Bagian 31 (18+)

98K 2.8K 145
                                    

Author POV

Aurora tersenyum di dapur sambil mengecek tanggal di bulan ini. Tepat hari ini, dia dan Rafael menikah tahun lalu. Bukan awal yang mulus karena ada sedikit ujian yang mesti Aurora hadapi di dalam pernikahannya, tapi dia bersyukur karena mereka sama-sama telah menemukan kebahagiaan di dalam pernikahan ini.

Aurora sengaja bangun cukup pagi dari biasanya karena dia ingin memberi Rafael kejutan. Kemarin siang Aurora membeli kue berukuran kecil di toko kue langganannya. Ini akan menjadi hadiah pertama untuk suaminya.

Bibirnya sumringah begitu melihat Rafael yang masih tidur tengkurap. Suara dengkurannya terdengar, menandakan kalau dia masih sangat terlelap.

Dengan perlahan Aurora melangkah lalu duduk di pinggir ranjang. Dia meletakkan kue di atas meja samping tempat tidur sebelum tubuhnya merapat ke sisi Rafael.

Aurora mencium lembut pipi sang suami, dia berbisik tepat di telinga Rafael yang dia yakin akan bangun setelah ini.

"Happy anniversary, baby..." bisiknya. Dia terkikik pelan saat Rafael mulai menggeliat dalam tidur lalu membuka kelopak mata. Bisa dilihat kalau semalam tidurnya sangat pulas.

"Selamat hari pernikahan! Ayo dong kamu buruan bangunnya," seru Aurora. Rafael yang baru sepenuhnya sadar lantas tersenyum kecil. Dia mengubah posisi tubuhnya menjadi sedikit menyamping sebelum membuka tangan lebar-lebar sebagai tanda sebuah pelukan darinya.

Aurora dengan semangat masuk ke dalam pelukan Rafael dan menyamankan dirinya di sana. Bisa-bisanya mereka bermesraan di pagi buta seperti ini.

"Kamu semangat banget pagi-pagi ngucapin hari jadi kita, aku jadi pengen cium," godanya. Aurora menghentikan bibir Rafael yang hendak menciumnya. Sudut bibirnya terangkat untuknya.

"Ih kamu belum sikat gigi hehe, ayo buruan cuci muka dan sikat gigi. Habis itu kita makan kuenya," titah Aurora. Rafael mengangguk kecil, tapi sebagai gantinya dia mencuri satu ciuman di pipi sebelum bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka.

Aurora kembali terkikik, dia mengambil piring kue itu lalu memotongnya menjadi tiga bagian. Hari ini adalah hari spesial, dia dan Rafael harus merayakannya bersama-sama.

Lima menit kemudian, Rafael kembali dengan wajah yang lebih segar. Dia kembali naik ke atas ranjang lalu berbaring di kedua paha Aurora. Melihat suaminya yang tiba-tiba manja seperti Reivan, membuat Aurora menjadi gemas. Susah sekali melihat sisi menggemaskan Rafael, hanya momen-momen seperti ini yang bisa dia dapat.

"Mulai deh manja kayak Reivan. Ayo, kita makan kuenya dulu," ajak Aurora.

Rafael menatap istrinya dengan pandangan memuja. Aurora sangat cantik dan bercahaya, entah kenapa dulu dia tidak melihat pesona itu atau karena dia belum menyadarinya?

"Kamu cantik banget sih, Ra. Aku penasaran, masa gak ada cowok yang bener-bener deketin kamu selain Bima itu?"

"Eh, kok nanyanya gitu sih? Aku emang gak mau fokus sama cowok-cowok, Raf. Lagian juga Bima cuma temen kerja," bantahnya.

"Masa sih? Temen tapi demen sebenernya. Iya kan?" tudingnya, tapi Rafael hanya bercanda saja.

"Gak lah, gimana mau lirik cowok lain coba... Aku dari dulu cuma bisa mikirin kamu doang tau," sungutnya. Rafael tidak bisa menahan senyumnya lebih lama lagi, dia sangat senang mengetahui kalau Aurora hanya mencintainya bahkan sejak lama sekali.

"Bagus dong, kamu bolehnya sama aku aja. Gak boleh sama Bima," ucapnya. Aurora tertawa, karena gemas dia pun mencubit pipi Rafael.

"Ya udah, buruan makan kuenya. Bentar lagi Reivan bakal bangun tuh, aku mau ngurusin dia dulu," titah Aurora. Rafael dengan sigap duduk di samping sang istri sambil memegangi piring berisi kue yang telah dipotong tiga bagian. Dia menyuapi Aurora terlebih dahulu dan Aurora melakukan sebaliknya. Mungkin bagi sebagian orang, hari peringatan pernikahan tidak seberapa, tapi Aurora merasa ini adalah hari yang begitu spesial.

Menikah Tanpa Cinta [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang