**✿❀12❀✿**

365 79 20
                                    

Jam menunjukan pukul 4 dini hari. Para penghuni rumah mewah itu belum ada yang tidur karena pesta ulang tahun Hinata. Alasannya? Besok masih ujian dan mereka belum belajar sama sekali, kan ga lucu baru pindah sekolah ternyata malah ga naik kelas :") hilang sudah harga diri dari ketampanan mereka.

Tanjirou menghela nafas, ia menutup mukanya dengan buku, kantung matanya terlihat tipis "selalunya aku bergadang untuk memburu Oni, kenapa sekarang rasanya lelah sekali" Rutuknya. Zenitsu menganggu dan kembali meneguk gelas kopi ke 4 "sou desu ne, kenapa kali ini rasanya lelah sekali" Ka merenggangkan tubuhnya.

Midoriya menatap mereka semua "istirahat sejenak mau? Aku baru lihat trend dari medsos. Trend adu nasib pake suara yang Oi! Oi! Oi! Gitu deh" Midoriya memperagakan suaranya membuat BakuKageZeni menyerit. Sedangkan TanHi malah mengangguk antusias karena paham.

Zenitsu menggaruk tengkuknya "ah, terserah kalian aku ikut saja" Ucapnya di angguki Kageyama "tak sudi aku" Jawab Bakugou. Kageyama melirik pemuda jabrik itu "yang mengajak mu siapa Bakugou?" Perempatan imajiner muncul pada Bakugou, jujur kenapa pemuda tiang di sampingnya ini gemar membuat nya darah tinggi.

Para MC itu tersenyum. Masa bodo deh kalau BakuKage gelut lagi, sekarang waktunya senang-senang sebentar. "Di mulai dari yang lebih tua dulu. Silakan Zenitsu-san, apa nasib mu yang paling menyedihkan" Midoriya membuka catatannya "anggap saja agar kita semakin dekat" Lanjutnya.

(⚠Warning⚠ ada beberapa adegan spoiler dari manga, bagi yang bukan manga reader saya mohon maaf ini demi kepentingan cerita)

Zenitsu menyerit, ia tak ingin mengorek luka lamanya "apa harus jujur?" Ia sedikit ragu. Tanjirou di sebelahnya tersenyum lembut "daijoubu" Gumam pemuda Kamado itu. Zenitsu menghela nafas lelah "aku di buang oleh orang tua ku karena memiliki pendengaran yang tajam"

Baru saja awal Hinata dan Midoriya sudah tertriggered "lalu saat remaja seorang kakek mengadopsi ku dan menjadi kan ku muridnya. Ia melatih ku menjadi pemburu iblis. Tinggal bersama jii-chan serta Kaikagu-nii yang juga murid Jii-chan" Zenitsu menerawang masa lalunya "Kaikagu-nii cemburu pada ku dan ia memilih bergabung menjadi oni. Jii-chan yang malu harus bertanggung jawab dengan membelah perutnya" Pemuda kuning itu terkekeh kecil "dan... Karena Kaikagu-nii adalah oni, aku membunuhnya"

Ia melipat lututunya dan menenggelamkan kepalanya "aku memang di takdirkan menjadi sebatang kara sepertinya" Tanjirou di sampingnya memeluknya, Zenitsu hanya tersenyum tipis dan mengusak surai yang lebih tua "hahaha Tanjirou bukannya kau sudah tau, kenapa masih seperti ini?" Tanjirou hanya menggeleng, ia bisa mencium aroma kesedihan dari pemuda itu.

Hinata menarik ingusnya "hiks... Lanjut aja ya ke aku, kasihan sama Zenitsu-san" Hidungnya di lap oleh Kageyama, sedangkan Midoriya sudah membuang tisu ke limanya. Emang ya MC dari BNHA ini paling sensitif soal emosi makanya agak cengeng :)

Setelah menghapus air matanya ia menatap mereka semua "aku itu pendek". "Kenyataan" Timpal Bakugou yang sedari tadi menyimak "Bakugou! Diam lah dulu!" Ia merengut tak suka "aku itu bodoh". "Kenyataan" Timpal Bakugou lagi, hampir saja gelas kopi Zenitsu melayang ke arah pemuda rambut jabrik itu.

"Maafkan Kacchan Hinata, kau tau dia seperti apa" Midoriya menenangkan pemuda orange itu. Hinata menghela nafas "intinya kemampuan ku semuanya di bawah rata-rata, keluarga ku tak kaya, aku punya potensi tapi tak punya lingkungan yang bisa mengembangkan potensi ku" Ia mengepal tangannya, ingat berbagai cemooh soal dirinya yang pendek tapi ingin bermain voli.

Midoriya tersenyum "aku tau jika Hinata itu hebat" Ia menyemangati. Hinata terkekeh dan menatap Tanjirou "sekarang kau Tanjirou" Yang di suruh baru selesai meminum coklat panasnya, dirinya sedikit menyerit mencoba menggali memori

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang