Mereka berkumpul di lapangan luar. "Yak baiklah sekarang kita mulai pelajaran pjok saat ini. Bab yang kita akan pelajari hari ini adalah kebugaran jasmani" Penjelasan guru PJOK itu tak di dengar oleh Hinata.
Dirinya menunduk lesu, tak bersemangat "ku kira kita akan belajar voli" Kageyama melirik pemuda orange itu, ia mengangkat tangan "ya murid baru ada yang di tanyakan?" Pak Wowo bertanya "sensei bolehkah saya menggunakan lapangan Indoor nanti?" Tanya pemuda Raven itu.
Pak Wowo menyerit "sekarang pelajarannya di lapangan outdoor bukan lapangan indoor, ga boleh! Kalau mau pake lapangan. Lapangan outdoor aja" Jelasnya kesal. Mata Hinata kembali berbinar "kau dengar Kageyama-kun? Kita bisa menggunakan lapangan ini, setidaknya kita bisa memukul bola" Ujarnya kembali bersemangat.
Guru olahraga itu tak peduli dan mengambil buku catatannya "kemarin kan udah saya bilang, kalau hari ini ambil nilai kebugaran. Ayok yang namanya di panggil langsung bersiap" Ucapan guru olahraga itu membuat 6 pemuda lainnya memucat "ulangan?" Gumam Midoriya.
Hinata menjambak rambutnya sendiri "Iie! Saya belum siap sensei!!!" Teriaknya, pak Wowo menoleh "kalain berenam terakhir aja. Lagian salah sendiri masuk sekolah akhir tahun ajaran". Mereka mematung "eh? Akhir tahun ajaran?" Gumam mereka.
Melati menoleh "iya akhir tahun, minggu depan udah ujan kenaikan kelas" Jelas gadis itu. "WTF!?" Teriak Kageyama "what the fuck? Itu artinya apa Midoriya?" Zenitsu menoleh pada laki-laki di sampingnya "err... Itu..." Midoriya ke gelagapan. "Itu hanya ucapan reflek ketika kau terkejut" Balas Bakugou.
Hinata menggeleng "ulangan? Kita saja masih belum mengerti pelajaran di sini" Adi yang baru balik penilaian mendekati mereka "ya palingan lo semua ga naik kelas udah sih itu aja" Jelasnya.
Bruk
Semua mata menoleh pada suara "Kageyama!!" Hinata menampar pipi pemuda Raven itu "Kageyama! Bangun Kageyama! Ini tidak seperti kita akan melakukan camping di Tokyo! Hei bangun Bakageyama!" Tubuh mungil itu mengguncang tubuh sang patner. "Pak ada yang pingsan pak!" Raka berteriak "ya di gotong ke UKS dong! Jangan lapor doang!" Balas sang guru.
Bakugou menyeret sang tiang, G ada yang mampu soalnya Kageyama ketinggian. "UKS di mana?" Tanya datar pada ketua kelas, Raka dengan sigap menuntun Bakugou yang benar-benar menyeret Kageyama. Hinata menangis Bombay "Kageyama jangan mati dulu, aku belum mengalahkan mu dalam Volly" Tangisnya. Zenitsu menatap datar Hinata "kau berlebih-lebihan" Ujarnya.
Tanjirou tersenyum kecut "Zenitsu kau juga sama sepertinya terkadang" Gumam pemuda beranting hanafuda itu. Ricuh sudah kelas x ips 4 itu. Terpaksa sang guru olahraga harus menunda penilaian itu, karena Hinata ikut pingsan setelah tau mata pelajaran yang akan di uji pertama adalah PKN dan Bahasa Inggris.
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
нσω тσ вє +62 ρєσρℓє
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱Hinata dan Kageyama menatap tak minat pada bento mereka. Istirahat makan siang, mereka berada di kantin untuk memakan bekal yang mereka bawa. Midoriya menatap mereka "aku juga masih tak mengerti pelajaran di sini, jadi mari kita belajar bersama" Ujarnya memotivasi. "Nee Midoriya, apa kau pernah mendapat angka yang tak pernah lebih dari satu?" Ucapan pemuda orange itu membuat Midoriya mematung, bahkan Bakugou berhenti makan dan menatap mereka berdua "pffft itu nilai? Hahahahahhaha" Tawa Bakugou menggelegar.
Zenitsu dan Tanjirou hanya menunduk, menyimak lebih baik. "Hinata, kita belajar bersama saja ya? Aku juga masih belum mengerti tentang negara ini" Midoriya mencoba tersenyum, Tanjirou menatap Hinata "nee futari tomo" Suara Tanjirou mengentrupsi mereka "setidaknya kalian berdua lebih baik di banding diri ku dan Zenitsu. Kami saja masih harus belajar untuk mengubah huruf Katana, Hiragana, serta Kanji ke huruf Alfabet" Zenitsu mengangguk "ya, jangan lupa rumus-rumus matematika lainnya. Aku hanya mengerti Tambah bagi kurang kali" Tambah Zenitsu.
Kageyama dan Hinata tertegun "ah sou... Baiklah mari kita belajar bersama!" Mereka semua tersenyum, bertekat untuk belajar dengan giat. Bakugou mendengus, kenapa coba ia harus bersama orang-orang bodoh.
"Permisi, kursi kantin sudah penuh sedangkan sisi lain sebelah kalian masih kosong. Boleh kan aku duduk di sini?"
Manik mata berbeda warna itu menoleh, wajah mereka tercengang. Seorang gadis dengan seragam putih biru yang cukup besar, jilbabnya yang panjang, kacamata berbingkai kotak, bibirnya semerah delima itu berbicara. Wajah Hinata memerah ia membuang muka "ah ya! Ya silakan!" Zenitsu berucap semangat.
Gadis itu menunduk agar tak bertatapan langsung dengan mereka, ia duduk di sebelah mereka berenam. Namun jaraknya cukup jauh. Zenitsu mencengkram dadanya "cantik sekali" Gumamnya, Tanjirou yang ikut melirik pun memerah "anggun". Hinata menutup mukanya dengan mulut "dia imut" Sedangkan Midoriya bergeleng menghancurkan imajinasi di mana gadis itu terjatuh di depannya "astaga Izuku! Apa yang kau pikirkan! Ini pasti efek hampir setiap saat Uraraka jatuh di hadapan mu" Batinnya meringis.
Bakugou dan Kageyama menatap datar 4 orang itu. Kageyama mendengus dan merapikan bekalnya "aku kenyang, aku kembali" Ujarnya. Hinata hanya melirik tak peduli, Bakugou yang sudah selesai juga membereskan makanannya tak peduli ada mereka "buta akan pandangan pertama" Gumaman itu mendapat tatapan kesal mereka berempat.
Midoriya menggeleng dan membereskan bekalnya "oh ya Hinata, sepertinya Kageyama marah dengan mu" Hinata yang memakan potongan terakhir tamagoyaki menoleh "oh itu sudah biasa. Mungkin saat aku pulang nanti ia akan terus memeluk ku dan bergumam 'Hinata Boge'" Jelas Pemuda orange iitu.
Zenitsu menatap pada Hinata yang membereskannya bekalnya "anoo, aku ingin bertanya ini sejak kita pertama bertemu. Mengapa kau menyukai laki-laki seperti Kageyama? Maksud ku perempuan di dunia ini banyak" Pertanyaan itu terlontar tanpa filter suara dan kata, untuk kantin mulai sepi.
Hinata meminum air mineralnya lalu menatap mereka bertiga yang penasaran "kenapa ya? Entah lah aku tak tau. Yang ku tau aku masih menyukai wanita juga, tapi aku juga tak suka Kageyama dekat dengan yang lain" Jelasnya. Midoriya teriak, mulutnya mulai bergumam panjang. Hinata sweat drop menatap pemuda hijau itu "aku itu BI (bisex) menyukai dua gender. Sepertinya begitu sih" Terangnya lagi.
Tanjirou hanya mengangguk walaupun tak terlalu paham "alasan kau berpacaran dengan Kageyama apa?" Ia bertanya, Hinata mengamit dagunya "hm... Entah lah, aku hanya merasa nyaman bersamanya. Walaupun ia itu benar-benar mengesalkan ia itu orang yang baik" Katanya.
Pemuda itu berdiri dari duduknya "istirahat 4 menit lagi selesai, ayo kembali" Mereka bangkit dan sedikit membungkuk pada gadis di sebelah mereka "kami permisi" Ucap mereka bersama. Gadis itu pun hanya mengangguk sekilas dari balik bibir botolnya.
Setelah para pemuda itu pergi, gadis berkaca mata itu langsung menggebrak meja kantin. Untung sudah sepi. "Astaghfirullah telinga gw ga salah denger kan? Iya kan? omg!!! Tadi cwo yang rambutnya oren ternyata pacaran sama yang tiang. Anjir anjir! Harusnya tadi gw rekam huwee padahal lucu yang tiang tadi cemburu gegara si oren lirik gw" Tangisnya. Miya auliana. Primadona SMA Negeri 34 Jakarta itu selama ini selalu menyembunyikan sisinya yang satu ini. Ya mari kita tinggalkan gadis fujo itu beteriak gila.
❝To Be Continued❞
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
yo gw up lagi. Maaf ga nentu soalnya gw nyelesain buku sebelah dulu, mana tuh buku bentar lagi tamat TwT. Jan lupa vote dan komen ye 👋🏻
⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be +62 People (End)
Fanfiction"kalian akan di hidupkan kembali ke isekai" - Dewi KW "wah!! kita akan ke isekai! asikk ngeharem nih kek lord² isekai" -Jeruk geprok "dunia di mana tak ada super power dan apa pun yang ada di dunia fantasi lainnya" -Dewi KW "dahlah" -Jeruk geprok ⚠...