24. Him Again

504 58 5
                                    

Vomentt vomentttt

Lelaki yang sedang berkutat dengan laptop dibuat terkejut oleh dua teman barunya ini, tentu tidak jauh dari Renjun dan Yangyang.

"Apa-apaan sih lo berdua, liat nih typo banyak anjir."

"Aelah Jen Jen, dihapus kan juga bisa ambis amat sih."

"Ombas ambis ombas ambis, pala lo nih ambis gua ngejar deadline bego."

Keduanya hanya tertawa lalu mendudukkan pantatnya di kursi berhadapan dengan Jeno-si ambis itu.

"Lagian lo pinter Jen, jadi mudah lah ngerjainnya bakal selesai kok." Jeno hanya berdehem.

"Lo ga pesan apa-apa gitu? Atau mau gua pesenin?" Tawar Yangyang.

"Boleh dah, kopi anget ya 1."

"Kayak bapak-bapak anjir ngopi terus kasian tuh lambung lo lama-lama bisa bolong."

"Lah iya Jen jangan keseringan ngopi."

"Asal kalian tahu ya, ngopi tuh bikin kepala gua adem, gaada beban gitu gua juga ga sering-sering amat kok ya ya."

"Oke bagus gua pesanin dulu." Yangyang berucap lantas meninggalkan mereka dan memesankan apa yang Jeno pesan. Yangyang tidak bertanya dengan Renjun pun ia sudah tahu apa yang harus ia pesankan kepada Renjun. Karena hampir semua yang Renjun suka Yangyang sudah mengetahui.

Ga lama kemudian, Jeno menyelesaikan tugas yang ia sebelumnya tunda-tunda itu. Ia meregangkan ototnya sembari berteriak tidak terlalu kencang. Menutup lapotopnya lalu menatap Renjun yang kini sedang bermain dengan benda kotak panjang.

"Sibuk ngga Ren?" Renjun meletakkan handphonenya lalu menatap balik Jeno, "ngga sih Jen mau ngapain?" Jeno tampak mikir, mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari tangannya.

"Mau ngga gitu ke pasar malem nanti? Yangyang juga udah gua ajakin dianya mau barang kali lo ngga sibuk jadi gua ajak juga dah."

"Wah bisa banget."

"Sore ya Ren datengnya takut ga kebagian corn dognya itu enak banget gila."

"Eh sore ya? Duh lo sama Yangyang aja deh duluan gua nitip corn dognya."

"Lah kenapa? Lo ada acara?"

"Ngga.... gua nanti mau ke makam orang tua gua."

"Walah walahhh gitu, yoilah sosis atau sosis mozza?"

"Isi mozza aja, yang dibalurin cokelat luarnya." Jeno hanya mengangguk dan tampak melihat Yangyang juga telah sampai sembari membawa minuman khas kantin kampus.

"Makasih Yang, duitnya ntar ya kalau uang gua udah kepake. Masih gede nih pasti lo gaada kembalian." Yangyang berdehem pelan.

Yangyang menyodorkan lemon tea, minuman khas yang disukai Renjun itu, "Ren minuman lo."

"Thanks haha tahu aja lo." Yangyang terkekeh pelan, "temen seatap masa gatau."

"Gimana Jen? Udah lo bicarain?" Jeno yang hendak menyicip sedikit kopi hangatnya itu lantas meletakkannya di meja. "Udah Yang, dia ke makam dulu katanya."

"Ohh lo ke makam dulu Ren? Mau sekalian gua anter ngga?"

"Boleh." Ucapnya dengan mengangguk antusias.

" Ucapnya dengan mengangguk antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang