20. BK

380 64 0
                                    

Lebih baik sebelum membaca pencet tombol bintang wkwk

Hari ini Doyoung hanya mengerjakan tugas kantornya di rumah, Doyoung minta libur sementara berharap istrinya pulang cepat dan saat istrinya pulang nanti ia bisa berdua bersamanya.

Yang ia tunggu sudah datang, tapi aneh sekali kenapa ada satu cowo?

Lantas Doyoung membukakan pintu untuk mereka.

Ia disambut hangat oleh cowo ini, tapi yang ia arahkan adalah ekspresi bingung dan sinis.

"Hai, tuan Kim?"

"Ya, Sejeong?" Mata Doyoung menatap istrinya bermaksud untuk menanyakan siapa cowo ini.

"Kita masuk dulu, nggak baik di sini."

Suasananya canggung hanya ada Doyoung dan cowo yang dibawa oleh Sejeong ini, Sejeong membuatkan minuman untuk mereka.

Tapi Doyoung tidak merasa canggung melainkan ia masih terus bertanya-tanya kepada otaknya 'siapa dia?'.

Sosok yang di depannya ini sangat berwibawa, sudah jelas dari penampilannya.

Sejeong meletakkan tiga cangkir tehnya ke meja yang terbuat dari kaca itu. Lantas ia duduk dan menatap keduanya.

"Jadi Doy, dia ini namanya Kai, kata papa dia yang bakal gantiin posisi kamu jadi ceo."

"Lho maksudnya?"

"Ya... emang gitu papa yang milihin, karena akhir-akhir ini aku lihat kamu kayak sering kecapekan mending jadi sekretarisnya dia aja ya?"

Apa maksud dari semua ini? Padahal Doyoung bekerja dengan baik dia capek ya memang capek tapi ia tidak pernah lupa akan tugas kantornya, pasti ia jalani semua.

"Nggak bisa gitu dong sej, aku masih mau jadi ceo."

"Ini perintah dari papa Doy, kamu mau bantah?"

Kalau bersangkutan dengan pertanyaan semacam itu, tentu Doyoung mengalah. Doyoung bodoh sekali.

"Ah... ya... huft." Setelah mengehela nafas kasar, dengan tidak rela dan malas untuk lagi berbicara Doyoung memilih meninggalkan mereka dan memasuki kamarnya.

Sejeong hanya bersmirk ia tahu kalau suaminya ini pasti akan menurut tidak mungkin membantah.

"Tenang kalau situasinya udah tepat, kita menikah..." ucapnya pelan.

"Ya aku menunggu saat-saat itu." Keduanya tersenyum lantas meneguk teh sebelum tehnya tidak lagi hangat.

Renjun sudah diperbolehkan pulang, ia juga sudah sehatan lebih baik dari pada kemarin tujuannya sekarang menunggu babunya datang untuk menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun sudah diperbolehkan pulang, ia juga sudah sehatan lebih baik dari pada kemarin tujuannya sekarang menunggu babunya datang untuk menjemputnya.

Saat Haechan datang, Haechan mendengus dan menatap Renjun sinis. Kalian tahu kejadian keracunan Renjun di rumah sakit itu? Wah lebih menyeramkan dibandingkan sebelumnya.

He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang