34

536 76 2
                                    

Gito menatap horor seseorang yang kini sedang berbaring di sofa miliknya sambil senyum-senyum sendiri.

Setelah beberapa hari Gito hanya bisa merasakan ketegangan dalam diri Zahran, akhirnya, hari ini, pria itu kembali tersenyum lagi.

Sebenarnya, Gito kesal setengah mati kepada Zahran yang sampai sekarang masih berurusan dengan Fiony. Namun, yang namanya saudara, Gito tidak bisa membenci Zahran begitu saja.

Gito berusaha menghormati keputusan Zahran. Dan betapa terkejutnya pria itu saat Zahran menceritakan semua yang terjadi kepada Fiony

Gito sendiri ikut prihatin dengan apa yang dialami oleh Fiony. Wajar saja jika Zahran rela hubungannya dengan Chika harus dikorbankan. Fiony memang sedang butuh orang untuk membantunya bangkit.

"Lo kenapa senyum-senyum sendiri? Balikan sama Chika?" Sindir Gito dengan nada meledek.

Zahran enggan menjawab pertanyaan Gito. Pria itu lebih senang untuk mengingat kejadian tadi siang. Kejadian dimana dirinya bisa duduk berdua dengan Chika dalam agenda makan siang bersama.

Meski Chika terlihat kesal juga irit bicara karena hukuman tersebut sama sekali tidak masuk akal, Zahran tetap menikmatinya.

"Kamu tahu? Saat ini, saya sedang merindukan seseorang. Tapi berkat kamu, rasa rindu saya terobati. Setidaknya, meski hubungan kami sudah berakhir, saya percaya orang yang saya rindukan, pasti juga sedang merindukan saya"

Perasaan Zahran tiba-tiba menghangat ketika dirinya kembali mengingat bagaimana pipi Chika merona setelah kalimat itu terucap.

"Lo kalau masih senyum-senyum begitu, lo mendingan pergi deh! Merinding gue lihatnya!"

Zahran hanya tertawa pelan kemudian berjalan mendekat ke meja kerja Gito.

"Iya-iya sorry. Jadi gimana, Bang? Ada kabar apa soal Fiony?"

Ya, sebenarnya kedatangan Zahran kemari adalah untuk mendengar kabar tentang Fiony.

"Kata Dokter Manda, Fiony udah siap untuk dipertemukan sama Aji. Lo atur deh gimana caranya biar Aji mau datang kesini"

Untuk kesekian kali, Zahran kembali tersenyum.

"Chik, setelah ini aku akan segera melamarmu" Ucap Zahran dalam hati.

































Hari itu, usai Zahran mendengar semua cerita dari Yoga, Zahran langsung meminta Yoga untuk menemui Fiony dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Yoga sendiri menyesal karena secara tidak langsung, Yoga berhasil menghancurkan mental Fiony.

"Fiony"

Baru satu kata yang terucap, tubuh Fiony sudah bergetar hebat. Ingatan kejadian kelam itu kembali terbayang. Padahal, Fiony sudah berupaya untuk tegar.

"Pergi, Ga! Gue gak butuh kehadiran lo disini!"

Cairan bening mulai membasahi pipi Fiony.

"Gue minta maaf. Tapi, sesakit apapun faktanya, gue rasa, lo berhak tahu semuanya"

Fiony masih terisak.

"Kenapa? Lo mau bilang lo pelakunya? Dan setelah itu, lo minta maaf dan berjanji akan tanggung jawab atas perbuatan lo?"

Yoga menarik napas dalam-dalam lalu mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Benar saja, setelah mendengar kesaksian Yoga tentang siapa sang pelaku sebenarnya, juga tentang perceraian palsu antara dirinya dan Aji, Fiony langsung depresi.

Terkadang, Fiony hanya diam dan menangis. Namun beberapa saat setelahnya, Fiony bisa sangat tempramental. Bahkan beberapa kali, Fiony berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri.

Menyadari hal tersebut, Zahran langsung menghubungi Dokter Manda, pskiater yang sangat berjasa dalam hidupnya dulu untuk membantu menstabilkan kondisi Fiony.

Namun, Dokter Manda berpesan, Zahran tidak boleh ikut mendampingi Fiony selama masa terapi.

Katanya, kehadiran Zahran hanya akan menghambat proses pemulihan Fiony jika itu menyangkut tentang Aji. Dan selama ini, Gito lah yang memantau kondisi Fiony.

"Yaudah, gue coba hubungi Aji dulu, Bang. Thanks banget ya buat bantuan lo selama ini."

Zahran bangkit dari duduknya kemudian memberi pelukan kecil kepada Gito.

"Iya. Pokoknya, kalau lo sampai bikin ulah lagi setelah ini, gue gak akan mau bantu!"

"Oh iya, soal Chika, lo buruan deh kelarin masalah lo sama dia sebelum diambil orang. Inget, dia itu cantik, calon dokter, jomblo lagi, pasti banyak tuh yang ngincer"

Zahran hanya tertawa menanggapinya.

"Termasuk lo kan, Bang?"

~~~

pdhl chikanya udh sm sy😝





pagi-pagi up😌

Tentang Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang