Author POV
"Jadi kamu beneran udah nikah sekarang, Ra? Aku kira kamu kembali ke Surabaya cuma buat kumpul keluarga aja," tanya seseorang melalui sambungan telepon.
Aurora memainkan keliman gaun tidur yang ia pakai. Bibirnya tersungging mendengar keterkejutan salah satu temannya yang tinggal di Jakarta.
"Iya, Bima. Maaf ya aku kelupaan buat ngabarin kamu langsung. Ini aja aku baru di telepon sama agensi, untungnya mereka gak masalah kalo aku memang sudah menikah. Nanti aku bakalan undang deh pas acara resepsinya," jelas Aurora. Dia merasa sedikit tidak enak kepada Bima karena membuat pria itu terkejut. Bima adalah salah satu teman kuliahnya dulu yang kebetulan bekerja sebagai fotografer di tempatnya berkarir sekarang. Hampir setiap hari Aurora bertemu Bima di lokasi pemotretan dan itu menjadikan mereka sebagai teman dekat.
"Gak apa-apa. Aku cuma bisa doain yang terbaik aja buat kamu. Sekarang kamu bakal netap di Surabaya atau gimana? Kalo ada job di Jakarta gak akan kamu ambil?"
"Untuk itu aku perlu diskusi sama suamiku dulu. Berhubung sebentar lagi dia mau balik ke Sydney buat nyelesain studi, mungkin sementara waktu aku bisa ke Jakarta dulu. Tapi bakal aku bahas sama dia segera kok," jawab Aurora. Bima tidak lekas menjawab, dia terdengar seperti sedang berpikir tentang sesuatu.
"Kalo gitu nanti aku bantu kamu pindah agensi di Surabaya, ya? Aku punya temen yang merupakan agensi model juga, dia pasti gak bakal nolak kamu sebagai salah satu modelnya. Kamu cantik banget soalnya," usul Bima. Aurora tertawa kecil mendengar pujian lelaki itu. Bima selalu berhasil membuat ia tersenyum setiap kali bertemu atau mengobrol dengannya.
"Makasih ya, Bim. Nanti aku hubungi lagi kalo aku udah mau balik ke Jakarta."
"Iya, Ra. Kamu jaga diri di sana!"
Aurora mematikan sambungan telepon. Dia meletakkan ponselnya ke atas meja nakas lalu ia mulai melakukan aktivitas lain di rumah barunya ini. Sore tadi dia dan Rafael pindah ke rumah ini. Keluarga mereka ikut mengantar dan memberikan nasihat demi nasihat tentang kehidupan berumah tangga. Aurora sangat bersyukur karena memiliki keluarga yang peduli kepada masa depannya pun dengan Rafael. Dia semakin percaya diri untuk melewati pernikahan ini bersama pria pujaannya.
Gadis itu membuka lemari, dia mencari-cari pakaian tidur yang terlihat lebih sopan untuknya tapi sayang sekali karena Alisha membelikannya macam-macam gaun tidur seksi. Terpaksa dia harus menggunakan salah satu dari belasan gaun tidur ini karena sebetulnya dia belum membereskan pakaiannya di rumah.
Aurora melirik jam di dinding dan rupanya sudah pukul setengah delapan malam. Rafael sedang pergi sebentar untuk menemui temannya dan ia berkata akan pulang setelah urusannya selesai.
Dia memutuskan membuat teh hangat untuk dirinya dan juga Rafael. Mana tahu suaminya itu membutuhkan minuman untuk menjernihkan pikiran.
Diambilnya jubah tidur satin yang tergantung di pintu lemari, Aurora pergi menuju dapur yang terlihat elegan dengan peralatan memasaknya yang lengkap. Rafael mempunyai selera yang bagus sekali untuk interior rumah.
"Hemm, tehnya di mana ya?"
"Kamu cari apa, Ra?"
"Hahhh!" Aurora secara spontan berteriak kaget mendengar suara lain di belakangnya. Dia nyaris jantungan kalau saja dirinya tidak ingat bahwa ia punya suami. Rafael datang mengagetkannya padahal tadi Aurora yakin dia sedang sendirian karena Rafael pergi.
"Kamu bikin aku kaget aja... Huft, aku tadi mau bikin teh. Ehm... Tehnya di mana ya?"
Rafael langsung bergerak membuka lemari dapur dan bisa dilihat kalau ada toples berisi kantong teh yang belum disajikan. Dia menyerahkannya kepada Aurora tanpa mengatakan apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/264392928-288-k240377.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Tanpa Cinta [TAMAT] REPOST
Roman d'amourSEKUEL DARI CINTA PRIA TUA DAN NAFSU PRIA TUA 18+ Aurora adalah seorang model cantik berumur 23 tahun yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada teman masa kecilnya sendiri, yaitu Rafael Putra Pramudya. Karena rasa cintanya, Aurora meminta agar...