Kisah sebuah keluarga yang sangat harmonis di kota Seoul sedang merayakan aniversary keluarga mereka di rumah sendiri.
Acara mereka begitu sederhana hanya sekedar makan-makan dan menonton televisi. Di temani dengan canda dan tawa mereka masing-masing.
"Papa, mama, kakak, injun pengen minta sesuatu deh."
"Minta apa hm?"
"Injun pengen keluarga kita hamonis kayak gini sampai injun punya keluarga sendiri."
"Kakak yakin pasti keluarga kita bakal harmonis kayak gini." Ucap Doyoung merangkul pundak adiknya. Adiknya pun tersenyum manis.
Suara pecahan kaca yang begitu keras datang tiba tiba mengagetkan acara sederhana keluarga Kim.
Tiga orang memasuki rumah mereka dengan membawa alat tembakan dan pisau yang tajam.
Tiga orang itu tidak lupa untuk memakai jubah hitam dan topeng untuk menutupi identitasnya.
"Papa, mama itu suara apa? injun takut." Renjun berkata dengan suara gemetarnya lalu memeluk kedua orang tuanya.
"Tenang biar papa sama mama cek terlebih dahulu."
Kedua orang tua mereka pergi keluar untuk mengecek dan suara tembakan pistol terdengar keras oleh dua anak kakak beradik itu.
"Kak injun takut kok ada suara pistol?" Ucap Renjun masih senantiasa memeluk kakaknya.
"Tenang ayo ikut kakak, kamu jangan lepas pelukannya tetap di belakang kakak oke?" Renjun hanya mengangguk.
Mereka berdua berjalan keluar dan mendapatkan dua orang yang tergeletak di lantai berserta banyaknya darah yang berceceran di lantai rumah mereka.
Siapa dua orang itu? Itu adalah kedua orang tua Doyoung dan Renjun.
Doyoung yang melihat orang tergeletak di lantai terlebih dahulu pun langsung membeku berdiam di tempat tanpa sepatah kata pun yang ia keluarkan.
"Kak?"
Karena pertanyaan Renjun tidak direspon, ia yang asalnya bersembunyi di belakang badan kakaknya pun memilih untuk melihat sendiri apa yang terjadi.
Sama. Ya sama Renjun seperti Doyoung sekarang membeku tidak ingin mengeluarkan sepatah kata pun. Bedanya tatapan Doyoung kosong. Tetapi Renjun ia mengeluarkan cairan bening yang sudah lama tidak ia keluarkan.
Cairan bening yang renjun keluarkan begitu deras. Tidak ingin berhenti sedetik pun.
"Hei kalian, karena kedua orang tuamu ini telah melarikan diri dari banyaknya hutang saya memilih untuk membunuhnya, pilihlah salah satu saya ambil organ tubuh kedua orang tuamu atau.. rumah beserta isinya yang akan saya ambil pilihlah salah satu cepat!"
"Am--bil s--saja r--rum--mah kam--mi." Ucap Doyoung terbata-bata.
"Baik kalau begitu cepat bawa baju kalian lalu pergi dari sini jangan lupa bawa kedua bangkai yang tergeletak di depanku ini."
Doyoung ingin saja memukuli orang yang menjelek-jelekkan kedua orang tuanya ini karena Doyoung tidak mempunyai nyali untuk melawan para rentenir ia memilih bungkam dan menuruti semua yang mereka suruh.
Doyoung mengajak renjun ke kamar untuk mengambil baju-baju dan barang-barang sekolah mereka.
"Kak, kenapa kita harus pergi?"
"Maaf dek, kalau kita nggak pergi nyawa kita yang akan terancam, cepat bawa barang-barang yang kamu perlukan." Renjun hanya mengangguk pasrah.
Usai membawa barang-barang kedua kakak beradik itu keluar tidak lupa membawa jasad kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Cares The Most || DoyRen
General FictionRenjun yang sangat-sangat peduli dengan kakaknya yang baginya adalah seorang pahlawan. "Ngapain lo peduli banget sama gue?" "Karena kakak bagi renjun adalah seorang pahlawan." [Brother ship✔] Awal : 22-6-2021 Akhir : Cerita lokal-korea wkwk Ini eman...