**✿❀24❀✿**

337 56 30
                                    

Midoriya mengucek matanya sembari menuruni anak tangga "ohayou" Tanjirou yang baru saja keluar dari dapur mengangguk "ohayou mou Midoriya" Jawabnya, manik hijau pemuda itu menoleh "di mana yang lain?" Tangannya mengambil gelas untuk minum.

Tanjirou mengangkat bahunya "entah lah sejak aku terbangun ruangan ini sudah sepi" Pemuda berquirk One For All itu menyerit dan melirik jam "ini baru jam 6 pagi, tak biasanya mereka tak membangunkan kita" Gumamnya. Tanjirou mengangguk setuju dan menyesap tehnya, agak aneh mendengar ruangan ini sepi. Biasanya rame karena Hinata menggoda Kageyama atau Bakugou.

Midoriya melirik kalender yang menggantung di samping dispenser "apa Kacchan mengingat hari ini?" Ia tersenyum kecut mengingat masa lalunya bersama sang teman masa kecil. Tanjirou yang melirik nya mencolek tangan pemuda hijau itu "kau kenapa Midoriya?" Tanyanya, Midoriya menggeleng "nandemonai, hanya mengingat masa lalu saat aku ulang tahun" Pemuda pemilik pernafasan air dan matahari itu tertarik "wah? Kapan ulang tahun mu Midoriya?" Tanyanya antusias.

"Hari ini, aku penasaran apa Kacchan mengingatnya" Gumamnya di akhir. Tanjirou membulatkan matanya "hari ini kau berulang tahun? Otanjoubi omedetou kalau begitu Midoriya. Ternyata ulang tahun kita beda sehari, kemarin ulang tahun ku" Jawabnya antusiasme, tanpa mempedulikan wajah terkejut pemuda di depannya.

"Kemarin ulang tahun mu? Kenapa kau tak memberi tau kami" Tanjirou terkekeh dan menggaruk tengkuknya "apa yang harus ku harapkan Midoriya? Aku juga berfikir Zenitsu lupa, jadi aku menunggunya hari ini" Jawabannya santai. Midoriya mengangguk, ka setuju dengan pemikiran Tanjirou "mungkin Kacchan seperti itu juga"

Matahari semakin meninggi, dua orang yang sibuk berbincang santai kini salah satunya mulai menyerit heran "sudah hampir pukul 9, kenapa mereka belum kembali?" Tanjirou mulai khawatir, Midoriya di depannya mencoba menenangkan "ku rasa mereka sedang membeli keperluan untuk kita membuka kafe" Ia mencoba berpositif thinking.

Tanjirou mengangguk dan mencoba berpositif thinking seperti kata Midoriya "oh ga Tanjirou, kau bilang ayah mu itu pemilik pernafasan api bukan?" Midoriya mencoba mengganti topik agar temannya itu tak panik, walaupun ia sendiri juga khawatir. Tanjirou mengangguk "unn, ayah ku penggunaan pernafasan matahari lebih tepatnya. Ia menari untuk dewa api" Tanjirou tersenyum mengingat hebatnya sang ayah yang bisa menari di tengah salju mengingat tubuhnya retan.

Midoriya tersenyum "itu mengingatkan ku pada ayah ku juga, ayah ku memiliki quirk nafas api" Gelas di tangannya ia putar "kaa-san bilang aku sama sekali tak mirip dengan Tou-san" Ia terkekeh sebentar, Tanjirou mengangguk "kaa-san juga mengatakan hal yang sama. Aku sama sekali tak mirip dengan Kaa-san, aku lebih mirip dengan Tou-san" Jawabnya.

Mereka saling pandang dengan senyum khas mereka, walaupun perlahan sedikit berubah.

"Aku tak mirip dengan Kaa-san ku" -Tanjirou
"Aku tak mirip dengan Otou-san ku" -Midoriya
"Ayah ku pengguna pernafasan api/matahari" -Tanjirou
"Ayah ku memiliki quirk nafas api" -Midoriya
"Ulang tahun ku kemarin" -Tanjirou
"Ulang tahun ku hari ini" -Midoriya
"Masaka?" -Tanjirou/Midoriya

Tanjirou segera membekap mulut Midoriya yang siap bergumam berbagai teori "jangan membuat ku berfikir aneh Midoriya" Ia mencoba tak berasumsi seperti yang mereka pikirkan. Midoriya melepaskan bekapannya "itu mungkin saja bukan? Di zaman ku ada orang yang memiliki quirk untuk pergi ke masa lalu, jadi itu mungkin saja!" Jawab Midoriya semangat.

Tanjirou menggeleng "marga kita jelas-jelas berbeda Midoriya!" Ok Tanjirou sedikit kesal teman-teman. Midoriya sedikit mengangguk setuju "tapi kan... Kalau bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla" Tanjirou menghela nafas, pagi yang indah untuk mendengar Midoriya Izuku bergumam tentang teori yang entah benar atau tidaknya.

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang