Ayo vote dulu sebelum terbawa emosi dengan part ini. Kalau mau comment untuk melampiaskan emosi kalian saya persilakan.
Bayangan dirinya dan Gia beberapa hari lalu terus berputar di kepala Arza. Bahkan di saat dirinya seharusnya fokus pada meeting-nya, pikiran Arza entah sedang berada di mana. Kejadian ini cukup janggal mengingat Arza selalu menekankan kata profesional pada seluruh karyawannya. Tetapi lihat, kali ini dirinya sendiri justru bertingkah tidak profesional dengan memikirkan masalah pribadinya ketika sedang bersama dengan kliennya. Hal ini sungguh di luar nalar. Bahkan ketika dirinya putus dengan Olivia saja ia malah berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan nilai yang sangat memuaskan.
Pikiran Arza saat ini dipenuhi dengan perkataan Gia, yang seolah terngiang-ngiang di telinganya. Ditambah dengan ketakutannya akan gagalnya pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari, membuat Arza sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan apapun. Terhitung hari ini saja ia sudah beberapa kali melakukan kesalahan. Dimulai dengan tidak fokus ketika menjawab pertanyaan ketika meeting dan terakhir ia baru saja menumpahkan minumannya pada dokumen yang seharusnya dirinya tanda tangani.
Arza mengakui dirinya hari ini sangat ceroboh. Ia hanya bisa menghela napasnya lelah. Arza kembali teringat pada sebuah nama. Nama yang sudah lama seharusnya tidak pernah muncul lagi dalam hidupnya, nama yang menghancurkan hubungannya dengan Gia saat ini. Membuat wanita yang beberapa minggu lalu akan menjadi istrinya, justru dengan lantang meminta perpisahan darinya.
Arza merasa ia harus segera menyelesaikan permasalahannya dengan masa lalunya ini. Jika saja dirinya tidak berada di luar kota, sudah dari sehari setelah pertengkarannya dengan Gia, Arza menyelesaikan permasalahannya.
Sayangnya, Arza harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum membereskan masalahnya dengan wanita yang sudah membuat dirinya berantakan beberapa hari ini.
Arza pun mengetikkan pesan di ponselnya, ia ingin semuanya segera terselesaikan, karena masalahnya dengan Gia bukanlah hal yang bisa ia tunda untuk dituntaskan. Arza merindukan kekasihnya. Gia. Wanita itu selalu berhasil membuat mood-nya yang berantakan kembali ke mode normal. Wanita yang selalu bisa menjadi penyemangatnya ketika orang meragukannya. Ia merindukan wajah Gia ketika kesal, atau wajah polosnya ketika Arza mengerjainya.
Arza
Temui saya besok jam 11.00 di restorant sky light.
Terima kasih sudah membaca cerita ini, untuk tau kelanjutannya bisa melanjutkan membaca melalui aplikasi dreame/innovel, gratis...
Akun dreame: Iennerr
Tetap follow akun ini yah untuk mendapatkan kabar terupdate dari cerita-ceritaku. Sampai jumpa diceritaku selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/Innovel
RomanceJika ada pemilihan wanita paling setia, pasti Gia pemenangnya. Jika ada pemenang wanita paling banyak berkorban Gia juga akan memenangkannya. Hubungannya dengan sang kekasih yang sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun membuatnya enggan untuk berpin...