Bagian 33

26.9K 1.9K 196
                                    

Author POV

Aurora kira terjadi sesuatu yang sangat mendesak sampai Salvia menelepon Rafael untuk meminta pertolongan, rupanya Salvia sempat diserempet oleh motor dan dia terjatuh ke atas trotoar sampai siku dan beberapa bagian tubuhnya luka dan cedera ringan.

Kini Aurora berdiri di depan ranjang pasien di UGD. Dia diam menatap Salvia yang entah kenapa sedikit bertingkah tidak biasanya. Wanita itu menangis, terlihat dari matanya yang sembab dan memerah. Entahlah apa yang menjadi alasan Salvia menangis seperti itu, tapi Aurora yakin bukan karena luka di tubuhnya.

"Kami kira kamu darurat banget, Via. Lagian kenapa kamu jalan-jalan sendirian gitu?" tanya Rafael. Dia sebenarnya kesal karena waktu bermesraan dengan Aurora terpaksa harus dipotong gara-gara Salvia, tapi Rafael tidak mungkin mengatakan kekesalannya.

"Maaf jadi ngerepotin kalian berdua. Aku kalut banget, aku gak ada tempat cerita dan aku malu buat telepon Aurora cuma untuk ungkapin keluh kesah aku. Seminggu lalu aku udah nyiapin barang-barang dan uang buat berangkat ke Jakarta, tapi Mama aku ngambil uangnya dan sampe hari ini dia gak pulang. Berhari-hari aku nyari Mama aku buat ngambil uang itu, tapi sampai detik ini gak ketemu," jelasnya panjang lebar. Aurora dan Rafael saling bertatapan, tidak disangka ternyata Salvia masih menderita sejak terakhir kali mereka melihatnya.

"Salvia, aku pernah bilang sama kamu kalo emang ada apa-apa kamu bisa telepon aku. Jangan sungkan gitu sama aku atau Rafael. Kita kan temen, aku pasti bantu kamu kalo emang kamu butuh bantuan," ujar Aurora. Dia dengan perasaannya yang mudah tersentuh lantas mendekati Salvia kemudian mendekapnya hangat.

Aurora selalu diajarkan untuk tidak pernah membenci orang yang pernah menyakiti atau membuatnya kecewa, untung saja dia tidak ada niatan jahat untuk menghancurkan hidup Salvia. Malah Aurora merasa bersalah karena mengambil Rafael darinya.

"Kamu udah lapor polisi tentang mama kamu?" tanya Rafael. Salvia melepaskan pelukan Aurora lalu menggeleng lemah. Dia tahu kalau kepolisian lamban mengerjakan laporan seperti ini apalagi Salvia bukan orang kaya, tentunya itu akan semakin sia-sia.

"Aku gak laporin ke polisi karena bakal percuma aja. Mama aku tuh gak mungkin kabur ke luar kota, aku yakin dia di Surabaya tapi gak tau di mana. Itu uang udah aku kumpulin setahun dan cukup buat merantau ke Jakarta tapi rupanya mama aku juga udah berencana ngambil uangnya."

"Kamu butuh berapa, Via? Aku gak bisa nolong nyari Mama kamu karena kota ini terlalu luas untuk nyari dia," tanya Rafael.

Salvia melirik Rafael maupun Aurora bergantian. Kedua manusia di depannya ini sangat beruntung karena mereka kaya dan saling mencintai. Salvia sangat sial sebab dia terjebak di sini sendirian. Dia tidak bisa menjual tubuhnya kepada pria dewasa seperti Haryo karena waktu itu Salvia pernah sekali ketahuan oleh istri Haryo sehingga dia tidak lagi berani bertingkah.

"Makasih banget, Rafa. Aku selalu ngerepotin kamu... Dari dulu," lirihnya. Dia kembali menundukkan kepala karena malu.

Aurora tersenyum kecil, dia meraih telapak tangan Salvia dan menggenggamnya erat. "Jangan bilang gitu, itu semua cuma masa lalu jadi gak perlu dikenang. Kami bantu kamu ke Jakarta, ya? Nanti kalo sudah sampe di sana, aku telepon temen aku buat jemput kamu dan nawarin kamu kerja. Aku liat, kamu cantik kok Via. Kalo jadi model pasti cocok, tapi emang gak semudah yang dikira sih. Tapi tenang aja, Bima orangnya baik. Nanti aku kenalin ya?"

Salvia mampu merasakan cahaya terang di masa depannya. Aurora benar-benar membawa sepercik harapan untuknya.

"Aku mau, Ra. Ya ampun, makasih banget!" Salvia mendekap Aurora untuk berterima kasih.

Rafael yang melihat hanya tersenyum kecil, dia dengan segera mengambil ponselnya di saku celana untuk mengirimkan uang kepada Salvia.

"Rekening kamu apa?" tanyanya. Salvia memberitahu Rafael nomor rekeningnya dan sekali lagi berterima kasih banyak kepada pasangan itu. Meski Salvia malu, tapi dia sangat bersyukur karena masih ada orang yang menolongnya sampai sejauh ini.

Menikah Tanpa Cinta [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang