Part.XVIII<jeffrenian side>

454 62 1
                                    

Aku menatap gadis yang ada di depan ku. Sudah 4 hari aku mengunjungi kamar nya setiap hari. Dia sedang menjahit sesuatu di depan ku.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan?" Tanya vitanica tanpa menoleh

"Kau sadar?" Tanya ku balik

"Tangan ku panas merasakan tatapan tajam mu" jawab gadis itu membuat ku tersenyum tipis.

"Apa kau tahu? Hari ini kau.." muncul lagi dalam mimpi ku. Entah kenapa aku tak bisa menyelesaikan kalimat itu.

"Aku kenapa?" Tanya nya bingung

"Kau lebih diam dari biasanya" elak ku

"Aku terlalu fokus mengerjakan ini" jawab nya singkat.

Benar, rasanya berbeda. Gadis ini, tiba tiba berubah 180 derajat. Vitanica yang ada di mimpi sangat berbeda dengan nya yang sekarang.

Kira kira apa yang ku lewat kan? Seminggu yang lalu dia masih sama seperti biasanya. Tapi tiba tiba, mulai dari pengajuan pemutusan pertunangan, hingga sifat nya pun berbeda.

🀄🀄🀄

Debutante hall.

Kalau sesuai mimpi ku benar. Seharusnya kau takkan berdansa dengan ku sekarang. Dan perempuan itu akan muncul. Vitanica, apa kau.. juga mengetahui fakta tersebut.

.
.
.
.
.
.
.

"Kita harus kembali!"

"A-apa?"

"Kau harus kembali! Sekarang!"

Sepertinya benar. Perkiraan ku benar. Aku harus mencari tahu nya lebih dalam lagi.

"Kau sedang apa? Kenapa terburu buru?" Tanya ku mengorek lebih dalam

"Ada yang harus kau temui" jawab nya.

Itu dia! Dia tahu, kalau hari ini aku akan berdansa dengan gadis itu. Kenapa kau tahu? Apa kau juga mengalami mimpi yang sama?.

Lalu gadis berambut biru itu pun muncul. Seperti yang kulihat di mimpi ku, aku terpesona padanya. Mata ku melirik ke arah kalung yang dia pakai. Kali ini, aku mengenali nya, sihir yang dia pakai agar semua orang tertuju padanya.

Aku menatap ke arah vitanica dengan bingung saat merasakan tangan nya yang mendorong maju badanku.

"Anda bisa berdansa dengan nya"

Jangan. jangan katakan itu.

Entah kenapa, meski vitanica mengatakannya dengan senyuman. Tapi wajah nya membuatku tak ingin pergi. Ekspresi wajah itu membuatku 100 kali lebih khawatir di banding berdansa dan mendapat banyak informasi baru.

Kenapa kau menatap ku seperti itu? apa yang kau ketahui kedepan nya?. Aku kesal karena tak bermimpi lebih lama dan lebih banyak. Tatapan mu.. seakan kau tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

"Anda juga bisa memberinya ini"

Aku sedikit terkejut ketika dia mencopot tiaranya. Bagaimana bisa dia mencopot nya? Dan bagaimana bisa kau menyerahkan nya dengan wajah tersakiti begitu.

Aku membenci nya. Wajah itu. Ekspresi itu. Entah sejak kapan, mata dan hati ini terus menerus menginginkan senyuman mu. Tangan ku terkepal dengan keras. Aku tahu, aku harus berdansa dengan gadis itu agar bisa mendapat lebih banyak informasi.

Turn Back Time ; The Fallen KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang