Empat Puluh Enam - Bukan Salah Perasaan

430 49 44
                                    

"Kania."

Kania refleks melonggarkan pelukannya dan melihat ke arah sumber suara. Sosok laki-laki yang berdiri tak jauh darinya mengenakan hoodie dan kaca mata berwarna senada. Aldan menampilkan raut wajah dingin dan membuat Kania salah tingkah.

"Pp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pp ... Papa?"

Kemal terkejut mendengar ucapan Kania, ia lantas mundur dan melepaskan diri dari pelukan Kania. "Om Aldan, mm ... maaf om."

"Kita pulang sekarang Kania."

"Pa, kan udah Kania bilang gak usah jem--"

"Jemput?" Aldan menyela, "Tempat ini sudah sepi bukan? Apa itu yang membuat kalian berdua jadi punya kesempatan untuk melakukan itu?"

"Tapi Papa salah paham!" Kania berusaha membela diri.

"Ayo pulang Kania." Aldan yang gemas dengan gadis itu lantas menariknya masuk ke dalam mobil.

"Kita lanjutkan pembicaraan ini di rumah."

***

"Tapi Kania tidak melakukan apapun, kami hanya berpelukan sebagai tanda kasih sayang seorang teman, apa itu salah?"

Sharena menggeleng, "Tolong jangan lakukan hal aneh sementara ini Kania, itu bisa membahayakan posisimu di sekolah."

Kania terdiam, ia teringat saat dirinya di ruang BK hari ini. Kania tidak berniat mengadu pada Mama dan Papa, itu hanya membuat mereka semakin marah.

"Mulai sekarang jangan pernah dekati Kemal lagi, cowok itu cukup berbahaya untuk Kania. Ia bisa saja menghancurkan masa depan Kania, kan?" Aldan menyahut, membuat tiga orang perempuan di sana terkejut.

Kania menghembuskan napas berat, namun raut wajah Seruni berubah. Ia menampilkan kekecewaan.

"Mama juga tidak akan minta tolong Kemal lagi untuk mengawasi Kania, mulai hari ini tolong jaga kepercayaan kami, Kania."

"Ma!" Seruni yang dari tadi sudah menahan kegelisahannya akhirnya berdiri. Ia menatap mama, papa serta kakak perempuannya sebelum akhirnya pergi berlari masuk ke dalam kamar.

***

Kutu Kemal si Ketua Bobrok

[ 1 pesan baru ]
"Kania, gue denger Om Aldan sama Tante Sharena marah ya? Maafin gue ya, Kania." 17:29

[ 2 pesan baru ]
"Lo mau maafin gue nggak? Nanti malem gue mampir ya?" 17:35

[ 3 pesan baru ]
"Mau dibawain apa? Itung-itung buat permintaan maaf gue. Mau ya?" 17:42

[ 15 pesan baru ]
"P" 17:47

Kania yang baru keluar dari kamar mandi mengibaskan handuk yang bertengger di kepalanya, ia lalu mengambil ponselnya yang dari tadi terus menampilkan notifikasi.

"Kemal?"

Jarinya dengan cepat mengetik sesuatu di layar ponsel.

Kania💘

" Mau apa lo ke sini? Percuma, Papa sama Mama udah marah besar. Kalau tau lo ke sini tanpa sepengetahuan mereka, gue bisa abis!" 17:49

"Eh btw kok elo bisa tau Papa sama Mama marahin gue?" 17:51

Tak beberapa lama, satu pesan baru masuk.

Kutu Kemal si Ketua Bobrok

[ 1 pesan baru ]
"Jadi gue gak boleh ke rumah lo lagi?" 17:53

Kania💘

"Kan gue udah bilang gak boleh, buta ya lo?!" 17:53

"Eh kok lo bisa tau Mama sama Papa marah ke gue? Dari siapa? Ngaku!
Jangan-jangan dari si tikus got, Seruni!" 17:54

Kutu Kemal si Ketua Bobrok

[ 1 pesan baru ]
"Kasar banget sih Kania, adek lo sendiri itu mah. Jangan gitu ah, gak baik." 17:55

Kania berjalan menuju kamar Seruni dengan perasaan marah, ia sudah tidak berniat membalas pesan dari Kemal lagi. Dengan kasar, Kania membuka pintu kamar dan mendapati Seruni dengan mata sembab sedang memegang ponsel di tangannya.

"Lagi ngapain lo?"

"Eh, Kak Kania ..." Seruni salah tingkah, ia buru-buru mematikan layar ponselnya.

"Sini gue pinjem hape lo!"

"Mau ngapain sih? Kak Kania kan punya sendiri," Seruni terlihat kesal.

"Oh, gue baru tau ternyata selama ini lo punya kontak nomornya Kemal ya?"

Pupil mata Seruni membesar, ia terkejut tapi kemudian berusaha mengontrol emosinya. "Emangnya salah kalau Seruni punya nomor Kak Kemal?"

"Salah karena lo gak bilang ke gue dulu!"

"Hah? Emang Kakak ini siapanya Kak Kemal sih? Apa semua kehidupan Kak Kemal harus diketahui sama Kak Kania?" Seruni kini mulai berani menyahut Kania.

"Sekarang gue balik tanya, elo siapanya Kemal? Kenapa lo harus laporin semua yang terjadi di rumah ini sama cowok itu? Hah?!"

Tanpa menunggu Seruni menjawab, Kania menyahut lagi, "Jangan-jangan lo suka sama Kemal? Ngaku!!!"

"Kenapa sih Kak Kania hobi banget ikut campur urusan orang?!"

"Ya karena elo duluan yang nyenggol gue, bego! Adek nggak tau diri lo!"

Dua kakak-beradik itu pun mulai terlibat adu mulut. "Lagian apa untungnya sih Kak Kemal jagain Kak Kania yang pemarah? Yang Kak Kemal dapet cuma caci-maki dari Kak Kania!"

"Heh apa lo bilang? Lo aja yang gak tau kalau Kemal tuh suka sama gue!"

Seruni terdiam, ia menatap tubuh kakaknya dari atas sampai bawah. "Apa? Kakak beneran?"

Kania mengangguk, Seruni membalasnya dengan gelak tawa. "Gak usah ngaco deh, lagian mana mau Kak Kemal yang kayak malaikat suka sama Kak Kania ..."

"Jaga ya mulut lo! Lo bilang sekali lagi gue gampar beneran!" Kania bersiap dengan tangan kanannya.

"Gak usah mengada-ada deh, Kak! Jangan halusinasi berlebihan! Kak Kania tuh harusnya sadar diri, kalau mau dapat cowok baik-baik ya berubah jadi lebih baik dong! Nggak bikin nyaman tapi bisanya cuma bikin Kak Kemal menderita."

Kania sudah habis kesabaran, ia menampar Seruni dengan sekuat tenaga hingga pipi adiknya memerah. "Gak usah panggil gue Kakak lagi, anjing!!!"

Seruni menatap kakaknya dengan raut wajah tak percaya, ia mengambil ponselnya dan berlalu pergi ke luar kamar dengan air mata.

***

Maaf part ini banyak banget skip adegannya huhu :')

Kalian udah streaming Dynamite belum nih? ><

My Cool DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang