23. Drunk

381 50 2
                                    

Sudah lama momen yang ia tunggu-tunggu kini tercapai, Renjun telah lulus dengan nilai yang bagus-bagus ia bangga karena usaha yang ia lakukan dan doa tidak sia-sia biaya siswa juga masih Renjun dapatkan karena lulus dengan nilai yang sangat begitu memuaskan.

Ia juga masuk di universitas yang ia inginkan semuanya terasa begitu menyenangkan, masalah-masalah yang dulu-dulu ia lewati sudah hilang.

Hanya saja satu, ia masih dianggap musuh dengan Jaemin.

Renjun tidak tahu lagi bagaimana caranya meyakinkan dia, seakan Jaemin itu kepala batu. Tapi Renjun tetaplah Renjun ia tidak akan ikut memusuhi Jaemin, jika suatu saat Jaemin meminta maaf pun Renjun sudah memaafkannya, apalagi mengajak untuk menjadi teman Renjun sangat menerimanya karena itu yang ia inginkan dengan Jaemin.

Hanya menunggu Jaemin saja yang harus memulai.

Dan by the way Haechan ternyata diam-diam menyukai si Ryujin.

Demi apa sih, fikirnya. Ternyata cinta bisa dimulai dari rasa benci ya? Hahah.

Renjun hanya bisa membantu berdoa, agar cinta Haechan terbalaskan. Ia sampai saat ini juga belum minat untuk 'berpacaran' walaupun sudah kuliah. Renjun pikir perjalanannya belum cukup sampai saat ini maka dari itu Renjun belum berminat untuk mencari kekasih nanti juga datang sendiri.

Haechan dan Ryujin masih tetap menjadi salah satu temannya, walaupun sekarang beda tempat pendidikan.

Ia mempunyai banyak teman malah di kampus, Renjun benar-benar dikenal sebagai mahasiswa yang baik, sopan, bersifat dengan tulus tidak bermuka dua. Dengan sifat itu Renjun menjadi anak kesayangan dosen-dosen.

Renjun tidak sombong walaupun banyak teman, dan dikenal oleh seluruh penjuru kampus dia biasa-biasa saja. Ia menganggap ini semua sebagai hiburan yang selama ini ia angan-angankan.

Ia tidak lagi merasa kesepian, ia juga pindah tempat teduh ia ngekos dengan temannya namanya Yangyang.

Teman satu jurusan, sefrekuensi dan ya sama-sama ambis tentunya.

Asal kalian tahu, memori-memori terdahulu Renjun akan sering mengenang hingga sampai saat ini ia belum sama sekali lupa.

Ya... walaupun di masa-masa kelulusan Sekolah Menengah Atas tidak ada sang kakak. Sedih ia memang sedih saat itu teman-temannya didampingi oleh keluarga sementara ia hanya seorang diri.

"Oh iya Yangyang, lo udah ngerjain tugas dari pak John?"

"Itu gue belum ngerti lo udah ngerti nggak? Niatnya sih nanti gue tanya gitu ke Lino nah terus malemnya ngerjain."

"Eh gue juga belum ngerti wkwk mantep dah, nanti kita kerjain bareng-bareng lah ya."

"Siap bos, cemilan, sama susunya masih ada stok ngga?"

"Bentar gue cek."

Renjun beranjak dari tempat tidur lalu turun menuju dapur yang sudah berada lemari penyimpanan penghasil energi mereka.

Saat membuka hanya ada makaroni pedas dan kacang-kacang an lumayan sih tapi Renjun tahu Yangyang sedang tidak mood makan cemilan seperti itu. Susu kotak juga kosong lebih baik ia beli nanti.

"Kosong Yang, gue beliin dah nanti sore sekalian berangkat kerja."

Yangyang hanya mengangguk, oh iya Renjun pindah kerja sebagai pelayan di cafe terkenal hanya mengambil waktu bekerja yang tidak terlalu lama soalnya Renjun sudah mulai sibuk dengan masa kuliahnya jadi karena khawatir tidak bisa membagi waktu ia pindah tempat kerja yang tentu saja sangat-sangat lumayan dibandingkan sebelumnya gaji yang begitu lumayan cukup besar itu dan waktu kerja yang tidak terlalu lama menarik perhatian Renjun.

He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang