**✿❀1❀✿**

1.1K 133 11
                                    

"Eh-eh bu Sari, ibu denger ga ada yang pindahan di block H4?" Tanya Bu Salamah pada Bu Sari tetangganya "enggak jeng, emangnya kenapa?" Tanyanya balik. "Saya denger dari pak Danang yang lagi patroli ada yang pindahan jam 12 malem, aneh banget ga sih jam segitu baru dateng pindahan?" Jelasnya dengan raut kengerian, Bu Sari terkejut "astaghfirullah yang bener bu? Masa iya Hantu, hantu kan ga perlu pake pindahan begitu" Balas Bu Sari tak kalah terkejut. Pak Asep sebagai pedagang sayur menatap malas kedua emak-emak rempong di depan nya "astaghfirullah bu ngegosip ga usah di depan kasir saya juga dong, yang mau bayar belanjaan ga cuman kalian" Usir nya secara kasar.

Bu Sari dan Bu Salamah hanya mendengus kasar dan membawa belanjaan mereka "tar bangkrut mampus lo" Pak Asep cuek aja toh kalau bangkrut tinggal jualan cilok ribet amat. Di perjalan kedua ibu-ibu itu terus-terusan mendumel soal 'azab tukang sayur yang mengusir pelanggannya' di perempatan jalan Bu Salamah menghentikan Bu Sari "Eh bu Sari, ibu pernah liat anak laki-laki itu ga? Onoh yang pake anting aneh sama yang rambutnya di cat orange dan hijau" Bu Sari menoleh ke arah yang di tunjuk.

"Wah anjir cakep pisan, bisa jadi mantu saya tuh satu" Ucapnya. Bu Salamah mengangguk "deketin yuk, sapa tau beneran bisa jadi mantu". Mereka pun menghampiri ke tiga remaja lelaki tersebut "dek rumahnya di mana? Ibu baru liat kalian di daerah sini". Tanjirou menoleh dan tersenyum "Rumah kita di block H4 bu, semalam baru pindah" Jawab Tanjirou ramah, Hinata yang melihat barang bawaan sang ibu terlalu banyak menawarkan diri "ah bibi, bawaannya banyak banget sini saya bantu". Hening. Tak ada balasan. "Aduh jangan panggil bibi dong, panggil ibu atau tante aja, kalau panggil bibi serasa kek di panggil pembantu" Jelas Bu Sari.

"Lho bukannya di Indonesia bahasa Jepang Oba-san itu artinya Bibi ya? Kok jadi Tante? Trus kok jadi ibu? Bibi kan bukan Ibu saya" Tanya Midoriya. Bu Salamah terdiam dan menarik pergi bu Sari "aduh anak-anak kita udah pada nungguin nih, kita pulang duluan ya? Kalian juga jangan pulang larut malam kalau main kasian ortu kalian" Kata Bu Sari enggan. "Tapi ortu saya sudah meninggal" Jawab Tanjirou. "Ayah saya ga pulang-pulang sampai saya di kira anak haram dari guru saya Bi" Jawab Midoriya. "Ortu saya ga satu rumah sama saya Bi" Jawab Hinata ceria.

Fix Bu Sari dan Bu Salamah kena mental denger jawaban mereka, mari kita berdoa semua mereka tahan punya tetangga bocil kek trio cinnamon roll ini.

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

Hinata mendengus, sudah 1 jam terakhir setelah pertemuan mereka dengan dua ibu-ibu rempong tadi tapi mereka belum sampai ke tempat tujuan mereka "Aaaaa! Berapa lama lagi kita berjalan Midoriya-kun~ kapan kita sampai ke konbini (warung)" Keluhnya, Midoriya mendengus kasar "sebentar lagi Hinata, sabar dong! Memang kamu doang yang capek dan lapar" Kesal Midoriya. Tanjirou menggeleng dan menatap lamat pada sebuah ruko di depannya "tokonya kebakar" Gumamnya, gumaman Tanjirou membuat kedua orang lainnya refleks ikut melihat.

Hinata membuka mulutnya lebar tak percaya "gila! Jauh-jauh kita dari rumah ternyata tokonya lagi di renov kerena kebakaran?" Ok dia pengen pingsan sekarang, Midoriya menunduk lesu, namun manik hijau zambrutnya menangkap sesuatu "Eh Tan, liat itu ada SuperMart. Sapa tau kita bisa belanja di sana" Usul Midoriya. Tanjirou menoleh ke arah yang di tunjuk lalu mengangguk "ya sepertinya- woi Hinata tunggu kita!!" Ia menjerit saat mantan no 10 Karasuno itu sudah melesat duluan.

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

"Tadaima" -cute MC

"Okaeri" -side chr tp husbu sejuta umat.

Tanjirou meletakan belanjaan mereka di atas meja dapur, ia mengeluarkan bahan masakan di susul oleh Midoriya dan Hinata. Zenitsu yang baru selesai berbenah berjalan mendekat "kita akan sarapan apa?" Tanyanya tak sabar, perutnya sudah sedari tadi berteriak. "Hoi Zenitsu-san kamar sebelah sana belum kau beres kan, itu jatah mu jangan kabur" Teriak Kageyama yang datang dengan ember dan kain pel. Zenitsu memeluk Tanjirou "Tanjirou~ liat lah Kageyama, dia kejam sedari tadi menyuruh ku untuk membereskan seluruh rumah ini~ dia kejam!!" Ia menangis dan mengusak wajahnya pada bahu Tanjirou.

Hinata tersenyum dan mendekati Kageyama "Kageyama-kun, kau masak saja sana. Biar aku yang membersihkan sisa rumahanya" Setelahnya ia melesat meninggalkan Kageyama yang poker face "boge, bilang aja kalau kau tak bisa memasak" Ia mendekati Tanjirou dan Midoriya, menarik kerah baju Zenitsu dan mendorong mantan pemburu iblis itu "kau mengganggu, pergi sana Zenitsu-san" Ucapnya. "Hidoi! Kalian semua Hidoi! Aku tak mau melakukan apa-apa!". Tiba-tiba saja kemoceng mengenai kepala Zenitsu "Ha?! Apa kata mu? Kau mau mati hah? Sapu halaman luar sana dan kau Deku! Kau itu tak bisa memasak menyingkir lah jangan mengganggu" Zenitsu dan Midoriya langsung pergi meninggalkan dapur saat mendengar teriakan Bakugou.

Berbagi tugas dengan Bakugou, Kageyama, serta Tanjirou untuk merasakan sarapan lalu Hinata, Zenitsu dan Midoriya untuk membereskan rumah yang mulai sekarang menjadi tempat tinggal mereka di sini. Di dunia Baru yang belum mereka kenal.

"Hoi kalian~ sarapan siap. Cuci tangan, cuci kaki, baru makan!" Tanjirou berteriak sembari menata meja makan, mereka hanya memasak kari dan onigiri saja untuk sarapan mengingat bahan-bahan masakan di daerah mereka berbeda. Hinata yang sudah selesai duluan sudah duduk manis di depan meja makan. Tanganya mencoba mengambil onigiri namun di tepis oleh Bakugou. Hinata yang ingin protes langsung menciut saat di tatap Bakugou galak, sedangkan Midoriya yang duduk di sampingnya terkekeh dan menepuk pelan pundak Hinata "sabar Hinata, Zenitsu-san belum datang dan Kageyama masih mencuci peralatan dapur" Yang di nasehat mengembungkan pipinya merajuk. Setelah kumpul bersama mereka berdoa dan mulai makan bersama "Ittadakimasuka"

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

Perut penuh, rumah bersih, AC menyala, segelas jeruk peras dingin, ah~ surga untuk mereka. Midoriya mengeluarkan buku catatan dan pulpen "baik sekarang kita akan membicarakan pembagian kamar, sekolah, bahan makanan, jadwal masak, jadwal membereskan rumah dan lain-lain" Jelas Midoriya, Bakugou berdecih "untuk apa itu hah kuso Deku? Kita hanya tinggal ber enam" Katanya, Midoriya menatap malas pada teman masa kecilnya "jadi kita harus bagaimana Kacchan? Di rumah ini hanya ada 4 kamar, satu di antaranya kita jadikan penyimpanan barang-barang yang tak terpakai. Sisa 3 kamar dan kita ber enam" Jelas Midoriya.

Tanjirou mengangguk "tak mungkin sisanya tidur di ruang tamu begini kan?" Ucapnya "lagi pula setiap kamar itu punya dua single bed jadi kalian tak akan berbagi di tempat tidur yang sama" Lanjutnya. Bakugou berdiri dan menatap sengit Tanjirou "kau siapa berhak mengatur ku hah?!" Ia menunjuk-nujuk dada Tanjirou, yang di tunjuk menghela nafas "aku tau kita semua baru kenal. Aku tak mengatur mu aku hanya setuju dengan usulan Midoriya soal pembagian kamar" Ucapnya tenang. Saat Bakugou akan membuka mulutnya, tiba-tiba saja suara sepeda terjatuh mengalihkan mereka semua.

"Siapa itu?" Tanya Hinata, Kageyama mendelik dan mengambil sapu "suaranya dari bagasi yang belum selesai di bersihin" Katanya. Tanjirou mengambil kain pel dan mengikuti Kageyama ke bagasi, Hinata yang perasaan pun mengikutinya di susul Midoriya dan Bakugou serta Zenitsu yang takut di tinggal sendiri.

Bagasi. Gelap. Sunyi. Mereka berjejer dengan Bakugou di paling depan dan Zenitsu di paling belakang. Kageyama menyalakan satu-satunya lampu yang ada di sana, manik blueberry nya mengedar dan menangkap 2 siluet asing dekat sepeda "anata wa dare?" Mulutnya di tepuk Hinata "Bakageyama, jangan pake bahasa Jepang aneh!" Ucapnya. Kageyama meringis  ia lupa mereka bukan di Jepang. Tanjirou mendekat dan menyundul salah satu mereka dengan kain pel dan membuat salah satu dari 2 siluet itu berteriak.

"AAAAAAA HANTU!!!"

"GYAAAAA ONI! ITU ONI! ITU ONI!!! TEBAS KEPALANYA TANJIROU!"

"ASTAGHFIRULLAH³ KAN BENER ANJENG RUMAHNYA ADA HANTU!"

"SHINEEEE KAU VILLIAN!"

"KACCHAN HENTIKAN!!"

"PUKUL DIA KAGEYAMA!!"

"OSU!"

❝To Be Continued❞

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
Hai back lagi sama gw uhuy UwU.

Gimana chapter satunya? Suka ga 👉🏻👈🏻? ini Genrenya slice of live gitu kek keseharian mereka bertahan hidup mulai dari masih budaya Jepang banget ampe mulai kek orang indo yang magernya subhanallah. Jan lupa Komen, kalau bisa spam komen biar gw inget gw punya buku yang harus gw lanjutin :3
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang