Author POV
Tiga bulan kemudian
Satu Minggu sekali Rafael menyempatkan untuk berolahraga di rumah dibandingkan pergi ke Gym ataupun pusat olahraga lainnya. Paling kalaupun ia harus pergi, itu karena teman-temannya yang mengajak.
Hari ini seperti Minggu sebelumnya, Rafael kembali berolahraga di rumah. Di pagi hari dia melakukan lari pagi di sekeliling komplek, setelahnya ia akan melakukan beberapa gerakan untuk menjaga otot-otot di tubuhnya.
Rafael sudah terbiasa melakukan Push up, Sit up, Plank, ataupun angkat beban. Ia memang rajin melatih ototnya.
"Rafa? Kamu udah sarapan belum? Buk Inah bikin nasi uduk loh, enak banget."
Aurora menghampiri suaminya di halaman belakang rumah mereka. Rafael sedang melakukan push up, tubuhnya berkeringat sekali karena olahraga pagi-pagi begini.
Pria itu melirik istrinya seraya mengangguk kecil, dia masih fokus dengan gerakan olahraganya sehingga membuat Aurora mulai jenuh menunggui Rafael. Dia pun segera kembali ke dapur untuk melihat apa yang asisten rumah tangga buatkan untuk mereka.
"Ibuk bikin apa lagi nih?" Aurora dengan senyum lebarnya bertanya kepada Buk Inah. Wanita paruh baya itu tersenyum kecil, dia menunjukkan sepiring kue Pastri ke hadapan Aurora.
"Ibuk juga bikin kue buat Non Aurora sama Nak Rafael. Kemarin non ngidam pengen makan kue, kan? Jadi Ibuk ada ide buat bikin ini."
Aurora mengangguk senang, dia meraih piring berisi Pastri buatan Buk Inah. Wanita hamil itu lantas buru-buru duduk di kursi makan untuk segera mencicip kue buatan Buk Inah.
"Hmmm, enak buk! Rara udah kepengen dari kemarin akhirnya kesampean hehe," puji Aurora. Buk Inah kemudian berjanji akan membuatkan kue yang serupa apabila Aurora menyukainya.
"Non, ibuk mau pasar sebentar ya? Non Aurora ada mau nitip sesuatu?"
Aurora menggeleng pelan, untuk saat ini tidak ada yang dia inginkan.
Biasanya belanja mingguan seperti ini ia lakukan bersama Rafael, tapi sejak Aurora lebih sering merasa lelah berjalan-jalan, akhirnya Buk Inah yang diberi tanggung jawab untuk urusan dapur. Rafael dan Aurora percaya kepada Buk Inah.
Selepas itu, Rafael pun selesai dengan olahraganya. Rambutnya terlihat basah karena keringat di kepala. Sekujur tubuhnya juga mengkilap, tapi entah kenapa Aurora menyukai tampilan Rafael yang seperti itu.
"Mana nasi uduknya?" tanya Rafael sembari membuka kulkas dan mengambil minuman kaleng penambah energi. Aurora tersadarkan dari lamunan, dia menunjuk piring-piring makanan yang sudah disajikan Buk Inah di atas meja.
"Udah siap, tinggal dimakan. Kamu mau mandi dulu?"
Rafael menenggak habis minuman kaleng tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Dia mendekati Aurora dan hendak menciumnya, tapi sang istri buru-buru menolak.
"Gak, Raf! Kamu keringetan, aku gak mau dicium," tolaknya.
"Tumben, biasanya seneng kalo liat aku keringetan," balasnya penuh tanya. Pipi Aurora memerah malu, dia mulai salah tingkah padahal Rafael sama sekali tidak bermaksud menggodanya seperti tadi.
"Ehm kan kamu abis olahraga. Badan kamu bau keringet. Mending mandi dulu aja," jelasnya. Rafael tertawa kecil, dia dengan jahil tetap mencium pipi Aurora-- menyebabkan bulir keringat sedikit menempel di pipi istrinya.
"Duh, Rafael! Kan udah dibilangin jangan cium," rengeknya. Aurora buru-buru mengambil tisu lalu membersihkan pipinya yang terkena keringat suaminya itu sedangkan Rafael terlihat tertawa senang setelah menjahilinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Tanpa Cinta [TAMAT] REPOST
RomantizmSEKUEL DARI CINTA PRIA TUA DAN NAFSU PRIA TUA 18+ Aurora adalah seorang model cantik berumur 23 tahun yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada teman masa kecilnya sendiri, yaitu Rafael Putra Pramudya. Karena rasa cintanya, Aurora meminta agar...