Yok voment:(
Di sinilah sekarang mereka berdua, yaitu kantin. Aroma ramyeon sudah masuk ke indra penciuman mereka berdua, Haechan yang sudah tidak sabar ingin menyantap ramyeon pedas buatan bibi kantin pun langsung memesannya tapi sialnya banyak sekali yang mengantri.
"Nggak kasian apa sama perut gue lu pada?! Cepetan dong!"
"Nggak usah ngegas juga tolol! Kita juga laper!!!!"
"Pokoknya gue nggak mau tau kalau sampe bel masuk bunyi gue bakal ngasih kalian semua pelajaran."
"Cih sok jagoan, dasar rakus!!" Orang itu langsung pergi meninggalkan area pengantrian dengan membawa satu 1 cup ramyeon yang sudah ia pesan tadi.
Renjun yang melihat keributan itu hanya menggelengkan kepalanya, memang ya Haechan sahabatnya ini tidak pernah bersabar sedikitpun kalau soal makanan. Ya harus nomor 1 pokoknya!!!
Tapi ada sedikit senyuman yang terukir di wajahnya ia senang bisa bersahabat dengan manusia receh yang bisa membuatnya tertawa kapan pun seperti Haechan.
Haechan akhirnya sudah mendapatkan ramyeonnya, ia memesan tiga dua untuknya satu untuk Renjun dia juga yang mentraktir. Katanya sekali-kali tidak apa orang bapaknya aja holkay jadi tenang kalau masalah duit tuh.
"Noh makan abisin, jangan sampai lu nggak habisin awas aja gue jitak pala lu ntar." Omel Haechan dengan mengambil sumpit untuk mengaduk-ngaduk ramyeonnya supaya tercampur rata.
"Iya tenang habis-habis, eh gatau dah." Tidak tahu itu akan habis atau tidak karena perut Renjun kalau sudah terisi sedikit saja itu tidak akan mendukung nanti.
"Heh orang ramyeon buatan bibi kantin enak banget malah disisain ntar dimakan orang mending kasih ke gue nanti."
"Gilak ye lu njun yang lu doyanin apa sih?" Tanya Haechan dengan sesekali menyeruput ramyeonnya.
"Kayu sama batu." Jawabnya datar.
"Yakali." Renjun menatap Haechan malas.
Haechan sudah habis memakan semua ramyeonnya ia juga sudah mengambil ramyeon Renjun yang tersisa. Renjun menyeruput sedikit kuah ramyeon lalu meletakkan sumpitnya ke cup, bisa dilihat mereka selesai makan.
Di saat Renjun minum lemon tea ice pandangannya tertuju kepada kedua murid yang nampak sangat seperti adik dan kakak. Sifat murid yang lebih tua ke yang muda sama persis dengan sifat Doyoung kepadanya. Dulu.
Ia jadi teringat kembali kisah-kisah yang ia jalani dengan kakaknya, bisa berharap tidak suatu saat nanti Doyoung kembali dengannya?
Tidak tahu itu angan-angan atau kenyataan kita lihat di kedepannya nanti. Renjun akan senang jika kakaknya kembali tinggal bersamanya dan meninggalkan wanita brengsek itu. Renjun akan sangat senang bila itu terjadi.
"Udah dong murungnya ih, lu mah udah dikasih ramyeon juga gratis pula masih aja murung."
"Jadi lu ga ikhlas, chan?" Tanyanya dengan satu alis yang diangkat.
"Yeuu ikhlaslah."
"Kalau nggak noh gue bayar."
"Eh nggak usah, nggak usah sayang cantikku."
"Jijik lu."
"Udah ah ayo balik ke kelas awas ae murung lagi gue sleding lu ntar." Renjun hanya berdehem.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Cares The Most || DoyRen
General FictionRenjun yang sangat-sangat peduli dengan kakaknya yang baginya adalah seorang pahlawan. "Ngapain lo peduli banget sama gue?" "Karena kakak bagi renjun adalah seorang pahlawan." [Brother ship✔] Awal : 22-6-2021 Akhir : Cerita lokal-korea wkwk Ini eman...