggal sendiri, kalian tunggu sebentar ya aku ambil air dulu." jawab Syanti berlalu ke dapur.

A Unique MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang