**✿❀4❀✿**

521 93 6
                                    

Para gadis yang melihat mereka berenam benar-benar duduk di lantai merasa tak enak "woi Iqbal! Lo ga boleh gitu ama murid baru!" Teriak gadis dengan rambut panjang di gerai "bela gih tuh murid baru, mereka tuh harusnya tau derajat mereka" Ucap lelaki yang tadi menantang Bakugou a.k.a Iqbal. Perempuan berhijab segi empat dengan kaca mata kotak angkat bicara "derajat, derajat, bapak lo derajat! Muka pas-pasan aja sok belagu!" Tasya perempuan berhijab dan berkacamata itu berteriak kesal. Dirinya heran mengapa laki-laki di kelasnya tak ada yang benar.

"Wah ajak berantem nih bocah" Iqbal datang mendekat, mengangkat tanganya namun di tahan oleh tangan lain "gomen, aku bukan mau ikut campur. Namun aku tak suka diri mu mengangkat tangan pada seorang wanita" Manik keemasan itu menggelap. Zenitsu, dirinya tau terkadang tak sopan dengan setiap wanita yang ia temui, namun tetap saja ia tau batasnya. Dirinya tak suka wanita di pandang nista dan harus di perlakukan kasar seperti itu. "Ah maaf! Aku tak sengaja memegang tangan mu" Ia mundur beberapa langkah dan melepaskan cekalanya pada Iqbal, keringat mulai turun takut jika dirinya yang sekarang menjadi sasaran lelaki itu.

Iqbal menggeram "apa hak lo ngatur gw hah!?" Intonasinya ia naikkan membuat Zenitsu menyembunyikan kepalanya dengan tangan "bocah culun lo pada" Ia menunjuk-nunjuk Zenitsu namun setelahnya ia tergeletak pingsan dengan Zenitsu yang menahanya "Tanjirou.." Yang di panggil tersenyum "kau baik-baik saja kan Zenitsu?" Tanyanya, mengabaikan tatapan tak percaya seisi kelas. Kagum? Bagaimana mereka tak kagum. Tanjirou berjalan setenang air dan hampir tak bersuara, berdiri di belakang Iqbal dan menekan titik kesadaran lelaki itu dari balik tengkuknya membuat lelaki itu pun pingsan "sebenarnya aku tak ingin mengunakan cara seperti ini, tapi sepertinya lelaki ini lebih keras kepala dari Bakugou" Yang di sindir menatap tajam mantan pemburu iblis itu "cih"

Tanjirou mengangkat Iqbal ke bahunya dengan mudah "ha'i aku akan menghantar pemuda ini ke ruang kesehatan, bisa kalian menghantar ku ke sana?" Gadis dengan tinggi kira-kira kurang dari 155 itu berdiri mendekat "biar gw anterin, nama gw Melati" Ucapnya "Melati ya? Kawaii namae" Ucap Tanjirou dengan tersenyum membuat wajah Melati memerah dan berjalan keluar kelas dengan menunduk. Tasya sendiri mendekati Zenitsu "makasihnya udah nolongin, nama gw Tasya. Nama lo siapa?" Zenitsu yang di dekati gadis langsung memerah "A-agatsuma Zenitsu desu, pa-panggil Zenitsu saja!" Ucapnya cepat membuat Tasya tertawa "iya-iya makasih ya Zenitsu" Ia tersenyum pada mantan pemburu iblis itu membuat Zenitsu pingsan di tempat "bodoh!" Teriak 4 pemuda yang melihat interaksi Zenitsu dengan perempuan.

Bakugou menatap Midoriya "hah? Kau sendiri bagaimana kuso Deku, baru berbicara dengan gadis gravity itu saja sudah hampir pingsan" Midoriya memerah malu "Ka-kacchan" Gumamnya, Hinata dan Kageyama tertawa ternyata Midoriya sama saja seperti Zenitsu. "Hai, nama kalian siapa?" Sapaan itu membuat mereka menoleh, seorang perempuan dengan rambut pendek sebahu mendekat, di Susul anak-anak yang lainnya. "Hinata Shoyou desu" Hinata menjabat tangan gadis itu dan tersenyum "Anastasya, panggil Acha aja" Ucapnya tersenyum. "Kageyama Tobio" Kageyama memperkenalkan diri, sedikit kaku memang namun ia juga bingung harus melakukan apa "Midoriya Izuku dan di sampingku ini teman masa kecil ku Bakugou Katsuki. Yoroshiku" Midoriya tersenyum dan juga memperkenalkan Bakugou pada yang lainnya.

Bakugou yang risih menggebrak meja di sampingnya "urusai!" Ia berteriak lalu berjalan ke luar kelas "apaan sih tu orang, kenalan doang juga. Ga punya temen mampus tu" Lelaki dengan tubuh yang agak bulat berkomentar "hush Nouval ga boleh gitu" Perempuan dengan hijab panjang itu memperingati, Midoriya menunduk sebentar "maafkan teman ku, aku akan menyusulnya" Dirinya berlari mengikuti Bakugou yang ternyata sedang berbicara dengan seorang guru "Kacchan?" Bakugou menoleh lalu mengambil kertas di tangan sang guru "Arigatou" Ucapnya dingin dan meninggalkan Midoriya. Midoriya menggaruk tengkuknya tak gatal "gomen Sensei, Ka-maksudku Bakugou memang selalu seperti itu" Jelasnya, sang guru dengan name tag Ikhsan hanya tersenyum "gpp udah, itu cuman tugas dari guru kalian. Dah masuk gih, tar ketinggalan info" Midoriya membungkuk dan tersenyum "arigatou Sensei".

How To Be +62 People (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang