Kania yang masih tertidur lelap di atas ranjang dihampiri Fauzan. Ia membawa sebuah kotak kecil untuk Kania. Mungkin siapapun akan menginginkan kotak kecil itu, begitu juga dengan Kania.
Entah dengan kalian, aku juga tidak tahu.
"Good morning Princess. Bangun! Jangan ngebo terus nanti gak ketemu jodoh!"
Kania yang mendengar itu spontan membuka mata dan mendengus kesal, "ah Papa, kenapa doain anaknya yang aneh-aneh sih! Papa mau Kania jadi perawan tua?!"
Fauzan menggeleng, ia tersenyum memamerkan deretan gigi-giginya yang rapi. "Karena sekarang kamu udah bangun, Papa mau ngasih sesuatu buat kamu."
Fauzan menyembunyikan kotak itu di belakang tubuhnya. Kania menyernyitkan kening, ia menunggu ucapan Fauzan selanjutnya.
"Tutup mata dong, Papa hitung mundur ya, dari satu sampai sepuluh."
"Sepuluh? Nggak sekalian dua puluh, Pa?"
"Lima puluh bagaimana?"
"Terserah, seratus sekalian biar mulut Papa berbusa!" ketusnya kesal.
Fauzan tertawa, Kania pun menutup matanya.
"Tiga ..."
"Dua ..."
"Sa--" Fauzan terkikik, "jangan buka mata dulu, Papa belum berhenti ngitungnya, Kania."
"Sa ... tu! Buka mata!"
Kania membuka mata, mulutnya membulat membentuk huruf O. Ia terkejut ketika di atas pahanya sudah ada sebuah kardus dengan merk ponsel ternama.
"Hp baru?!" Kania terlonjak, ia kegirangan sembari membuka plastik bening yang masih membungkus kardusnya.
"Beneran buat Kania? Astaga Pa ... ini pasti mahal, tapi Papa dapet duit dari mana buat beli hp ini?"
Bukan jawaban, Fauzan justru mengacak rambut Kania dengan sayang. "Sudahlah Kania itu tidak penting, Papa akan selalu menuruti keinginanmu asal kamu juga patuh pada Papa."
"Ya ampun terima kasih Pa, Kania seneng banget!" ucapnya sambil memeluk tubuh Fauzan. "Kania boleh bawa ini ke sekolah, kan? Mau Kania pamerin sama temen-temen, mereka kan belum punya!"
***
Gadis itu, Kania Fasharina. Ia berjalan angkuh ketika turun dari mobil silver milik papanya. Mungkin sekarang seluruh pandangan siswa yang ada disana tertuju padanya. Sudah famous dengan image yang buruk, ditambah bumbu-bumbu gosip yang tidak mengenakkan pula.
Tapi satu nilai plus untuk Kania di mata mereka, khususnya siswi dan guru-guru perempuan di sekolah. Kania punya papa ganteng.
Kania sengaja membawa ponsel barunya di tangan, padahal sebelumnya tidak pernah. Ia berulang kali pura-pura mengecek notif padahal hanya menggeser-geser menu. Tujuan utamanya sih biar semua bisa melihat ponsel barunya.
Nggak berguna kan? Banget.
"Kania!"
Dua orang gadis berlari ke arah Kania, mereka langsung memeluk Kania seperti induk ayam yang terpisah lama dengan anaknya. Lebay banget lah pokonya!
"Huaaa akhirnya lo bisa balik lagi ke sekolah ini! Gila mental lo gede banget!"
"Lah lo kira cuma tete aja yang gede? Nyali gue juga bisa kali!" cetusnya asal.
"Wuidih ponsel baru?! Gila makin bagus aja!" Ella begitu heboh, ia hendak memegang ponsel milik Kania namun dengan cepat ditarik oleh pemiliknya.
"Megang doang Nia, masa nggak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Daddy
Novela Juvenil[ BUKAN CERITA DEWASA! ALUR MAJU-MUNDUR & FULL DRAMA! ] "Papa Aldan! Di sini haram ya kalau senyum-senyum sama orang yang nggak dikenal!" "Memang ya, pesona laki-laki dewasa nggak ada duanya." Jika banyak cerita tentang cool boy yang menjadi idola c...