Selamat membaca zeyeng, jangan lupa vote ya :)
***
Kania memandang wajah Sharena yang kini tertidur pulas di tepi ranjangnya. Kania hendak menyentuh tangan ibunya ketika tiba-tiba terdengar suara pintu luar diketuk beberapa kali.
Aldan masuk dengan penampilannya yang cukup santai. Bisa Kania simpulkan bahwa hari itu orang tuanya sengaja mengambil cuti agar dapat menjaganya di rumah sakit. Hati kecil Kania sedikit terketuk, ia cukup menyesal karena telah membuat orang tuanya kecewa sekaligus malu.
Sebuah bungkusan dalam plastik putih diletakkan Aldan di atas nakas. Ia tersenyum tipis pada Kania—tanpa menyapanya.
"Sayang," Aldan mengelus tengkuk Sharena hingga perempuan itu menggeliat beberapa kali.
"Aldan?"
Aldan mengulas senyum, "kecapekan ya? Maaf aku ganggu tidur kamu, mending kamu pulang aja ya? Nanti biar aku yang jagain Kania."
Sharena menggeleng, tentu saja Aldan sudah menduganya. Sharena tidak akan mau dipisahkan dengan puterinya, apalagi jika kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja.
"Bagaimana? Kamu sudah—" suara Sharena terhenti, Aldan mengisyaratkannya untuk diam. Kania memandang kedua orang tuanya dengan tatapan aneh.
Pasti ada yang disembunyiin mereka dari gue, batin Kania.
"Kania," Aldan meraih bungkusan plastik dari atas nakas, "Papa nggak mau kamu tambah sakit kalau nggak makan."
Kania tersenyum menerima bungkusan itu dari tangan Aldan, "terima kasih Pa."
Berbeda dengan Aldan yang masih berempati padanya, Sharena kini malah pergi menjauh dari ranjang Kania, ia lagi-lagi hanya berdiri termangu menatap ke luar jendela.
"Sayang, aku antar kamu pulang."
"Aldan, aku nggak mau." Sharena menepis tangan Aldan yang hampir menyentuh pundaknya.
"Sharena, aku tau kamu belum bisa memaafkan anak itu, tapi setidaknya berilah contoh yang baik untuk Kania. Dia memang salah tapi tak seharusnya kita memojokkan dia seperti ini, bukan?"
Sharena menggeleng kuat-kuat, "aku muak dengan semua ini, Aldan."
"Mungkin ini adalah titik terberat bagi hidupnya, jika bukan kita yang mendukungnya, lantas siapa lagi?!" Aldan menghela nafas berat. Ia mengacak rambutnya karena frustasi.
Kania tentu melihat perdebatan kedua orang tuanya. Ia jadi merasa bersalah, semua ini memang salahnya. Sekarang ia tidak tahu harus melakukan apalagi selain diam dan menjalani semuanya dengan tenang.
"Antar aku pulang." Sharena akhirnya setuju, ia mengambil tasnya lalu mencium kening Kania, "jaga kesehatanmu, Mama tidak mau mendengar hal buruk lainnya tentang kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Daddy
Genç Kurgu[ BUKAN CERITA DEWASA! ALUR MAJU-MUNDUR & FULL DRAMA! ] "Papa Aldan! Di sini haram ya kalau senyum-senyum sama orang yang nggak dikenal!" "Memang ya, pesona laki-laki dewasa nggak ada duanya." Jika banyak cerita tentang cool boy yang menjadi idola c...