Tanpa terasa, waktu berjalan begitu cepatnya. Chika sampai tidak sadar jika seharian ini Chika benar-benar meninggalkan aktivitasnya hanya untuk menghabiskan waktu bersama Zahran bahkan sampai hampir senja.
.
Sebenarnya, tidak banyak kegiatan yang mereka lakukan lantaran waktu mereka pasti habis dijalan. Namun, perjalanan mereka sama sekali tak membosankan.
.
Chika sendiri heran mengapa situasinya bisa menjadi cair seperti ini. Padahal diawal tadi, sepatah katapun rasanya sulit untuk Chika lontarkan.
.
Mungkin, ini terjadi karena Zahran juga lebih mengimbangi. Sejak tadi, pria itu berusaha untuk lebih banyak bercerita. Baiklah, sepertinya mereka sudah benar-benar berdamai.
.
"Bapak langsung pulang kan? Atau mau mampir dulu?"
.
Zahran menanggapinya dengan sedikit senyum. Manis sekali.
.
"Lain waktu ya, Chik. Pekerjaan saya pasti sudah ngantri, hehe. Jangan lupa belajar, dua minggu lagi ujian akhir."
.
Chika mengangguk tanda mengerti kemudian turun dari mobil Zahran.
.
"Take care ya, Pak."
.
"Pak cuma berlaku buat dikampus saja, ya. Kalau diluar, saya ini laki-laki spesial di hati kamu kan? Eh, spesial bukan nih? Saya masih dua puluh lima tahun, lho."
.
Chika tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. Mungkin saat ini, pipinya juga sudah semerah tomat.
.
"Iya, Mas! Iya!" Ucapnya sebal.
.
"Ya sudah, saya jalan dulu ya. Salam buat mama sama adik kamu. Have a great rest, Dear."
.
Lutut Chika terasa lemas seketika. Ah, jantungnya.
.
Saat Chika hendak masuk ke rumah, Chika merasakan ponselnya bergetar.
.
"ASTAGA MIRA!" Seru Chika sambil menepuk jidatnya.
.
"58 messages from Mira."
.
Sambil menggigit bibir bawahnya, Chika lantas membuka pesan-pesan dari yang dikirimkan Mira.
.
"Woy, Chik! Lo kalau dendam sama kejadian tadi pagi ya nggak begini juga!"
.
"Tega banget lo biarin gue gak bisa masuk kosan padahal gue habis kehujanan!"
.
"Gue jadi maling baju tetangga kan gara-gara kunci kosan gue masih lo bawa!"
.
Tawa Chika pecah seketika itu juga.
.
"Ya ampun, Mir. Sorry ya kunci kosan lo malah kebawa sama gue. Lagian kenapa lo gak langsung kesini aja kalau tahu kunci lo masih sama gue? Pake maling baju tetangga pula."
.
Bukannya merasa bersalah, Chika malah mengomeli Mira sesaat setelah sampai di rumah Gracia.
.
Benar saja, setelah membaca pesan-pesan dari Mira, Chika langsung bersih-bersih dan meluncur ke rumah Gracia, di sana juga Shani.
.
Chika sendiri heran, kenapa Mira harus jauh-jauh ke tempat Gracia untuk sembunyi karena habis maling jemuran? Padahal, dia bisa minta kunci cadangan kepada ibu kosnya dan masuk ke kosan dengan aman.
.
"Lama-lama gue ngeri sama kalian deh. Kalau berantem larinya ciuman, kalau baikan larinya kerjain anak orang."
.
"Eh seriusan, Chik? Gimana rasanya?" Tanya Gracia penasaran.
.
Chika memutar bola matanya malas. Astaga, apa teman-teman Chika tidak ada yang waras sedikit?
.
"Berisik ah lo pada!" Gerutu Chika sebal.
.
"Oh iya, Chik. Lo udah denger belum kalau fakultas kedokteran bakal ada event besar-besaran bulan depan?"
.
"Iya, dalam rangka ulang tahun fakultas kan, Shan?"
.
Shani mengangguk.
.
"Emang event besarnya apa? Paling juga acaranya sama kaya tahun kemarin."
.
Chika memang tidak terlalu tertarik dengan hal-hal seperti itu.
.
"Beda, Chik! Lo tahu gak apa yang special? Tahun ini fakultas kita bakal ngundang salah beberapa dokter dari Rumah Sakit Edelweiss buat ngisi acara seminar!" Shani menjelaskan dengan antusias.
.
"Serius? Lo gak lagi nyebar hoaks kan, Shan?"
.
Chika memang kurang percaya. Pasalnya, Rumah sakit itu adalah salah satu cabang rumah sakit terbaik di Singapura yang berdiri di Jakarta.
.
"Serius, tapi itu belum final. Anak-anak BEM lagi berusaha ngelobi mereka soalnya ada dokter dari singapuranya langsung. Jadi rada susah cari jadwal kosongnya."
.
Chika mengangguk tanda mengerti.
.
"Tapi, gue ada info menarik yang wajib lo tahu sebelum melangkah lebih jauh sama Pak Zahran."
.
"Info apa, Shan?" Kali ini, Mira ikut bersuara.
.
"Wah, info tentang apa tuh, Shan?" Gracia pun ikut penasaran.
.
"Katanya, Pak Zahran dulu pernah jadi dokter disana. Dan entah ada masalah apa, dia dipecat. Tapi dari yang gue dengar, dia terlibat kasus pembunuhan gitu."
.jadi, siapakah Pak Zahran yang sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Jatuh Hati
Romance"Beri aku satu alasan. Kenapa? Kenapa kamu masih mau bertahan setelah apa yang terjadi diantara kita?" -Chika . "Aku cuma mau kamu percaya bahwa aku bukan pembunuh mama kamu." -Zahran