19. Past

368 68 0
                                    

Double up? Masi di draft besok publish awowkowk

Voment pemirsaaaa

Dua orang lelaki dan perempuan ini telah menunggu Renjun yang tengah ditangani oleh para dokter dan suster.

Habisnya Haechan heran kenapa Renjun bisa seperti ini? Pemikirannya hanya satu, kue yang dibelikan oleh Ryujin.

"Jin."

"Apa?"

"Lo ngasih racun ya ke kue itu? Biar Renjun kejang?"

"Maksud kamu apa sih? Kamu tahu kan kalau aku ini udah jadi kayak kamu bagi Renjun, sahabat chan."

"Iya tapi kan bisa aja."

"Aku bener-bener nggak ngelakuin itu, dan aku nggak tahu penyebab apa Renjun bisa kayak gini, kalau emang Renjun kayak gini akibat dari kue yang aku beli tadi pastinya ada tanda-tandanya tapi tadi nggak ada sama sekali chan, misal kayak kuenya udah jamuran gitu kan? Dan mana mungkin toko itu ngasih kue yang kayak begituan."

"Dan yang aku lihat tadi kuenya bersih-bersih aja ya emang kalau racun... aku nggak tahu."

Haechan menghela nafas kasar, lalu mengacak-ngacak rambutnya prustasi.

"Ini sampai kapan dokternya keluar? Gue panik."

"Kita tunggu aja."

Tak lama kemudian yang ditunggu telah tiba, dokter menatap mereka berdua lantas memanggilnya.

"Apakah kalian keluarga terdekat pasien tadi?"

"Iya dok, gimana keadaan Renjun? Udah stabil kan? Baik-baik ajakan? Nggak parah kan?."

"Iya pasien baik-baik aja, cuma yang saya ketahui pasien kejang karena keracunan, memangnya tadi pasien makan apa? Sampai keracunan?."

"Kue dok."

"Oh kalau begitu biar saya cek kuenya di laborat, setelah ini kalian boleh masuk menemui pasien."

"Dan lain kali, hati-hati dalam memilih makanan jangan sampai pasien keracunan lagi."

"Baik dok terimakasih." Setelahnya dokter memilih pergi dengan membawa kue yang diberi tahu oleh keduanya.

Keduanya masuk melihat Renjun yang terkapar lemas, wajahnya pucat, bibirnya membiru.

"Lo serem banget njun." Gumamnya pelan.

"Kayaknya rencana lo berhasil jaem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayaknya rencana lo berhasil jaem."

"Hahah, pastinya. Gue udah ngebayangin tubuhnya yang kejang sampai membiru itu gue puas lix."

"Lagian nggak harus gegabah ngebales dendamnya, kita perlahan aja sampai dia muak dan sujud di hadapan gue."

"Wihh mantep bro... salut gue! Abis ini lo apain lagi?"

He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang