Bab XII: Kemarahan Gia

1.7K 441 19
                                    

Gia berdiri di depan pagar kosannya dengan wajah merengut. Ia terlihat seperti sedang menunggu seseorang. Beberapa kali ia mengetikkan chat kepada seseorang sambil bibirnya komat kamit dengan kesal.

Sebuah mobil berjalan mendekat ke arah Gia, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dari ponselnya saat ini. Setelah melihat siapa si pengendara mobil, Gia pun menghampiri mobil itu sambil menenteng tasnya yang terlihat berat. Setelah menaruh tasnya di jok belakang, Gia pun mendudukan dirinya di jok samping pengemudi tanpa mengeluarkan kata apapun.

Pria yang mengendarai mobil sepertinya sadar, jika Gia tampak kesal saat ini. Namun, pria itu tidak berusaha menghibur Gia malah terlihat tertawa melihat raut wajah sahabatnya itu. Melihat pria di sampingnya tidak menunjukkan rasa bersalah, membuat Gia makin kesal dan melirik pria itu dengan tajam.

"Gak ada minta maaf gitu, udah bikin gue nunggu hampir sejam?" ketus Gia. percuma saja berharap pria di sampingnya ini meminta maaf, yang ada Gia akan semakin kesal dibuatnya. Pria itu adalah makhluk paling tidak peka dengan yang namanya kode-kode lawan jenis.

"Iya. Maaf yah Gia-ku. Tadi gue bangun kesiangan terus pas di tengah jalan baru nyadar belum isi bensin, jadi yah isi dulu, mana antri lagi," curhat Valdo panjang lebar, tetapi hanya dibalas Gia dengan memutarkan bola matanya. Sesungguhnya ia tidak ingin tau alasan yang diberikan Valdo. Ia berharap pria itu meminta maaf dan setelah itu mencoba membaik baikinya dengan memberikan sesuatu atau minimal mengajaknya sarapan, karena Gia juga bangun kesiangan dan terburu-buru menyiapkan segala kebutuhannya selama liburan ini tanpa sempat memikirkan soal sarapan. Jika saja ia tau pria di sebelahnya akan terlambat, Gia sudah pasti akan mengisi perutnya terlebih dahulu.

"Udah? Cuma gitu aja minta maafnya? Gue laper." Gia sengaja menekankan kata terakhirnya agar pria itu sadar jika Gia belum makan apapun pagi ini.

"Iya. Iya kita drive thru aja yah." Valdo mencoba bersabar dengan emosi Gia yang masih terasa dari kata-katanya yang ketus. Yah, dia harus bertanggung jawab karena kan ia yang sudah membuat Gia jadi kesal, karena tidak memberi kabar jika akan datang telat.

Mendengar jawaban Valdo membuat senyum Gia terbit. Tapi Ia buru-buru bersikap datar, ia tidak ingin pria di sebelahnya merasa bahwa masalah yang diperbuatnya pagi ini sudah selesai. Gia ingin mengerjainya kali ini.

Sesampainya mereka di restaurant cepat saji, Gia pun dengan cepat menyebutkan pesanannya dalam jumlah banyak dengan wajah tidak berdosa.

"Sebanyak itu emang lo abis? Ntar gendut loh." Ucapan Valdo sukses mendapatkan lirikan maut dari Gia. membuat Valdo hanya bisa menghela napasnya pelan, takut-takut wanita di sampingnya ini akan kembali murka seperti sebelumnya. Sabar. Sabar, dari pada Gia makin kesel, makin kekuras dompet lo nanti, Valdo mencoba menyabarkan hatinya untuk mengikuti apa yang Gia mau.


Terima kasih sudah membaca cerita ini, untuk tau kelanjutannya bisa melanjutkan membaca melalui aplikasi dreame/innovel, gratis...

Akun dreame: Iennerr

Tetap follow akun ini yah untuk mendapatkan kabar terupdate dari cerita-ceritaku. Sampai jumpa diceritaku selanjutnya

The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/InnovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang