13

611 73 1
                                    

Tanpa terasa, waktu berjalan begitu cepatnya. Chika sampai tidak sadar jika seharian ini Chika benar-benar meninggalkan aktivitasnya hanya untuk menghabiskan waktu bersama Zahran bahkan sampai hampir senja.
.
Sebenarnya, tidak banyak kegiatan yang mereka lakukan lantaran waktu mereka pasti habis dijalan. Namun, perjalanan mereka sama sekali tak membosankan.
.
Chika sendiri heran mengapa situasinya bisa menjadi cair seperti ini. Padahal diawal tadi, sepatah katapun rasanya sulit untuk Chika lontarkan.
.
Mungkin, ini terjadi karena Zahran juga lebih mengimbangi. Sejak tadi, pria itu berusaha untuk lebih banyak bercerita. Baiklah, sepertinya mereka sudah benar-benar berdamai.
.
"Bapak langsung pulang kan? Atau mau mampir dulu?"
.
Zahran menanggapinya dengan sedikit senyum. Manis sekali.
.
"Lain waktu ya, Chik. Pekerjaan saya pasti sudah ngantri, hehe. Jangan lupa belajar, dua minggu lagi ujian akhir."
.
Chika mengangguk tanda mengerti kemudian turun dari mobil Zahran.
.
"Take care ya, Pak."
.
"Pak cuma berlaku buat dikampus saja, ya. Kalau diluar, saya ini laki-laki spesial di hati kamu kan? Eh, spesial bukan nih? Saya masih dua puluh lima tahun, lho."
.
Chika tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. Mungkin saat ini, pipinya juga sudah semerah tomat.
.
"Iya, Mas! Iya!" Ucapnya sebal.
.
"Ya sudah, saya jalan dulu ya. Salam buat mama sama adik kamu. Have a great rest, Dear."
.
Lutut Chika terasa lemas seketika. Ah, jantungnya.
.
Saat Chika hendak masuk ke rumah, Chika merasakan ponselnya bergetar.
.
"ASTAGA MIRA!" Seru Chika sambil menepuk jidatnya.
.
"58 messages from Mira."
.
Sambil menggigit bibir bawahnya, Chika lantas membuka pesan-pesan dari yang dikirimkan Mira.
.
"Woy, Chik! Lo kalau dendam sama kejadian tadi pagi ya nggak begini juga!"
.
"Tega banget lo biarin gue gak bisa masuk kosan padahal gue habis kehujanan!"
.
"Gue jadi maling baju tetangga kan gara-gara kunci kosan gue masih lo bawa!"
.
Tawa Chika pecah seketika itu juga.
.
"Ya ampun, Mir. Sorry ya kunci kosan lo malah kebawa sama gue. Lagian kenapa lo gak langsung kesini aja kalau tahu kunci lo masih sama gue? Pake maling baju tetangga pula."
.
Bukannya merasa bersalah, Chika malah mengomeli Mira sesaat setelah sampai di rumah Gracia.
.
Benar saja, setelah membaca pesan-pesan dari Mira, Chika langsung bersih-bersih dan meluncur ke rumah Gracia, di sana juga Shani.
.
Chika sendiri heran, kenapa Mira harus jauh-jauh ke tempat Gracia untuk sembunyi karena habis maling jemuran? Padahal, dia bisa minta kunci cadangan kepada ibu kosnya dan masuk ke kosan dengan aman.
.
"Lama-lama gue ngeri sama kalian deh. Kalau berantem larinya ciuman, kalau baikan larinya kerjain anak orang."
.
"Eh seriusan, Chik? Gimana rasanya?" Tanya Gracia penasaran.
.
Chika memutar bola matanya malas. Astaga, apa teman-teman Chika tidak ada yang waras sedikit?
.
"Berisik ah lo pada!" Gerutu Chika sebal.
.
"Oh iya, Chik. Lo udah denger belum kalau fakultas kedokteran bakal ada event besar-besaran bulan depan?"
.
"Iya, dalam rangka ulang tahun fakultas kan, Shan?"
.
Shani mengangguk.
.
"Emang event besarnya apa? Paling juga acaranya sama kaya tahun kemarin."
.
Chika memang tidak terlalu tertarik dengan hal-hal seperti itu.
.
"Beda, Chik! Lo tahu gak apa yang special? Tahun ini fakultas kita bakal ngundang salah beberapa dokter dari Rumah Sakit Edelweiss buat ngisi acara seminar!" Shani menjelaskan dengan antusias.
.
"Serius? Lo gak lagi nyebar hoaks kan, Shan?"
.
Chika memang kurang percaya. Pasalnya, Rumah sakit itu adalah salah satu cabang rumah sakit terbaik di Singapura yang berdiri di Jakarta.
.
"Serius, tapi itu belum final. Anak-anak BEM lagi berusaha ngelobi mereka soalnya ada dokter dari singapuranya langsung. Jadi rada susah cari jadwal kosongnya."
.
Chika mengangguk tanda mengerti.
.
"Tapi, gue ada info menarik yang wajib lo tahu sebelum melangkah lebih jauh sama Pak Zahran."
.
"Info apa, Shan?" Kali ini, Mira ikut bersuara.
.
"Wah, info tentang apa tuh, Shan?" Gracia pun ikut penasaran.
.
"Katanya, Pak Zahran dulu pernah jadi dokter disana. Dan entah ada masalah apa, dia dipecat. Tapi dari yang gue dengar, dia terlibat kasus pembunuhan gitu."
.

jadi, siapakah Pak Zahran yang sebenarnya?

Tentang Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang