Tiga Puluh Delapan - Air Mata

771 57 27
                                    

Now Playing
[ 10,000 hours - Dan + Shay ft Justin Bieber ]

***

"Habis ini kita belok ke kanan Pak, sudah ada gapura nanti berhenti dulu biar saya yang bilang sama satpamnya."

Pak Ito mengangguk sambil sesekali melihat ke arah kaca spion. Mobil pick up itu kini mulai memasuki daerah perumahan mewah yang cukup terkenal yaitu Unit Blok C.

"Mas Aldan beneran tinggal di sini? Wah saya baru seumur-umur masuk ke dalam sini loh Mas," ungkap pria paruh baya itu sambil tertawa.

"Alhamdulillah Pak, sekarang Pak Ito boleh kapan saja main ke rumah saya. Nanti tinggal bilang ke satpam, sebut saja nama saya." Aldan tersenyum menampilkan deret giginya yang rapi, rasa rendah hati serta kebaikan sikap Aldan membuat Pak Ito tidak menyesal pernah menolong papa muda tampan itu.

Mobil itu berhenti tepat di depan pos satpam, Aldan keluar dan berbincang sejenak dengan satpam komplek. Setelah itu, Aldan kembali dan mobil pun melaju sesuai instruksinya.

"Ini rumah Mas Aldan, wah ... bagus banget Mas kayak yang pernah saya lihat di sinetron," Pak Ito berdecak kagum.

"Bapak bisa aja, yuk Pak masuk."

Aldan berjalan ke pelataran rumah berdampingan dengan Pak Ito, ia tersenyum getir mengingat semua kejadian yang kemarin menimpa dirinya. Karena kejadian itu ia harus meninggalkan rumah untuk sementara waktu.

Meninggalkan Sharena, Kania, Seruni dan juga anak yang ada di dalam kandungan Sharena. Ah rasanya Aldan merindukan mereka semua, ingin rasanya Aldan memeluk mereka erat dan tidak ingin berpisah lagi dengan mereka.

Langkah Aldan terhenti di depan pintu rumah yang tertutup rapat. Ia memandangi pintu bercat putih itu dengan perasaan tak karuan. Pak Ito yang melihat itu lantas menyernyit, "Mas Aldan baik-baik saja, kan?"

"Ah iya Pak," jawab Aldan dengan suara sendu. Kini matanya tampak berkaca-kaca dan Pak Ito bisa melihat dengan jelas perubahan raut wajah Aldan.

"Saya ... saya cuma merindukan rumah, merindukan kehangatan yang tiap hari saya rasakan di dalamnya. Baru beberapa hari saya pergi, tapi rasanya sudah lama sekali."

"Saya mengerti Mas, sekarang Mas Aldan sudah kembali kan ke rumah? Saya tahu Mas Aldan orang baik, padahal saya dan Mas Aldan baru saja bertemu. Semoga Mas Aldan dan keluarga selalu dalam lindungan Tuhan."

Aldan meloloskan air matanya, ia cepat-cepat menghapusnya karena malu dengan Pak Ito. Refleks Aldan memeluk Pak Ito, ia bersyukur karena dipertemukan dengan Pak Ito yang baik sekali.

***

Sebenarnya sudah sejak tadi Sharena mendengar suara beberapa orang dari depan rumahnya, namun ia berusaha acuh dan lebih memilih menikmati waktu cutinya karena kandungannya sudah cukup besar.

Seruni juga libur sekolah hari ini, jadi mereka berdua bisa menghabiskan waktu di rumah.

Baru saja Sharena mengganti channel televisi, sebuah suara ketukan di luar membuatnya menarik napas gusar, "Runi tolong bukakan pintunya, Nak."

Seruni beranjak, ia berjalan menuju pintu depan dan langsung membukanya. Matanya terbelalak melihat sosok di depannya, sosok yang beberapa hari menghilang dan menyisakan rindu yang amat dalam.

My Cool DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang