**✿❀3❀✿**

607 108 6
                                    

'SMAN 34 Jakarta' nama itu tertulis besar di depan gerbang. "Woah" Kagum mereka bersamaan kecuali Bakugou dan Kageyama "itu sedikit kusam, berapa lama papan nama itu di biarkan berlumut?" Ucap Bakugou sarkas "Kacchan" Tegur Midoriya, tak enak sekali di dengar orang lain, yang di tegur memalingkan muka. "Ayo kalian harus ke kantor kepala sekolah dulu biar tau masuk kelas mana" Jelas Sarah.

Mereka mengikuti gadis berbando polkadot putih biru itu hingga ke sebuah ruangan dengan papan bertulisan 'kepala sekolah'. Bagas menepuk pundak Tanjirou dan tersenyum "berjuang lah" Setelahnya ia pergi dari sana dengan Sarah. Mereka menyerit "memangnya kepala sekolah mereka pemarah ya?" Tanya Midoriya, Kageyama mengedikan bahunya "entah lah, yang ku tau kepala sekolah ku dulu menggunakan rambut palsu" Hinata menahan tawa kala mendengar ucapan Kageyama, ah nostalgia rasanya. Zenitsu gemetar "a-apa pemimpin sekolah mereka memakan manusia?" Tanyanya, Tanjirou menghela nafas "tak ada yang seperti itu di sini Zenitsu" Jelasnya.

Bakugou mendorong pintu itu kasar "hoi pak tua kami murid pindahan ingin tau di mana kelas kami" Midoriya panik "Kacchan!" Jerit nya, Hinata melenggos mengintip "permisi~" Ucapnya dengan nada ceria. "Ya sebentar" Sautan terdengar, lalu muncul seorang wanita sekitar 40an muncul dari pintu yang sepertinya toilet "eh kalian anak-anak baru ya? Duduk dulu sini" Wanita itu Bu Diah yang menjabat sebagai kepala sekolah di sana mempersilakan mereka masuk.

Mereka masuk, lalu memeberikan 6 kertas yang sudah di kumpulkan pada Tanjirou "ini Sensei, formulir data kami" Jawabnya sopan. Bu Diah mengambilnya lalu menatap mereka semua "warna rambut kalian itu di cat atau alami dari sananya?" Tanya sedikit mengintimidasi "i-ini dari lahir Sensei" Jawab Hinata, Midoriya dan Tanjirou mengangguk "ha? Apa salahnya dengan warna rambut saya? Apa gak anda mengatur saya? Di sekolah saya yang sebelumnya tak apa!" Marah Bakugou. Bu Diah menyerit "saya hanya bertanya kenapa kamu malah marah-marah!?" Jawabnya dengan intonasi sedikit di naikan.

Bakugou yang naik pitam langsung di tahan Tanjirou dan Midoriya, bahaya belum sehari mereka di sekolah udah dapat catatan jelek nantinya. "Maafkan dia sensei, dia memang sedikit tempramental" Jawab Midoriya "hah apa kata mu kuso Deku?" Bakugou yang ingin mengamuk di bekap Tanjirou "yamero Bakugou!" Marahnya. Bu Diah menghela nafas "kalau memang rambut kalian semua seperti itu dari lahir apa boleh buat, kalian di tempatkan di kelas X IPS 4" Jelasnya lalu berjalan keluar ruangan "saya akan mengantarkan kalian". Kageyama berdiri dan mengikuti dari belakang "kami semua satu kelas Sensei?" Ia bertanya, Bu Diah mengangguk "kelas IPS lain berisi 25 murid, hanya kelas IPS 4 yang masih 20, jadi kalian semua masuk di sana saja" Jawabnya sekena.

Kageyama hanya beroh ria dan mengangguk "ne Sensei! Apa ada club Volly? Ah maksud ku ekskul Volly?" Hinata bertanya dengan riang, Bu Diah berhenti sejenak lalu menggeleng "tak ada yang meminati Volly makanya ga ada ekskul itu di sini" Jawabnya lanjut melangkah. Hinata terdiam dan menunduk, Kageyama yang tau kekasihnya sedih menunduk lalu berbisik "di sini masih ada lapangan Volly tadi aku melihatnya, kita masih bisa bermain di sini kalau kau mau" Bisiknya lalu mengejar yang lain. Hinata meremat tasnya senyumnya terpantri indah "Midoriya! Tanjirou! Hei kalian tunggu aku!"

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

"Ini kelas kalian. Taro tas kalian di tempat duduk kosong trus ke lapangan, upacara bendera akan segera di mulai" Jelas Bu Diah, mereka semua pun membungkuk "Arigatou gozaimasu Sensei" Ucap mereka bersamaan dan bilas anggukan singkat oleh sang kepala sekolah. Bakugou menatap sekeliling "ini lebih tepat ruang eksekusi dari pada kelas" Katanya sarkas, mereka terdiam, kurang lebih setuju dengan mantan pemilik quirk ledakan itu. "Kelas ku bahkan lebih baik" Bisiknya pada Midoriya di sampingnya dan di balas kekehan canggung Midoriya "ma, ma, yamero. Berhenti membandingkan sekolah lama kalian dengan sekolah sekarang, bukan kah sekolah itu untuk mendapatkan ilmu? Nah sekarang ayo kita simpan tas kita lalu menuju lapangan, di sana sudah mulai berisik" Tanjirou mendorong Hinata dan Midoriya, menaruh tas mereka di kursi paling belakang dekat loker "setidaknya mereka masih memiliki loker" Gumam Kageyama.

Mereka berjalan santai saat para pengibar bendera siap mengibarkan bendera merah putih, mereka berbaris di pojok kanan dengan urutan Hinata, Zenitsu, Tanjirou, Midoriya, Bakugou dan terakhir Kageyama yang menjulang tinggi. Bahkan guru yang di belakang mereka kesal melihat tinggi Kageyama. "Woah baris berbaris mereka keren sekali" Hinata berdecak kagum melihat 6 perempuan dan 3 Laki-laki yang mengibarkan bendera. "Bendera siap!" Ucap perempuan di pojok kanan dengan membentang bendera "kepada dang merah putih! Hormat!! Grak!" (Omg kangen upacara gw TwT dah setahun kita ga upacara bendera) lantunan lagu terdengar, di tambah dengan suara para perempuan menyanyikan lagu Indonesia Raya "woah mereka keren sekali" Kata Zenitsu lelaki di sampingnya berdecak "ck alay sekali, ga pernah liat upacara aja lo pada" Ucapnya sarkas.

Bakugou yang ingin menjawab langsung di bekap Kageyama yang ada di belakangnya "jika kau marah dan membuat keributan Tanjirou bisa marah" Tegurnya, Bakugou berdecih dan melepas bekapan Kageyama "jangan mengatur ku karakter sampingan" Sungut nya. Seteleh beberapa deretan acara, mereka hampir berada di ujung upacara. "Amanat pembina upacara, perserta upacara di istirahat kan" Ucap lantang pembawa upacara tersebut. "Istirahat? Kita duduk nih?" Gumam Hinata, ia ingin menoleh pada Zenitsu namun takut ketauan guru di belakangnya. "Untuk amanat! Istirahat di tempat! Grak!" Seru pemimpin upacara, Hinata yang sudah hampir menyentuh tanah langsung berdiri kembali.

"Pfft"

"Anjir kkkkk"

"Astaghfirullah malu ga tuh"

Bisikan para murid terdengar olehnya, ia menunduk sedalam-dalamnya menyembunyikan wajahnya yang memerah malu. Tak hanya barisan di sebelahnya yang menahan tawa, pembina upacara yang tak sengaja melihatnya juga menahan tawa, petugas upacaranya juga, jangan lupa Kageyama yang sudah cekikikan di belakang sampai guru di belakangnya berdehem "utshukushi TwT apa yang kau lakukan Shoyou? Ini masih hari pertama sekolahmu jangan bikin hal yang memalukan!!" Batinnya menjerit, menahan malu.

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

Hinata berjongkok di tempatnya, lapangan sudah mulai sepi karena upacara telah selesai "pfftt apa-apaan kau itu Hinata" Midoriya mencolek bahu Hinata membuat pemuda bersurai orange itu berdecak "kalian kenapa tak memberi tau ku! Apa lagi kau Zenitsu-san!" Ia menunjuk pria bersurai kuning cerah itu "eh? Kau menyalahkan ku? Aku saja tak tau makanya aku tunggu kelanjutannya, tak seperti mu. Pfftt" Ia menahan tawanya mengingat wajah memerah Hinata, lucu sekali.

Kageyama mengangkat tubuh Hinata menjadi berdiri "lapangan sudah sepi, ayo kembali ke kelas" Ia menepuk kepala orange itu dan berjalan menuju kelasnya, Bakugou tanpa banyak bicara juga mengikuti Kageyama. Midoriya terkekeh dan menggandeng Hinata "sudah-sudah, yang lihat juga hanya beberapa orang, tidak tiga angkatan" Ucapnya menghibur Hinata yang masih menunduk. Mereka berjalan sembari terkekeh dengan sesekali menggoda mantan no 10 Karasuno itu.

Midoriya membuka pintu dan di hadiahi lemparan tas miliknya sendiri "tas siapa sih itu anjeng, ngapain coba ada di meja gw" Teriak seorang lelaki dan di susuli gelak tawa sekelas, Midoriya menyerit dan meremat tas miliknya "ini tas ku, lagi pula aku telah menaruhnya di meja kosong" Ucapnya dengan nada sedikit jengkel. Kini semua mata tertuju pada 6 pemuda itu "wah ternyata murid baru toh, maap aja nih ya. Bagian belakang kelas itu hak gw sama geng gw, mending lo pada duduk di lantai aja deh" Ucap lelaki itu dan di balas tawa oleh sekelas, kecuali beberapa perempuan yang mengagumi ketampanan 6 pemuda itu. "Teme" Bakugou yang ingin maju di tahan Kageyama "jangan buat masalah di hari pertama Bakugou-san" Ucapnya.

"Peduli setan" Bakugou yang ingin melayangkan tinjunya tertahan akibat Tanjirou menarik kerah bajunya "Yamero!" Marahnya "abaikan saja dia" Manik merah wine nya menatap tajam pemuda di depannya. Midoriya menarik Zenitsu dan Hinata ke barisan belakang, Kageyama dan Tanjirou menyusul dengan mereka menahan tangan Bakugou "lepaskan aku anting aneh, kau juga tiang listrik! Lepaskan aku! Biarkan aku menghajar mulut kurang ajarnya!" Ia meronta dan mendapatkan dead glare dari Tanjirou "kalau begitu, biar aku dulu yang menghajar mulut mu" Ucapnya sarkas, Bakugou yang ingin marah kembali mengingat Tanjirou pernah membuatnya pingsan hanya dengan menyundul kepalanya, sepertinya dia harus sedikit berhati-hati dengan pria bersurai wine itu.

❝To Be Continued❞

⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
Hola!! Aku back :3

Kalian komen dong, komen apa aja deh yang penting komen :"
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang