6. Bad things really happen

513 70 8
                                    

Satu bulan yang lalu adalah perpisahan kelas 12 yang telah lulus. Doyoung sekarang sudah lulus, nilainya juga tidak sama sekali buruk. Tetapi dia sedang merenungi soal kuliahnya sekarang. Uang 3 juta yang dikasih oleh adiknya itu telah ludas habis, bagaimana caranya ia akan mendaftar dan membayar uang kuliah jika ia tidak mempunyai uang sama sekali?

Doyoung memandang langit yang begitu cerah, menghirup udara sebanyak-banyaknya agar bisa mengurangi beban hidup yang ia alami. Doyoung berada di taman kota sekarang. Tidak ada siapapun yang menemani. Hanya orang-orang yang tidak ia kenali saja dan tumbuhan segar yang menemaninya.

Tiba-tiba datang seorang wanita yang sangat-sangat ia kenali. Dia adalah Sejeong. Sejeong bisa datang ke sini karena ia tidak sengaja melihat Doyoung di toko buku yang ia kunjungi tadi.

"Doyoung? Sendirian aja?" Tanya Sejeong seraya duduk di bangku dekat Doyoung.

"Hei? Kok kamu bisa ada di sini?"

"Hahah tadi aku baru beli buku eh nggak sengaja ngelihat kamu di sini yaudah aku samperin. Emangnya kamu lagi mikirin apa sih? Kayak berat banget masalahnya."

"Aku mau bilang tapi aku malu."

"Kenapa malu sih? Kan aku pacar kamu ayo ngomong siapa tahu aku bisa bantu."

Doyoung berdecak, "aku lagi mikirin soal kuliah, tapi aku nggak punya biaya buat kuliah. Aku juga takut kalau pendaftaran bakal tutup." Sejenak Sejeong mempunyai ide bagus kali ini.

"Papa aku nawarin kamu."

"Nawarin apa?"

"Kalau kamu mau nikah sama aku papa akan ngebiayain kuliah kamu sampai S3."

"N-nikah?" Sejeong mengangguk.

"Tapi aku belum siap... dan bagaimana soal adikku?"

"Ck, Doyoung kamu mikir nggak sih kalau adik kamu itu cuma nambahin beban kamu! Seharusnya kamu tuh nggak usah mikirin dia, dan kalau kamu mau nerima tawaran papa aku kamu nggak boleh bawa adik kamu ke rumah. Kamu harus tinggalin dia." Doyoung masih bimbang dengan perkataan Sejeong.

"Emang itu jalan satu-satunya Doyoung... kamu nggak mau nikah sama aku? Kalau nggak mau papa bakal jodohin aku sama orang lain. Kamu mau itu terjadi?" Doyoung cepat-cepat menggelengkan kepalanya.

"Iya... aku mau nerima tawaran itu." Dengan keputusan berat Doyoung hanya menghela nafasnya kasar.

"Oke, sekarang kita pulang ambil barang-barang kamu yang penting abis itu kita pulang ke rumah aku." Doyoung hanya bisa menuruti apa kata Sejeong.

Doyoung mengambil semua baju-bajunya dan barang berharganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung mengambil semua baju-bajunya dan barang berharganya. Sangat berat ia harus meninggalkan sang adik tapi bagaimana lagi? Sekarang Doyoung lebih memilih masa depannya sendiri dari pada dengan adiknya.

Renjun yang baru saja pulang dari minimarket membeli bahan-bahan masakan yang habis pun terkejud dengan tingkah laku kakaknya sekarang. Kenapa Doyoung membawa baju-bajunya?

He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang