Part.18

3.2K 220 13
                                    

Jangan Lupa Vote Ya❤️

***

    Hari ini Marcell benar-benar akan membuktikan ucapannya. Ia tidak akan membiarkan Amanda menganggap ancamannya ini sepele.

"Bawa dia sekarang!" Setelah mengatakan itu Marcell langsung mematikan sambungan telfonannya.

Marcell memasuki mobil hitam didepannya. Menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata. Jalanan sepi, jadi ia bebas ingin melajukan mobil seperti apa.

Hingga ia sampai disebuah hutan yang dipenuhi pohon-pohon menjulang tinggi. Padahal hari masih sore, tapi hutan itu sangat gelap akibat pepohonan yang menghalangi sinar matahari.

Marcell keluar dari mobilnya, berjalan dengan santai memasuki hutan. Hingga ia berhenti tepat di depan sebuah gedung lama, gedung yang sudsh terbengkalai. Kotor dan sangat gelap. Marcell memasuki gedung itu, lebih tepatnya ke salah satu ruangan. Sampai didalam sana ia menyalakan lampu, yang memang sengaja di pasang oleh anak buahnya.

Marcell. Pemuda dingin yang posesif itu tidak akan membiarkan ada orang yang mengusik miliknya, dia tidak akan membiarkan begitu saja orang membuat miliknya takut. Marcell tidak peduli, itu perempuan atau laki-laki.

"Lepasin gue! Kalian mau apain gue?!"

Seringai tipis Marcell tampilkan. Dia membalikan badan, menduduki dirinya pada sebuah kursi lalu bersedekap dada melihat kedepan.

"MARCELL!" pekik Amanda. Gadis itu berlari menghampiri Marcell setelah dua orang berbadan kekar yang membawanya tadi melepaskan kedua tangannya. "Marcell, tolongin aku. Mereka jahat!"

Marcell mengangkat satu alisnya. Dia mengkode dua orang tadi untuk keluar dari ruangan ini. Dua orang berbadan kekar tadi mengangguk, menunduk sopan sebelum akhirnya keluar.

"Marcell...."

"Kenapa? Gue yang nyuruh mereka buat bawa lo kesini!" gertak Marcell seraya berdiri membuat Amanda langsung memundurkan langkahnya. Marcell terlihat menyeramkan.

"Buat apa?"

"Buat apa? Ya jelas karena lo udah buat Kalia takut," jawab Marcell tak santai. Tatapannya tajam membuat nyali Amanda menciut seketika. "Lo anggap ancaman gue sepele kan? Sekarang gue buktiin kalau gue gak pernah main-main sama ucapan gue."

"Marcell, aku minta maaf. Beneran aku gak apa-apain Kalia, aku gak bermaksud buat dia takut." Amanda menangis ketakutan. Di tempat seperti ini Marcell bisa saja mencelakainya, mengingat bahwa Marcell itu nekat.

"Sekarang baru minta maaf? Nanti lo ulangin lagi?"

Amanda menggeleng. "Eng--AGHH!" Ucapannya terputus ketika tubuhnya terhempas ke lantai dingin yang kotor itu. Air mata Amanda semakin deras ketika melihat suatu mengkilat yang baru saja di keluarkan Marcell dari saku jaketnya.

"Lo cari perkara sama orang yang salah, Amanda."

Bolehkan untuk sekarang Marcell dikatakan sebagai psikopat. Seringai lebar itu benar-benar membuat Amanda takut, ingin berteriak tetapi itu percuma karena ini hutan dan tidak akan ada yang bisa mendengar teriakannya.

"Kamu psikopat!" jerit Amanda histeris ketika benda dingin itu menyentuh pipinya. Amanda memejamkan mata, berharap semoga Marcell berubah pikiran.

Apakah Marcell akan membunuhnya?

"Gue gak akan bunuh lo. Gue cuma mau ngasih pelajaran sama cewek kayak lo!"

Bahkan Marcell seperti tau isi pikiran Amanda sekarang. Gadis itu mendongak, menatap Marcell dengan mata sembabnya. "Marcell... aww."

"Diam!" bentak Marcell seraya menggoreskan pisau itu ke pipi Amanda. Senyum puas terbit di bibirnya ketika cairan merah mengalir di pipi Amanda.

Oh ayolah Marcell tidak akan mau mengotori tangannya dengan membunuh Amanda. Sepertinya membuat gadis ini trauma itu lebih menyenangkan, melihat Amanda dianggap gila oleh orang-orang itu bagus menurutnya.

Marcell mengeluarkan ponselnya, mengetik beberapa kata lalu mengirimnya kepada seseorang. Sepuluh menit berlalu, yang ditemani oleh tangisan Amanda.

"Telat!" Marcell mendengus ketika seseorang memasuki ruangan itu. Jika dilihat ia seumuran dengan Marcell.

"Sorry, biasa orang sibuk." Orang itu tertawa kecil. Dia adalah orang suruhan Marcell.

"Jangan kebablasan, lo cuma perlu buat dia sedikit gila!" bisik Marcell.

Orang itu mengangguk, mengacungi jari jempolnya kepada Marcell.

"Cantik juga!" Marcell memutar bola mata malas saat mendengar pujian itu. Apa-apaan, masih lebih cantik juga Kalia. Sudah cantik, anggun lagi. Bucin.

"JAUH-JAUH DARI GUE!"

Marcell keluar dari ruangan itu. Tersenyum puas mendengar jeritan ketakutan Amanda. Ia memasuki mobilnya, keluar dari hutan hingga sampai di jalan raya biasa. Marcell mulai melajui mobilnya dengan santai, tujuannya hanya satu. Ke rumah Kalia, ia merindukan gadisnya.

Setelah beberapa menit menyusuri jalan raya akhirnya Marcell sampai di depan rumah kalia,satpam penjaga rumah tersebut langsung membukakan gerbang untuk Marcell, ia sudah tau kalau Marcell adalah kekasih nona muda nya melihat betapa sering nya Marcell berkunjung ke sini.

Setelah memarkirkan mobilnya di halaman luas itu Marcell langsung keluar dari mobilnya lalu berjalan santai menuju pintu utama lalu memencet bel nya.

Ceklek

Muncul lah seorang pria dengan wajah tampan hampir mirip dengan Wirman mertuanya,mengpede

Kening pria itu tampak berkerut saat melihat Marcell,membuat Marcell menaikan satu alisnya seolah ia berbicara apa.

"Ngapain Lo ke sini?",tanya Reyhan yang masih berada di depan pintu sambil menyilang kan ke dua tangannya.

"Ngepet",ujar Marcell santai.

Reyhan melototkan matanya lalu melihat ke arah mobil yang di kendarai Marcell,setelahnya ia melihat penampilan Marcell dari bawah sampai ke atas.

"Ngapain?",tanya Marcell heran.

"Mobil bagus,style mengkece,kerjaan ngepet pantes kaya banget,perlu di pertanyakan"
"...Lo ngepet berapa tahun sih bisa kaya bat kek gitu,tutor dong", sambung Reyhan.

"Kalia cantik,baik tapi dapet Abang oon kek gini",ujar Marcell.

Reyhan menatap tajam Marcell karna tak terima di katain oon..."ga gua restuin nanti nangisss"

"Bodo,awas gua mau masuk", usir Marcell.

"Heh apa apaan ini rumah gua woi, enak aja main masuk2"

"Rumah om Wirman mertua gua",ralat Marcell.

"Dih mengpede"

Marcell yang bodo amat pun langsung mendorong Reyhan kesamping,membuat orang yang di dorong langsung mengumpat menyebut nama setan.

"Dasar hito pocong, Dimas setan, Rendy Dajjal",ujar Reyhan menyebut nama setan yang menyerupai tiga temannya itu.

*****

Update! Update!

Jangan lupa vote sama koment ya❤️

Possesife MarcellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang