#capter 30

8 8 0
                                    

      Didalam taxi terlihat Reno dan Bu Yanti disana. Mereka terlihat cemas dan gelisah, bu Yanti nampak beristighfar berkali-kali untuk menenangkan diri.

"Dasar lelaki bedebah! Sudah beberapa hari dia baru bilang tadi malam. Awas saja dia. " Ucap Reno menahan amarah.

"Sabar Reno! Kamu jangan emosi mungkin Revan tidak ingin kita cemas. " Ucap bu Yanti menenangkan Reno yang nampak menahan amarah.

"Mau sabar bagaimana mak. Chika terluka dan parah sampe dia kritis begitu cuma gara-gara nolongin bajingan itu. Kalau saja dia ngk nolongin chika ngk kayak gitu mak. "

"Reno! Mamak tidak mengajari kamu mengatakan hal kasar seperti itu. Mau bagaimanapun Chika itu menolong suaminya sendiri, niat nya baik walau dia hampir merenggut nyawanya. Dan asal kamu tau yang namanya maut ngk ada yang tau Reno, jadi jangan berandai dan beruntung. Tidak ada dua kata istilah itu jika Allah sudah berkehendak, " Nasehat bu Yanti.

     Reno nampak terdiam, dia merasa omongan ibunya benar namun entah kenapa emosi menyelimutinya saat mendengar adik kesayangannya mengalami kecelakaan bahkan setelah mengetahui adiknya kritis. 

     Tak butuh lama mereka sudah sampai dirumah sakit yang telah dikirim. Terlihat buyanti dan Reno bergegas namun Reno menyuruh bu yanti duluan karena ia ingin membayar ongkos. Setelah membayar Reno langsung memasuki rumah sakit tersebut namun sebelum itu ia sekilas melihat ada seseorang yang ia kenal tertawa renyah dan saat ia mendekat ia nampak terkejut melihat Revan tersenyum kearah wanita yang ia tak tau siapa karena membelakangi Reno.

       Dengan amarah yang tak tertahan karena ia cukup kesal melihat Revan masih duduk tersenyum dengan wanita lain bahkan dia yang seharusnya sebagai suami bukannya menemani Chika didalam dan menunggunya sadar  tapi malah duduk tersenyum seolah semuanya bukan karena dia. Langsung saja Reno menghampiri Orang yang ia yakini Revan dan melemparkan bogem mentah padanya.

Bugh..

"Bedebah" Ucap Reno berapi-api

Bugh...

"BANG RENO HENTIKAN. " Teriak Riana membuat orang sekitar taman itu terkejut dan Reno menghentikan perbuatannya karena ia kenal betul dengan suara tersebut.

   Riana langsung membantu abangnya bangun dan menananyakan keadaan abangnya sendiri kemudian menatap kecewa kearah Reno.

"Kalo bang Reno berfikir ini bang Revan bang Reno salah besar. Karena ini kembarannya bang Revan, bang Revin namanya. Ana cukup kecewa liat abang yang datang dan langsung memukul orang lain. " Ucap Riana yang matanya terlihat berkaca-kaca.

   Reno terlihat terkejut dengan penuturan Riana dan mengupat didalam hatinya karena kecerobohannya sendiri yang terlalu emosi. Akan tetapi ia ingin menyalahkan Revan karena tak mengatakan kalau ia memiliki kembaran.

"Jika bang Reno ingin memukul bang Revan dia ada didalam bukan disini. "Sambung Riana lagi dingin.

    Namun saat Reno ingin berbalik dan masuk tiba-tiba Juni menghampiri mereka.

" Bu yanti pingsan. "Ucapnya panik.

     Reno yang mendengar itu langsung berlari diikuti Riana dan Revin yang bingung bu yanti itu siapa.

****

      Didalam ruangan Reno menemani bu yanti yang sedang diperiksa oleh dokter. Disana terlihat Juni, Rafel, Revan, Joe, Razel, Riana, Revin  dan Jefri. Setelah diperiksa,  dokter memberikan keterangan bahwa bu yanti hanya lelah dan kurang istirahat karena memikirkan hal-hal yang membuat dia tertekan kemudian dokter keluar setelah melakukan tugasnya. Sebelumnya mereka  berterima kasih kepada dokter.

A Unique MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang