**✿❀7❀✿**

456 90 8
                                    

Tanjirou memegang gagang pintu kelas, ia menatap takut pada Midoriya dan Hinata "haruskah aku membukanya?" Hinata menggeleng "lebih baik kita bolos saja" Jawabnya asal. Midoriya mulai bergumam asal, ah benar-benar hari kedua bersekolah mereka malah telat. Benar-benar telat.

Murid mana yang datang jam 7.30? Ada sih, saya contohnya. Ora. Pintu kelas terbuka, memperlihatkan wanita paruh baya yang membawa spidol serta penghapus papan tulis. "Hehehe, Ohayou sensei" Ucap Midoriya canggung. Seisi kelas pun hening "wah parah banget sih bu, mereka murid baru tapi di hari kedua malah telat" Kompor Iqbal menghancurkan suasana hening itu.

Guru bername tag Sekar itu menatap datar mereka bertiga "jam berapa ini? Kalian murid baru bukan, mentang-mentang murid baru bukan berarti kalian ga tau aturan sekolah. Apa sebelumnya kalain belum pernah sekolah hah!? Ampe ga tau aturan!?" Marah sang guru "saya benar-benar baru pertama kali sekolah Sensei" Tangis batin Tanjirou.

"Heh kenapa diam, kalian ini bla bla bla" Mereka bertiga hanya menunduk, enak banget ya pagi-pagi belum sarapan, kena omel, di liatin satu kelas dan beberapa murid atau guru yang lewat. Semoga pendengaran mereka baik-baik saja ya.

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

Bel istirahat berbunyi. Hinata menjatuhkan kepalanya pada meja di depannya "Hazukashī, para Sensei menatap kita bahkan mereka berbisik-bisik" Tanjirou di sampingnya menutup wajahnya "huwaaaa, Hazukashī" Teriaknya. Bakugou menggebrak meja Midoriya, ia menyeringai "heh ternyata seorang kutu buku seperti mu bisa telat juga" Midoriya menatap kesal bom hidup itu "mengapa kau tak membangunkan ku Kacchan?" Ia bertanya dengan nada agak ketus.

Perempatan imajiner muncul pada Bakugou "hah!? Jadi kau menyalahkan ku!?" Midoriya menggeleng "bukan begitu Kacchan! Maksud ku mengapa kau tak membangun kan kami pagi tadi?" Zenitsu menatap mereka dan menghela nafas "awalnya kami ingin membangun kan kalian, tapi Kageyama bilang nanti kalian bangun sendiri apa lagi ada Tanjirou" Ujarnya.

Para MC itu menatap sengit Kageyama yang sedang minum susu kotaknya "apa? Aku salah?" Ucapnya tak berdosa. Tanjirou mendengus dan membuka bekalnya "ah hara heta. Ittadakimasu" Ia memakan bekalnya santai tak peduli pertengkaran Midoriya dan Bakugou.

Murid-murid menatap 6 pemuda itu "lucu ga sih mereka berenam, kek bocah ngekos gitu anjir" Celetuk Icha "iya apa lagi pada good looking semua, kagak ada yang buriq. Adem liatnya" Saut Aletta. "Idih buta mata lo semua, jelas-jelas gantengan gw juga dari ada mereka" Ucap Fatir PD.

"Najis pd banget" -Acha
"Astaghfirullah ga boleh gitu, sadar diri atuh" -Tasya
"Amit-amit" -Angel
"Anjeng lo semua!" -Fatir.

Raka memutar matanya malas "gelod teros!" Sindir nya. Naufal hanya diam dan memainkan gitar yang ia bawa "woi ndut, lu ngapain bawa gitar ke sekul!?" Azka bertanya sambil makan cilok yang ia beli tadi "kagak ngapa gabut aja gitu, soalnya gw kagak jajan mau nabung" Jelas pemuda gempal itu.

Zenitsu menatap Noufal tertarik "apa itu Biwa?" Tanya. Semuanya menoleh, jika kalian bertanya mengapa anak kelas x IPS 4 tidak ada yang ingin berbicara dengan mereka berenam, jawabannya adalah... Mereka masih canggung apa lagi 6 murid baru itu berasal dari Jepang.

Noufal menggeleng "gw kagak tau Biwa itu apa. Tapi ini namanya gitar kalau di kita" Jelasnya. Zenitsu mendekat "ini alat musik bukan? Boleh kah aku mencobanya?" Tanya Zenitsu sedikit takut karena ia di tatap terus "emangnya lo bisa Zen?" Tanya Ria.

Zenitsu menoleh, agak kurang nyaman namanya di singkat tapi tak apa "eum.. Entah lah, aku penasaran karena ini berbentuk seperti Biwa, jadi mungkin aku bisa memainkannya? Mungkin?" Ucapnya ragu. Rose berdiri "kalau gitu kita kolab nyok, gw nyanyi lo main gitar" Ucapnya "kita nyanyi lagu celengan rindu" Lanjut.

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang