Manik hijau itu terus memerhatikan jam di atasnya. Pukul 8:45 sedangkan waktu untuk pengambilan raport sudah di mulai 45 menit yang lalu. Ia mengusai surainya kasar "ah mou ii! Bagaimana kita bisa mendapatkan raport kita?" Ia menjatuhkan kepalanya pada sandaran sofa.
Bakugou yang lewat menjentik dahi sang teman masa kecil "lebih baik tak usah di ambil" Ia menyesap teh hijaunya dan mengambil tempat di samping pemuda hijau. Hinata yang datang dengan sepiring ketoprak mengangguk "aku setuju! Aku tak ingin melihat angka-angka menjengkelkan itu" Suapan pertamanya di ambil oleh Kageyama yang lewat untuk duduk. Dan ya, adu mulut pun terjadi untung ketopraknya ga jatoh.
Tanjirou dengan Zenitsu membawa nampan berisi piring ketoprak lain dan juga teh manis hangat. Bocah beranting hanafuda itu menggeleng dan memberikan sepiring ketoprak pada Kageyama "jangan merebut punya Hinata, Kageyama-kun" Si pemuda raven hanya mengangguk dan memakan ketopraknya.
Mereka memang makan di ruang tamu, lagi bosen makan di ruang makan. Sekalian sesekali nonton TV apa salahnya kan? Ya walaupun yang mereka tonton cuman doraemon the series doang. "Aku terbiasa mendengarkan suara Doraemon dengan bahasa Jepang. Agak aneh mendengarnya di dubbing Indonesia" Komentar Hinata "iya, rasanya seperti berbeda" Midoriya menimpali
"Memangnya doraemon itu apa?" Tanya Zenitsu sembari menyuapi ketopraknya. Midoriya mengambil ponselnya dan mensearch sesuatu di gugel "doraemon sudah hadir sejak tahun 1969, berarti di zaman Tanjirou dan Zenitsu-san itu belum ada" Gumamnya dan kembali menyimpan ponselnya untuk lanjut menonton doraemon.
"Anime bukanya ada sejak tahun 1917? Itu di zaman Taisho bukan?" Hinata bertanya, matanya tak lepas dari Nobita yang di tonjok Giants "ah maksud mu animasi berjudul Mukuzo Genkanban no Maki? Itu animasi yang cukup seru" Tanjirou menjawab "ia cukup populer dulu, aku menonton nya di TV dulu saat melewati beberapa toko. Waktu itu warnanya hanya hitam putih serta gerakannya masih kaku" Manik winenya menatap kagum animasi dari negaranya sekarang sebagus ini "tak terasa ternyata sekarang sudah seperti ini" Gumamnya. "Anime itu sebutan yang kita gunakan sejak tahun 1970, tentu saja Tanjirou dan Zenitsu-san hanya paham animasi" Celetuk Midoriya.
(Demi! bolak-balik ke gugel aing biar dapat informasi nya. Untung aing dah kebal ama sejarah :")
"Wah! Keknya enak nih. Bagi dong!"
Pffft!
Hinata yang sedang minum teh, harus memuncratkan tehnya ke wajah Bakugou di depannya. Bakugou meletakkan piring serta gelasnya di atas meja, ia menyeringai menatap orang yang menyiramnya "hehehe, gomen Bakugou" Pemuda bersurai Ash blonde itu merenggangkan tangan.
Langkahnya mendekati Hinata, sedangkan yang di dekati memulai ancang-ancang lari "temee!! Shine!!!!" Dan benar, kejar-kejaran itu tak terelakkan lagi. Dengan Hinata yang terus berteriak minta maaf serta Bakugou yang menyuruhnya mati. Fuujin terkekeh dan mengambil tempat Hinata "cepat bersiap, kita ambil raport kalian" Serunya semangat.
"Hoi! Sudah berapa kali kita bilang jangan datang mendadak" -Tanjirou
"Ehe!" -Fuujin
"Ehe te nanda yo!?" -4 orang stress.
(Nadanya kek Paimon sama Venti)
Midoriya menghela nafas "beri kami waktu Fuujin-san" Ujarnya dan membereskan piring makannya "itu ketopraknya masih ada ga? Mau dong, belum sarapan" Fuujin hanya nyengir pas di tatap oleh ZenTan, KageDeku. "Di belakang masih ada, ambil saja" Ujar Kageyama tak acuh, sebenarnya itu untuk Hinata karena dia tau bocah jeruk itu ga kenyang makan dikit, tapi dari pada dewi fujo itu bacot ye kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be +62 People (End)
Fanfiction"kalian akan di hidupkan kembali ke isekai" - Dewi KW "wah!! kita akan ke isekai! asikk ngeharem nih kek lord² isekai" -Jeruk geprok "dunia di mana tak ada super power dan apa pun yang ada di dunia fantasi lainnya" -Dewi KW "dahlah" -Jeruk geprok ⚠...