Maaf buat telat postnya ya semuaa:'))
Haloo~
Assalamualaikum, apa kabar?
Masihkan ada yang nunggu cerita ini update?
Jangan bosen baca cerita ini yaa, vote/comment kalau kalian suka cerita ini ^^Lagi-lagi aku lama banget update nyaa, biasalah, faktor malas hehe..
Dan ada kegiatan di dunia nyata juga yang harus aku prioritaskan (aseeek, sok sibuk.)Tau nggak sih? Aku lagi suka drama thailand yang genre boys love yang judulnya 2gether the series, telat banget emang nontonnya, dramanya dah ada dari kapan tau padahal :'v tapi aku baper banget sama Tine dan Sarawat di tu drama :')) puas banget dan mau cuss nonton still 2gether lanjutan dari season pertama :'v AKU JATUH CINTA SAMA BRIGHT!! XD
Aku juga lagi seneng dengerin lagu Sia yang judulnya snowman, dan lagu baru BTS yang judulnya Butter :'3 enak banget sumpah ༎ຶ‿༎ຶ
Udahlah gitu ajah..
Happy reading ❣️
🦋🦋🦋
"Masihkah ada kesempatan untukku menikmati hidup, di dunia yang katanya indah, namun berselimutkan kejam yang membuat gundah ini?
Karena hatiku masih yakin, angan yang selama ini ku lukis dalam ingatan, suatu saat pasti akan menjadi nyata. Tawaku tak lagi tertutup luka, candaku tak lagi dirundung duka."🦋🦋🦋
"Padahal lebih cantik rambut panjang loh, kenapa malah dipotong?"
Hina kehilangan kata-kata, bulu kudungnya merinding mendengar suara yang menyapa telinganya tersebut. Refleks, Hina segera melempar ponselnya ke arah sofa, berjerit kecil ketakutan dengan dada berdebar kencang.
Mata Hina membulat sempurna, menatap ponselnya yang masih menyala dan menampilkan panggilan itu masih tersambung. Tangannya mulai gemetar, kepalanya kosong, rasa takut semakin besar dalam dadanya.
Siapa laki-laki itu? Dan darimana ia tahu Hina memotong rambutnya?
Beberapa saat kemudian, panggilan tersebut terputus, menyisakan layar ponsel Hina yang menghitam, dan keheningan yang menyelimuti gadis berambut hitam itu sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manuskrip Perjalanan Hati
Spiritual⛔Nggak perlu baca cerita ini kalau menurutmu cuma buang-buang waktu⛔ [18+] HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN Sinopsis: Hinari dan Ihsan seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Kepribadian mereka bertolak belakang, logika mereka tak sejalan, impian h...