#capter 31

11 7 0
                                    

Terdengar suara langkah kaki Revan dan Reno berlari dikoridor rumah sakit membuat beberapa orang yang berjalan disana melihat mereka heran. Setelah sampai diruangan yang selalu Revan kunjungi setiap harinya tiba-tiba langkah kakinya berat, Reno langsung menghampiri brangkas meninggalkan Revan yang tiba-tiba berhenti di depan pintu.

Ia melihat reno membuka kain putih yang menutupi wajah chika menandakan ia telah meninggal. Saat Reno membuka kain tersebut terlihat wajah chika yang sudah putih bagaikan mayat namun sedikit terukir senyuman disana seolah ia bahagia setelah kematiannya.

"Ngak mungkiin! " Ucap Reno diakhiri penekanan.

Ia sangat shock dengan kematian chika yang tiba-tiba seperti ini sampai lututnya lemas membuat ia terduduk di lantai.

"Ini cuma mimpi kan? " Lirih Reno dengan air mata yang sudah mengalir kebawah pipinya.


Tak hanya Reno yang merasa kehilangan akan tetapi semua orang yang berada di ruangan tersebut menangis tersedu-sedu termasuk Revin yang menangis dalam diam membayangkan betapa kejamnya ia dulu terhadap chika sampai mengatainya dengan kasar bahkan membentaknya.

Ia membenci dirinya yang belum sempat mengutarakan kata maaf atas perlakuannya selama tinggal dengan chika. Rafel dan jefri terlihat sedih dengan kepergian chika karena mau bagaimanapun chika sudah dianggap adik mereka sendiri karena keramahan dan keceriannya yang mudah akrab dengan siapapun. Lain halnya dengan Revan yang melihat kejadian itu mundur perlahan dan ia sudah menangis dalam keterkejutan. Ia mundur dengan tertatih-tatih kebelakang lalu meninggalkan ruangan itu sambil berjalan lunglai bagaikan manusia tak menentu arah lagi.

Kenangan bersama chika terputar begitu saja, kenangan pertama ia bertemu dengan gadis yang serba apa adanya, gadis yang bahagia dengan cara hidupnya sendiri, gadis yang selalu membuat orang terkadang tertawa dengan tingkahnya, gadis yang mampu membuat seorang Revan terkagum terhadapnya, gadis yang mampu mengalahkan mulut pedasnya, gadis yang mampu membuat seorang revan jatuh cinta padanya.

Ia terjatuh di Koridor rumah sakit membayangkan kenangan bersama gadis polos dengan kehidupan serba unik, rasanya sakit sekali membayangkan warna kehidupannya telah gelap kembali. Ia mengeluarkan sesuatu didalam kantung jaketnya. Terlihat kotak yang di dalamnya dua buah cincin yang terletak indah didalamnya.

"Padahal aku ingin melamarnya nanti malam, " Ucapnya hancur sambil terduduk tercengang dengan apa yang telah terjadi.

Beberapa menit kemudian....

Disebuah ruangan didominasi warna putih, dimana terdapat beberapa mayat yang sudah ditutupi kain putih diatas brankar. Masuklah seseorang berpakaian hitam menghampiri sebuah brankar lalu membuka kain putih yang menutupi seorang mayat. Dia tersenyum bagaikan psikopat gila yang sedang melihat mayat seorang gadis berhijab putih dengan wajah yang terlihat pucat tak bernyawa.

"Chika...... Chika...... Sekarang kau telah tenang dialam sana, lagian kalau kau hidup aku sangat menderita karena kau bahagia. Padahal aku ingin membuatmu tersiksa secara perlahan, mau gimana lagi kau harus mati begini pfft...."ujar orang itu yang diakhiri tawa yang ditahan .

"Kalau begitu selamat Chika untuk tidur panjangmu semoga kau tenang ya dialam sana. Oh ya sebelum itu berterima kasihlah padaku karena sempat menjengukmu sebelum kau dipulangkan kekampung sampahmu yang buat aku muak tentangmu." sambungnya lagi.

Kemudian orang itu menutup kembali kain yang menutupi wajah Chika dan pergi keluar sebelum ada yang melihatnya. Sepeninggalan orang itu tiba-tiba....

Grab.....

******

2 Tahun kemudian.....

Hari yang bertambah, waktu yang telah berlalu dan juga perubahan yang telah terjadi terhadap Revan dan yang lainnya. Revin yang telah meninggalkan dunia gelapnya dan sikapnya yang kini lebih ramah dan sering melakukan hal- hal yang baik yang kini ia lakukan adalah salat 5 waktu yang sekarang tak kan ditinggalkannya lagi. Hal itu ia sadar ketika kehilangan Chika dua tahun lalu yang sering menyuruhnya salat tapi ia selalu memarahi Chika dan kini ia selalu menangis setiap kali selesai salat mengingat Chika yang ia bentak ketika menyuruhnya salat. Kini ia mulai bekerja diperusahan milik Razel yang menurutnya lebih halal daripada pekerjaannya dulu didunia mafia.

A Unique MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang