"Kak kok dikit banget?"
-pembaca"Iya bismillah dibanyakin tapi janji vote ya?"
***
(WARNING!!! Di sini ada sebuah teka-teki, kamu bisa tebak sendiri ya. Ini bukan sebuah riddle / semacamnya, untuk seru-seruan aja. Enjoy!)
Aldan melepas kaosnya dan merebahkan diri di sebelah Sharena yang perutnya kini semakin membesar. "Kapan mau jenguk Kania lagi? Tadi Seruni telpon kalau Kania sudah bangun dari tadi. Siapa tau kamu ada mau ngobrol sama Kania." Sharena menghujani Aldan dengan bertubi pertanyaan.
Aldan tersenyum lalu mencium bibir istrinya dengan lembut, Sharena yang belum siap dengan kondisi itu lantas melepaskannya. Aldan tertawa kecil, "Oh iya, kita belum ke sana lagi, kan?"
Sharena mengangguk, "Memangnya kamu dari mana? Aku kira sudah ke rumah sakit lebih dulu." Pertanyaan Sharena barusan membuat Aldan menelan ludah.
"Ada urusan di luar, urusan pekerjaan."
"Sejak kapan? Kok nggak cerita sama aku?" Sharena sedikit memiringkan posisinya untuk melihat wajah Aldan dengan jelas.
"Apa semua yang aku lakukan kamu harus tau?" Aldan tersenyum, "Bercanda sayang, aku cuma menyerahkan berkas ke atasan. Kamu sudah lama cuti, jadi aku tidak mau kamu dipusingkan oleh urusan-urusan tentang pekerjaan itu. Waktu kelahiran sudah dekat, kan?"
Sharena mengangguk, "Baik lah, besok pagi saja kita ke sana. Mungkin Kania bisa istirahat dulu sekarang. Seruni juga pulang malam ini, aku pikir dia akan pulang bersamamu."
Aldan terdiam, ia kemudian berdiri dan mengecek ponselnya. "Seruni sejak tadi tidak menelpon aku, apa ia menelponmu?" Aldan mengangkat ponselnya bingung.
"Tidak juga, astaga anak itu ... terakhir kali dia bilang Kania sudah bangun siang tadi. Semoga mereka baik-baik saja." Sharena terlihat khawatir.
"Apa perlu aku ke rumah sakit, Sayang?" Aldan menawarkan, namun Sharena menggeleng, "Aku telpon Seruni dulu, ya."
Beberapa menit kemudian wajah Sharena terlihat cemas, sudah berkali-kali ia menelpon ke ponsel Seruni namun tidak ada jawaban. Ponselnya mati, Seruni tidak bisa dihubungi sekarang.
"Aldan aku ke rumah sakit sekarang ya?" Sharena berdiri dan mengikat baju tidurnya yang berbentuk kimono. Aldan yang tampan itu dengan sigap berdiri dan menarik tangan Sharena, "Pergi selarut ini?"
Matanya menoleh ke arah jam, mengingatkan Sharena karena saat ini sudah hampir tengah malam. "Mungkin mereka sudah tidur sayang, kita bisa ke sana waktu subuh nanti."
Sharena terdiam sejenak, ia sangat khawatir dengan keadaan kedua puterinya. Ikatan batin antara ibu dan anak memang selalu tepat, dan saat ini yang ada dipikirannya hanya Kania dan Seruni.
Drrtt. Drrttt.
Ponsel Sharena yang ada di atas kasur berbunyi. Ia buru-buru mengambil dan melihat nama Seruni di layar, tanpa pikir panjang Sharena langsung mengangkatnya. "Kamu di mana?! Kok gak bisa dihubungi sih?!" omel Sharena kesal.
"Maaf Ma, tadi Kak Kania mimpi buruk lagi. Seruni harus jaga dia, Ma."
Sharena menghela napas, "Mimpi buruk? Mimpi buruk apalagi?" Sharena terdiam mendengarkan penjelasan Seruni. Ia bisa sedikit lega karena kata Seruni, Kania kini sudah bisa tidur dengan baik. Namun, Sharena mendengar sesuatu di dalam panggilannya, "Runi, kamu di mana sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Daddy
Teen Fiction[ BUKAN CERITA DEWASA! ALUR MAJU-MUNDUR & FULL DRAMA! ] "Papa Aldan! Di sini haram ya kalau senyum-senyum sama orang yang nggak dikenal!" "Memang ya, pesona laki-laki dewasa nggak ada duanya." Jika banyak cerita tentang cool boy yang menjadi idola c...