Bagian 32

39.3K 2.1K 144
                                    

Author POV

Rumah terasa sepi tanpa Reivan di hari itu. Aurora dan Rafael baru saja tiba di rumah mereka setelah menitipkan Reivan di rumah keluarga Rafael untuk hari ini saja. Banyak kegiatan yang ingin mereka lakukan berdua di rumah, jadi Rafael tidak akan melewatkan kesempatan yang dia punya.

"Rasanya aneh banget sih kalo cuma berdua aja tanpa Reivan. Biasanya dia di sini," gumam Aurora dengan wajah yang sedikit tertekuk. Berbeda dengan Rafael yang sedari tadi tersenyum aneh, Aurora justru terlihat merana tanpa putranya hari ini.

"Udahlah, dia anteng kok sama Mama dan Papa. Kamu jangan khawatir, mending kita nikmatin hari berdua aja ya kan? Kapan lagi kita mesra-mesraan gini, mumpung Reivan jauh," balas Rafael dengan rasa tidak bersalahnya. Aurora sedikit mendengus, tapi tidak menolak saat Rafael membawanya ke sofa ruang keluarga.

"Ih kamu kok langsung manja gini sih? Katanya tadi mau bikin rencana kegiatan?" Aurora menahan bahu Rafael yang hendak mencumbunya. Dia masih ingat kalau Rafael berjanji akan melakukan kegiatan apapun bersamanya di rumah, jadi dia akan menagih janji itu.

"Apa sih pakek rencana kegiatan segala? Aku tadi cuma main-main aja, maksud aku kegiatan ya gini. Peluk-pelukan sama kamu terus ciuman," jawabnya spontan.

Aurora hendak merajuk, tapi tidak jadi dia lakukan ketika Rafael mencium lembut bibirnya. Suaminya itu selalu tahu apa yang Aurora suka dan dia selalu melakukannya dengan lembut. Aurora menyukai ciuman Rafael, satu hal yang menjadi poin penting kenapa Aurora begitu mencintai suaminya ini.

"Kamu pakek lipstick apa sih? Kok ada rasanya gitu? Jadi manis banget perasaan," tanya Rafael. Aurora terkikik geli, dia mengusap permukaan bibir sang suami yang terkena noda lipstick darinya.

"Padahal waktu itu kamu yang pilih buat aku, rasanya enak kan?"

"Iya sih, manis banget kayak muka kamu," godanya. Aurora bersemu merah, dia lekas memeluk Rafael demi menyembunyikan wajahnya yang malu karena berhasil dirayu oleh suaminya sendiri.

"Ih kamu mah gitu banget deh," balas Aurora.

Rafael tertawa, dia mendekap istrinya lalu memberinya kecupan-kecupan lainnya yang tentu saja tidak akan ditolak Aurora. Mereka masih punya waktu yang panjang untuk bersama-sama, jadi Rafael akan memanfaatkannya sebaik mungkin.

...

Siang hari itu.

"Wah wah cucu Oma lucu banget sih! Kamu umurnya tiga bulan tapi badannya gede banget, kebanyakan minum susu ya nak?" Carissa menggendong cucunya penuh sukacita. Sejak Rafael menitipkan Reivan di rumah, dia jadi melupakan hal lainnya. Carissa asyik menggendong dan menemani Reivan saja.

"Ma, liat kardigan punya Lia gak? Perasaan kemarin udah Lia simpen tapi kok gak ada ya di lemari?" Nathalia menghampiri Carissa di ruang keluarga untuk menanyakan perihal pakaian miliknya. Dia sudah menebak kalau Carissa pasti masih sibuk dengan cucu kesayangannya. Apakah ini adalah kutukan anak bungsu yang selalu tersingkirkan karena kehadiran cucu pertama?

"Mama gak tau, cek aja dulu lemari kamu," jawab Carissa masih dengan perhatiannya terhadap Reivan.

"Hmm, mama kalo udah ketemu Reivan jadi lupa segalanya deh. Beneran gak ada tapi Ma kardigan Lia," balasnya. Dia duduk di samping Carissa dan menyentuh pipi keponakannya tersebut.

"Ma, Lia mau pergi bareng Audrey ke mall. Lia boleh minta uang gak?" tanya Nathalia dan akhirnya Carissa menatapnya.

"Mau ngapain ke mall? Belanja lagi ya?"

Menikah Tanpa Cinta [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang