Valdo berjalan dengan cepat, mungkin bisa dikatakan setengah berlari di lobby kantor. Ia melakukan itu bukan karena datang terlambat. Ini ia lakukan karena harus mengejar seorang wanita. Wanita yang beberapa hari lalu sudah ia buat marah hingga berakhir dengan menganiaya dirinya.
Gia yang saat ini sedang dikejar oleh Valdo, justru terlihat santai saja. Ia sedang menunggu pintu lift terbuka untuk membawanya ke lantai temparnya bekerja. Akhirnya Valdo berhasil berdiri di dekat Gia. Dengan napas terengah-engah ia mencoba membuka pembicaraan dengan Gia pagi ini.
"Gi, jangan buru-buru dong. Capek gue ngejarnya." Gia yang mendengar ocehan pria di sampingnya hanya bisa melirik malas dan kemudian membuang pandangannya kembali ke pintu lift. Ia sedang malas berbicara dengan pengkhianat macam Valdo.
"Ya ampun Gi, masih marah aja. Kan gue udah minta maaf, lagian lo udah lampiasin marah lo juga kan." Ucapan Valdo ternyata mendapatkan respon yang terduga. Bukannya luluh, Gia justru melemparkan pelototan ke arahnya. Gia pikir Valdo sudah sadar akan kesalahannya, tetapi ternyata Valdo malah kembali menyalahkannya karena sudah memukuli pria itu.
Valdo berusaha meraih tangan Gia untuk kembali meminta maaf. Tetapi baru saja jarinya menyentuh tangan wanita itu, tangannya sudah dihempas terlebih dahulu. "Jangan pegang-pegang. Jauh-jauh sana, gue lagi males sama orang jahat kayak lo." Nada suara Gia memang pelan. Hanya saja tatapan tajamnya tidak bisa membohongi Valdo jika wanita itu masih sangat marah padanya.
"Aku harus apa supaya kamu gak marah?" Valdo berusaha bersikap semanis mungkin. Kemarahan Gia tidak bisa ia hadapi dengan biasa saja rupanya. Ia bahkan mengubah panggilan lo-gue menjadi aku-kamu demi membuat Gia luluh.
"Jauh-jauh dari gue." Gia berucap dengan nada tegas dan berlalu memasuki lift yang sedang terbuka. Meninggalkan Valdo yang mengacak rambutnya kasar. "Susah banget sih baikin cewek kalau lagi marah," ucapnya frustasi.
Tak jauh dari Valdo berdiri, ada Arza yang sedari tadi menonton drama Gia dan Valdo pagi ini. Terlihat sekali kalau pria itu sangat menikmati pertengkaran kedua sahabat itu dengan wajah gembira. Senyum licik muncul di sudut pria itu. Jika melihat kelakuan Arza kali ini, pria itu sudah terlihat seperti orang yang sudah ahli dalam merusak hubungan orang. Entah mengapa melihat pertengkaran antara Valdo dan Gia membuatnya senang.
Kejadian kemarin sebenarnya hanyalah akal-akalannya. Ia juga tidak tau mengapa ketika melihat adegan romantis antara Gia dan Valdo membuatnya tidak suka. Apakah mungkin Arza cemburu melihat Valdo dekat dengan Gia? Entahlah yang jelas ia hanya tidak suka.
Terima kasih sudah membaca cerita ini, untuk tau kelanjutannya bisa melanjutkan membaca melalui aplikasi dreame/innovel, gratis...
Akun dreame: Iennerr
Tetap follow akun ini yah untuk mendapatkan kabar terupdate dari cerita-ceritaku. Sampai jumpa diceritaku selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/Innovel
RomanceJika ada pemilihan wanita paling setia, pasti Gia pemenangnya. Jika ada pemenang wanita paling banyak berkorban Gia juga akan memenangkannya. Hubungannya dengan sang kekasih yang sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun membuatnya enggan untuk berpin...