Didalam kamar Juni terlihat ia baru selesai menunaikan salah isya . Setelah ia melipat mukenanya nampak chika terlihat melamun menatap atas atap dengan posisi tidur diatas kasur Juni yang lumayan muat dua orang.
"Chika.. " Panggil Juni sambil duduk di samping kasurnya
"Eh iya" Sahut chika sedikit terkejut dengan panggilan juni
"Kamu kenapa? Kok perasaan dari selesai revin pamit, kamu sering melamun? " Tanya Juni
"Aku sekarang bingung kak" Balas chika lesu
"Kenapa bingung? " Tanya lagi Juni yang ikut bingung
"Kalo seandainya kak Juni di hadapkan sama dua situasi dimana ada dua orang yang menyatakan perasaannya. Kakak harus bagaimana? " Tanya chika balik
Dengan ekspresi bingung Juni nampak berfikir lalu berkata.
"Emangnya kamu lagi ditembak sama dua cowok? "
"Yaallah kaaakk.. Malah ditanya balik" Kesel chika
"Hehehe.."
"Yailah kak malah cengengesan lagi"
"Yakan lucu aja ekspresi kesel kamu itu loh haha.. "
"Ngak lucu kak aku serius"
"Kok sekarang manggil kak. Dulu saat dikampung perasaan enggak deh? " Tanya Juni heran yang ditahan daritadi
"Hehe... Chika hanya ingin mengubah cara bahasa saja. Chika juga merasa banyak yang perlu diperbaiki, kak Juni aja sekarang sedang memperbaiki diri jadi aku harus mencontohnya. Walopun sesuatu yang ingin dibiasain itu sulit tapi aku akan berusaha mengubahnya kak" Terang chika
"Masyaaallah.. Alhamdulillah kalau begitu jadi gimana dengan yang tadi?"
"Yang tadi apa? "Kin chika malah bingung
"Katanya tadi bingung dengan situasi sekarang"
"Owalah itu toh. Iya tadi kutanya menurut kak Juni gimana? "
"Kalau menurut kakak sih siapa yang berhak dicintai"
"Maksudnya? "
"Misalnya gini! Ada dua orang laki yang suka sama kaka dan pernyataan mereka bergeliran jadi kaka pasti butuh berfikir secara matang dulu kan? "Jelas Juni diakhiri tekanan diakhir kalimat untuk meminta persetujuan chika
Chika mengangguk mengiyakan
"Aku akan mengikuti apa kata hatiku"
Chika terlihat nampak berfikir
"Bilang saja revan dan revin menembakmu secara bergeliran kan? "
Chika terlihat terkejut dengan penuturan Juni karena bagaimana ia tau akan hal itu pikir chika
"Aku tau karena menurut pandangan spikolog, saat seseorang bertanya kebanyakan banyak yang mengutarakan pertanyaan itu karena hal itu merupakan permasalahan hidupnya. Ketahuilah chika aku mahasiswa jurusan spikologi"
Chika membulatkan matanya tak percaya bahwa Juni anak spikologi
"Cerita padaku. InsyaAllah aku akan menyarankan sesuatu yang membuat kamu lega dan tenang namun jika chika ngak sanggup , aku memaklumi nya" Tambah Juni lagi
Dengan pasrah chika menceritakannya
"Sebenarnya sebelum aku kerumah kaka , revan menyatakan perasaannya saat malam hari sebelum aku dateng kerumah kakak namun aku tidak menjawabnya kak soalnya aku agak shock waktu itu. Sedangkan revan mengatakan akan menunggu jawaban ku dan dia akan buat aku menyukainya. Tiba-tiba dihadapkan dengan kata itu rasanya aku shock berat . Trus bang evin dateng trus bilang sayang ma aku kan lebih nambah pikiran lagi belum nyelesain permasalah satu eh udah dateng satu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Unique Mate
RomanceChika Amara seorang gadis sma yg mempunyai karakter bikin orang ngakak sekaligus geleng2 kepala melihat tingkahnya. Namun tanpa disangka dia menikah mendadak dengan seorang laki laki kota yg datang kekampungnya. Tak hanya itu laki laki tersebut juga...