11. Calling

416 68 0
                                    

Btw ini cerita agak lokal-korea gitu ya campurlah pokoknya sksksk bingung soalnya:)

Hari ini Doyoung sudah mulai berangkat ke kampus bersama istrinya.

Rumor tentang pernikahan Doyoung dan Sejeong juga sudah begitu terlebar luas, dari teman SMA terus kerabat-kerabat juga.

Doyoung tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini ia terus harus mendapatkan nilai baik nanti ketika kuliah.

Ia juga harus fokus dengan skripsi yang akan mendatang nanti.

"Chagi, kita mampir dulu beli minum gimana?"

"Boleh, mau beli apa emang?"

"Em americano aja, kamu mau apa?"

"Aku boba."

"Oke, kita beli boba dulu baru americano." Sejeong hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

Mereka sudah membeli minuman masing-masing, mereka melanjutkan perjalanan menuju kampus. Lagian sekarang masih pagi paling hanya beberapa mahasiswa yang sudah memasuki kampus.

Mata Sejeong tertangkap oleh lelaki yang sedang berjalan kaki menggunakan seragam, tas, sepertinya dia sedang perjalanan menuju sekolah.

Terukir senyuman licik di bibir Sejeong.

"Doyoung, lewat pinggir situ aja."

"Hah? Oke-oke." Doyoung lantas mengalihkan arah dia bingung kenapa Sejeong memilih jalan yang berair?

Byurr

"Yah... aish siapa sih yang berani ngelakuin ini ke gue?! Kan jadi basah..." Mata rubah itu menatap mobil yang menyipratnya kini sudah berjalan mendahuluinya.

Dapat ia tahu, itu mobil Sejeong.

"Huft, oke Renjun kamu sabar nggak usah ladenin orang kayak gitu nanti juga dia kena karma balik atas semua perbuatan yang dia lakuin."

Untung saja Renjun membawa seragam cadangan, ia cepat-cepat mencari toilet umum di sekitar sini lalu mengganti baju seragamnya.

Renjun melanjutkan perjalanannya kembali, ada suara bel motor mengusik pendengarannya.

Lelaki yang menaiki kendaraan motornya itu membuka kaca helmnya.

"Oiii."

"Kenapa?"

"Tumben nggak bareng."

"Ck jalan kaki lebih sehat."

"Iya gue tahu lo nggak lihat sekarang jam berapa?"

"Emang jam berapa?" Haechan menunjukkan jam tangannya. Terlihat sudah pukul setengah delapan lebih.

"Astaga! Gue nebeng ya!!!" Renjun lantas menaiki motor lelaki tan itu dan menepuk-nepuk pundaknya mengode agar langsung berangkat.

Haechan hanya bisa menggeleng, untung Haechan care orangnya.

Saat perjalanan menuju sekolah, di isi dengan obrolan kecil.

"Eh njun, gue tadi liat lo kena air kotor di jalanan bener nggak sih?"

"Iya untungnya gue punya baju cadangan, gimana kalau nggak? Bisa-bisa dimarahin guru gue kalau pakai seragam kotor kayak tadi."

"Syukur deh, gue tuh nggak habis pikir kenapa kakak lo itu sejahat itu? Sampai-sampai sengaja pindah di pinggir jalan terus nyipratin lo."

"Gue nggak tahu sih chan, kayaknya bukan kakak gue yang ngelakuin perbuatan itu."

"Lah terus? Gue lihat pake mata kepala gue sendiri kalau dia yang nyetir."

"Pastinya itu suruhan istrinya."

He Cares The Most || DoyRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang